Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Kepergian Eden Hazard meninggalkan tanda tanya besar: Siapa yang bakal menggantikan perannya yang vital di lini serang Chelsea?
ADVERTISEMENT
Pertanyaan itu tidak berlebihan karena pada Premier League 2018/19 saja, penggawa asal Belgia itu berkontribusi langsung dalam 31 gol Chelsea. Bila dirinci, ia mencetak 16 gol dan 15 assist.
Kepergian Hazard seperti menambah panjang daftar masalah Chelsea. Jangan lupa bahwa 'The Blues' dilarang mendatangkan pemain baru dalam dua jendela transfer. Entahlah bakal seperti apa upaya banding mereka kepada Badan Arbitrase Olahraga (CAS). Yang jelas, FIFA sudah menolak permohonan banding Chelsea.
Skenario terburuk, Christian Pulisic bakal menjadi satu-satunya wajah baru di Chelsea. Solusi lainnya, ya, memulangkan pemain-pemain yang dipinjamkan ke klub lain.
Maurizio Sarri yang dikabarkan juga bakal meninggalkan Chelsea menjadi penghalang lain saat mereka menatap musim 2019/20. Pelatih yang mempersembahkan gelar juara Liga Europa 2018/19 untuk Chelsea ini disebut-sebut bakal menjadi suksesor Massimiliano Allegri di Juventus. Tak heran jika tagar #RIPChelsea marak di dunia maya.
ADVERTISEMENT
Sejak awal, kedatangan Pulisic dikait-kaitkan dengan kepergian Hazard. Pemuda asal Amerika Serikat itu disebut-sebut bakal menjadi pengganti yang sepadan untuk Hazard.
Tapi, ada baiknya untuk tidak menelan mentah-mentah spekulasi tersebut. Dilihat dari posisi saja, ada perbedaan antara Pulisic dan Hazard. Jika tidak bermain sebagai false-nine, Hazard akan diserahi tugas sebagai sayap kiri. Sementara, Pulisic lebih nyetel ketika diserahi tugas di pos sayap kanan meski pernah bermain sebagai sayap kiri.
Pertanyaan selanjutnya, jika Pulisic memang tidak bisa menjadi pengganti Hazard apakah Chelsea melakukan keputusan transfer yang keliru? Jawaban terbaik untuk pertanyaan ini hanya bisa dilihat saat kompetisi sudah berlangsung--tentunya dengan menyaksikan performa Pulisic.
Namun secara konsep, tak ada yang salah dengan keputusan transfer itu. Bagaimanapun, tugas Pulisic bukan menggantikan Hazard, tapi menjadi pemain yang tepat bagi Chelsea. Untuk menjadi pemain yang tepat bagi Chelsea tidak melulu bisa dilakukan dengan menjadi pengganti Hazard.
ADVERTISEMENT
Meski Pulisic dan Hazard memiliki perbedaan, keduanya juga mempunyai kesamaan. Baik Pulisic dan Hazard sama-sama bisa diandalkan sebagai kreator serangan dengan memanfaatkan kualitas dribelnya.
Perbaikan lini serang merupakan kebutuhan yang mesti dipenuhi Chelsea sebelum menjalani musim kompetisi 2019/20. Di antara enam tim teratas Premier League 2018/19, torehan gol Chelsea menjadi yang paling sedikit: 63 gol.
Perbandingannya, Manchester City mencetak 95 gol, Liverpool mengoleksi 89 gol, Tottenham Hotspur mengemas 67 gol, Arsenal merengkuh 73 gol, sementara Manchester United membukukan 65 gol.
Yang dibutuhkan untuk menambah pundi-pundi gol bukan hanya eksekutor, tapi juga kreator gol. Kemampuan dribel Pulisic bisa dimanfaatkan untuk mengemban tugas ini.
Catatan statistik Whoscored menunjukkan bahwa Pulisic menjadi pemain kedua yang paling sering melakukan upaya dribel di Borussia Dortmund di Bundesliga 2018/19: 82 upaya dribel--dengan rataan dribel sukses dua dribel per laga. Di posisi puncak, ada Jadon Sancho yang membuat 187 upaya dribel dengan rataan 3,3 dribel sukses per pertandingan.
ADVERTISEMENT
Tapi, jarak yang lebar itu juga dipengaruhi oleh menit bermain Sancho dan Pulisic. Sancho turun dalam 34 laga di Bundesliga musim lalu, sementara Pulisic hanya bermain 20 kali.
Dribel dibutuhkan Chelsea untuk membangun serangan, terutama ketika dilatih oleh Sarri. Arsitek taktik asal Italia ini mengutamakan fluiditas lini serang dalam manuver-manuver ofensif. Sarri juga mementingkan penguasaan bola yang tinggi dalam setiap laga supaya bisa mengurangi kesempatan lawan untuk mengendalikan bola sesering mungkin.
Belum bisa dipastikan apakah Sarri akan bertahan atau tidak. Kalaupun ia benar-benar pergi dari Chelsea, siapa penggantinya juga belum bisa diterka. Namun, fluiditas serangan adalah perkara penting bagi tim siapa pun yang menjadi pelatih.
Hazard juga berulang kali menjadi nyawa yang menjamin fluiditas serangan Chelsea lewat aksi-aksi dribelnya. Whoscored merangkum, Hazard membukukan 203,5 upaya dribel pada Premier League 2018/19, dengan persentase dribel sukses mencapai 68,97%.
ADVERTISEMENT
Jumlah dribel suksesnya di Premier League musim lalu terbanyak dibandingkan kawan-kawannya. Tak mengherankan jika ada begitu banyak gol dan assist Hazard yang dimulai dari aksi dribelnya. Kesimpulan sederhananya, Hazard sanggup menjadi pemain vital bagi lini serang Chelsea karena mampu menjamin fluiditas serangan timnya.
Selama menjadi penggawa The Blues, Hazard membuktikan bahwa ia tak cuma piawai menjadi eksekutor, tapi juga kreator gol. Berangkat dari sini, kehilangan fluiditas serangan akibat kepergian Hazard menjadi ancaman menakutkan bagi Chelsea.
Maka, tak ada cara yang lebih baik bagi Pulisic untuk mendapatkan tempat di Chelsea selain membuktikan bahwa ia bisa mengelakkan Chelsea dari ancaman tersebut. Kesanggupan itulah yang bakal membuatnya menjadi pemain yang tepat bagi Chelsea walau ia tak bisa menendang Hazard keluar dari ingatan publik Stamford Bridge.
ADVERTISEMENT