Taktik Solskjaer di Mata Pogba: Lebih Jelas, Lebih Memudahkan

18 Januari 2019 15:23 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pogba dan Solskjaer merayakan kemenangan Manchester United. (Foto: Reuters/Jason Cairnduff)
zoom-in-whitePerbesar
Pogba dan Solskjaer merayakan kemenangan Manchester United. (Foto: Reuters/Jason Cairnduff)
ADVERTISEMENT
Sudah bukan rahasia lagi jika Manchester United di bawah asuhan Ole Gunnar Solskjaer adalah Manchester United yang berbeda jika dibandingkan dengan era kepelatihan Jose Mourinho.
ADVERTISEMENT
Sedari awal pun itu sudah terlihat, tepatnya saat United melibas Cardiff City 5-1. Pertandingan itu adalah yang pertama bagi Solskjaer sebagai pelatih interim United. Keberhasilan mencetak lima gol itu menjadi krusial karena setelah Sir Alex Ferguson pensiun, United sama sekali belum pernah mencetak lima gol atau lebih dalam satu pertandingan. Maka, komparasi antara Solskjaer dan Ferguson pun jadi tak terhindarkan.
Laga melawan Cardiff itu tak cuma jadi momen peluncuran ulang Manchester United, melainkan jadi ajang kelahiran kembali bagi sang bintang, Paul Pogba. Pogba yang dibeli dari Juventus sebagai pesepak bola termahal dunia itu memperkenalkan ulang dirinya dengan mencatatkan dua assist.
Setelah itu Pogba kian menggila. Dalam empat pertandingan berikutnya dia mampu mencatatkan empat gol dan empat assist tambahan. Dengan demikian, pemain 25 tahun itu sudah berkontribusi atas terciptanya 10 dari total 17 gol yang dicetak United pada masa Solskjaer.
ADVERTISEMENT
Paul Pogba, pemain Manchester United. (Foto: Reuters/Jason Cairnduff)
zoom-in-whitePerbesar
Paul Pogba, pemain Manchester United. (Foto: Reuters/Jason Cairnduff)
Pogba sebelumnya sudah pernah bicara soal apa yang membuatnya bersinar di era Solskjaer. Kuncinya jelas: kebebasan dalam bermain. Di bawah Mourinho, Pogba dipaksa untuk bertahan. Sementara, Solskjaer kini membebaskan mantan pemain akademi Le Havre itu untuk menyerang, menyerang, dan menyerang.
Namun, bukan cuma kebebasan yang membuat Pogba moncer. Cara bermain United secara keseluruhan di bawah Solskjaer juga berpengaruh besar. Inilah yang diungkapkan Pogba kepada Sky Sports.
"Dengan cara bermain yang sekarang kami lebih banyak menguasai bola. Kami tahu ke mana harus bergerak saat menyerang, daerah mana yang harus diserang. Kami sekarang lebih punya pola dan struktur dalam bermain," kata Pogba.
"Hal itu memudahkan semua orang, bukan cuma aku. Ya, aku memang sudah mencetak beberapa gol dan assist, tetapi itu semua bisa terjadi karena tim secara keseluruhan bermain lebih bagus," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Pogba tidak asal bicara. Faktanya, rata-rata penguasaan bola United di era Solskjaer memang lebih tinggi. Jika dirata-rata, sejak awal musim sampai sekarang United 'hanya' menguasai bola sampai 53,7%. Sementara, untuk pertandingan yang dipimpin Solskjaer saja, rata-rata penguasaan bola 'Iblis Merah' mencapai 61,3%.
Solskjaer dan pemain-pemain United merayakan kemenangan atas Cardiff. (Foto: REUTERS/Rebecca Naden)
zoom-in-whitePerbesar
Solskjaer dan pemain-pemain United merayakan kemenangan atas Cardiff. (Foto: REUTERS/Rebecca Naden)
Dari enam laga yang sudah dijalani, Manchester United besutan Solskjaer hampir selalu mampu mengungguli lawannya secara signifikan untuk urusan penguasaan bola. United baru sekali kalah dalam hal itu kala berhadapan dengan Tottenham Hotspur. Di laga itu mereka cuma mencatatkan 39% penguasaan bola.
Ini artinya, United memang telah mengalami transformasi. Struktur yang jelas menurut Pogba tadi pada akhirnya juga tercermin pada bagaimana United mampu mengirim umpan dengan lebih akurat. Untuk hal ini, perbedaannya memang belum begitu signifikan, tetapi bukan berarti tak ada. Rata-rata total akurasi umpan United saat ini adalah 82,8%. Catatan itu di era Solskjaer membaik sampai ke angka 83,3%.
ADVERTISEMENT
Nah, pada Sabtu (19/1/2019) malam WIB United akan berhadapan dengan Brighton and Hove Albion. Pada pertemuan pertama di Amex Stadium, United sebetulnya sudah sanggup mencatatkan 67% penguasaan bola dengan akurasi umpan 85%. Akan tetapi, mereka gagal memenangi pertandingan, salah satunya karena serangan yang tak menggigit.
Di laga itu United cuma menembak sebanyak 9 kali dengan 3 di antaranya tepat sasaran. Itu menunjukkan bahwa United gagal mengonversi dominasi mereka akan bola menjadi sesuatu yang konkret. Pada pertemuan kedua dengan Brighton nanti, pekerjaan rumah Solskjaer dan para pemain United lainnya adalah memperbaiki kualitas serta memperbanyak kuantitas serangan agar dominasi mereka tidak sia-sia.