Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Jika ada satu orang pemain yang kelewat pantas untuk memenangi Ballon d'Or 2020, ia adalah Robert Lewandowski.
ADVERTISEMENT
Penyerang Bayern Muenchen ini sebenarnya tak peduli-peduli amat dengan gelar tersebut. Barangkali percuma ia berdiri di atas podium sambil menggendong trofi emas, tetapi timnya gagal menutup musim dengan selebrasi ala kampiun.
Akan tetapi, penghargaan individu juga bukan persoalan sepele bagi Lewandowski. Terlepas dari pendapatnya soal anugerah tersebut, 45 gol untuk Bayern di seluruh kompetisi 2019/20 adalah takaran yang membuat Lewandowski pantas diganjar gelar pemain pria terbaik versi France Football itu.
"Saya datang ke malam penganugerahan Ballon d'Or Desember lalu. Kita lihat saja. Saya selalu berusaha menunjukkan versi terbaik saya, memenangi trofi, dan mencetak lebih banyak gol," jelas Lewandowski kepada France Football, dilansir Goal.
"Akan tetapi, hasil terpenting dari seluruh upaya tersebut adalah trofi buat tim. Saya tidak memikirkan tentang Ballon d'Or walaupun selama hidup, saya percaya apa pun bisa terjadi," tutur Lewandowski.
ADVERTISEMENT
Percaya atas apa pun yang bisa terjadi. Lewandowski tidak sedang bercanda dengan ucapannya. Di usia 31 tahun, Lewandowski malah spektakuler.
Ia bahkan ada di jalur yang tepat untuk menyamai atau bahkan melampaui pencapaian terbaiknya sendiri. Ini berkaitan dengan kontribusi langsung Lewandowski dalam 50 gol Bayern di semua kompetisi musim ini.
Jika dirinci, catatan tersebut akan menjadi 45 gol dan lima assist. Pencapaian terbaik Lewandowski ada di musim 2016/17 kala terlibat langsung dalam 51 gol untuk Bayern.
Barangkali upaya yang masih ada di tahap 'hampir berhasil' itu yang membuat Lewandowski berpikir bahwa ia belum ada di performa terbaiknya. Menang atas diri sendiri adalah sebenar-benarnya kemenangan.
"Saya belum ada di periode terbaik dalam karier saya. Sebentar lagi saya akan ada di sana. Akan tetapi, torehan-torehan gol dan assist tadi cuma angka. Saya percaya momen terbaik dalam karier saya akan segera datang," jelas Lewandowski.
ADVERTISEMENT
"Toh, kontrak saya bersama Bayern sekarang bukan kontrak terakhir saya. Saya ingin bermain lebih lama dan tetap menjadi penyerang tajam," tutur Lewandowski.
Tak melempem meski menua, seperti itulah Lewandowski.
Ketajaman Lewandowski adalah hasil kawin silang antara kemampuan individunya sebagai pemain dan kecocokan taktik flicki-flaka ala Hansi Flick. Bayern menjadi lebih hidup saat menyerang dan solid ketika bertahan.
Jika Bayern sempat disebut-sebut tak punya harapan saat dilatih Niko Kovac bisa bangkit lagi dengan gegenpressing khas Jerman yang terakhir kali terlihat pada era Jupp Heynckes, bukan tak mungkin performa Lewandowski akan tetap ada di puncak dalam beberapa tahun ke depan.
"Agustus nanti, saya merayakan ulang tahun ke-32, tetapi bukan berarti saya langsung merasa karier saya bakal habis di usia ini. Saya bukan hanya ingin di puncak dalam dua atau tiga tahun terakhir, saya ingin lebih lama," kata Lewandowski.
ADVERTISEMENT
Ada banyak cara yang bisa dilakukan para pemain untuk memiliki karier yang panjang. Cerita tentang para pesepak bola yang tetap menggila di atas lapangan bukan omong kosong.
Lihatlah Ryan Giggs yang bisa tetap bermain hebat sampai usia 41 tahun. Ganjaran itu didapat Giggs karena ia telaten betul merawat diri dengan mengontrol asupan makanan dan rutin melakukan yoga.
Kalau mau melihat contoh terkini, ya, Cristiano Ronaldo. Usianya sudah 35 tahun, tetapi masih menjadi rebutan tim-tim raksasa. Manusia yang satu ini bahkan seperti tidak pernah berhenti mempertontonkan kehebatannya.
Ingat gol sundulannya ke gawang Sampdoria dengan menjangkau bola yang berjarak 2,56 meter dari tanah? Gol macam itu pada akhirnya hanya membuat pelatih lawan mengutuk sekaligus memuji.
ADVERTISEMENT
Ronaldo tak akan bisa melakukannya tanpa ketelatenan menjaga kualitas fisik dengan benar-benar disiplin. Barangkali jika melihatnya secara langsung kita mencibirnya sebagai gym freak yang hidup dengan cara membosankan.
Bagaimana tidak membosankan kalau makanan yang disantap itu-itu saja? Kalau tidak ikan, ya, ayam. Itu pun tidak boleh digoreng. Junk food? Matthew Le Tissier dan Paul Gascoigne bisa-bisa bakal bersorak kegirangan jika mengetahui Ronaldo mencicipinya.
Segala macam kedisiplinan tersebut tentu dipadukan dengan relevansi permainan di usia tua. Alih-alih tampil sebagai winger liar, Ronaldo kini bermain sebagai striker mematikan.
Lewandowski pun demikian. Ketaatan untuk merawat fisik adalah syarat mutlak untuk memiliki karier yang panjang.
Ia mesti patuh betul-betul pada perhitungan gizi yang dibuat oleh tim yang menanganinya. Misalnya, Lewandowski tidak makan yang berat-berat seperti daging, pasta, apalagi nasi di hari pertandingan.
Daftar makanan itu juga dibuat dengan mempertimbangkan sejumlah hal: Kapan ia bertanding, jam berapa pertandingan tersebut, atau kira-kira ia bermain berapa lama.
ADVERTISEMENT
"Makan nasi atau pasta bisa memberikan energi besar dalam waktu yang sebentar, tetapi kamu tidak akan mendapatkan apa pun dalam waktu panjang," jelas Lewandowski.
"Masalahnya, kan, sulit mencetak gol jika kelelahan. Sembilan puluh persen gol itu adalah pekerjaan otak sehingga gol dipengaruhi oleh level konsentrasimu. Kalau lelah, kita jadi lebih lambat berpikir."
"Dalam kotak penalti, kita cuma punya waktu 0,1 atau 0,2 detik untuk mengambil keputusan. Itulah sebabnya setiap pemain harus datang ke sesi latihan. Tidak ada tempat yang membuatmu bisa memiliki pergerakan dan tembakan secara otomatis," tutur Lewandowski.
"Mau kaki kiri atau kanan atau kepala, semua harus dilatih. Jika sudah ada di momentum, harus siap. Bahkan kita tidak boleh berpikir lagi, pokoknya lakukan saja," pungkas Lewandowski.
ADVERTISEMENT
====
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona. Yuk, bantu donasi atasi dampak corona!