Talenta Kiper Lokal Melimpah, Perlukah Naturalisasi Emil Audero?

2 Maret 2022 13:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Emil Audero. Foto: Luca Bruno/AP PHOTO
zoom-in-whitePerbesar
Emil Audero. Foto: Luca Bruno/AP PHOTO
ADVERTISEMENT
Emil Audero menjadi salah satu pemain keturunan Indonesia yang akan diupayakan PSSI untuk dinaturalisasi. Akan tetapi, apakah Timnas Indonesia memang butuh sosok kiper Sampdoria ini?
ADVERTISEMENT
Jika memperhatikan situasi Timnas Indonesia sekarang, rasanya Emil tak begitu perlu diprioritaskan. Sekarang saja, Indonesia memiliki penjaga gawang tangguh bernama Nadeo Argawinata.
Nadeo sangat apik menjaga gawang 'Garuda' di Piala AFF 2020. Aksinya mementahkan tendangan penalti pemain Singapura menjadi nilai plus lain.
Penampilannya di Liga 1 2021/22 juga gemilang. Menurut Transfermarkt, Nadeo telah mencatatkan 8 nirbobol dan baru 5 kali kebobolan dari 12 laga bersama Bali United. Menurut Lapang Bola, ia telah membuat 32 kali penyelamatan.
Jangan lupakan juga nama Syahrul Trisna, Ernando Ari, dan Muhammad Riyandi yang juga dibawa Shin Tae-yong ke Piala AFF 2020. Musim ini, Syahrul agak lebih mencuat dari Ernando dan Riyandi dengan catatan 6 nirbobol, 19 kebobolan, dan 67 penyelamatan dari 18 laga bersama Persikabo di Liga 1.
Kiper Nadeo Arga Winata dari Indonesia melakukan penyelamatan tendangan sudut Nguyen Quang Hai dari Vietnam saat pertandingan Grup B Piala Suzuki AFF di Stadion Bishan, Singapura. Foto: Yong Teck Lim/Getty Images
Di sisi lain, Ernando telah melakukan 50 kali penyelamatan, 7 kali nirbobol, dan 14 kali kebobolan dalam 15 laga Liga 1 musim ini. Di sisi lain, Riyandi harus bekerja lebih keras karena baru membuat 29 penyelamatan, 2 nirbobol, dan 10 kali kebobolan dari 9 laga.
ADVERTISEMENT
Syahrul menjadi kiper dengan jumlah penyelamatan terbanyak kelima di Liga 1 2021/22 menurut Lapang Bola. Di atasnya, ada nama Miswar Saputra (75 penyelamatan), Fitrul Dwi Rustapa (78), Teja Paku Alam (88), dan Andritany Ardhiyasa (92).
Wabil khusus Teja dan Andritany, mereka adalah kiper yang paling banyak dibicarakan musim ini. Namun, keduanya belum dilirik Shin ke Timnas Indonesia senior.
Teja sedikit lebih unggul dari segi nirbobol dan kebobolan. Kiper asal Painan itu baru kebobolan 10 kali dan membukukan 12 nirbobol, sementara Andritany telah 26 kali kebobolan dan mencatatkan 4 nirbobol.
Apakah Shin Tae-yong menilai bahwa Emil Audero adalah kiper modern yang bisa membantu build up serangan dari belakang? Rasanya, performa Nadeo di Piala AFF 2020 telah menunjukkan kemampuan tersebut.
ADVERTISEMENT
Teja dan Andritany pun boleh dibilang punya kemampuan serupa. Teja nyaris tidak pernah menyelesaikan laga dengan jumlah umpan sukses kurang dari 10, Andritany pun hanya sekali menyelesaikan laga dengan jumlah operan berhasil kurang dari 10.
Andritany Ardhiyasa dan Teja Paku Alam. Foto: PSSI dan kumparan
Melimpahnya talenta kiper di Indonesia juga bisa tercermin di Liga 1. Pada musim ini misalnya, hanya dua klub yang memakai jasa dua kiper asing yakni Arema FC (Adilson Maringa) dan Madura United (Hong Jeong-nam). Sementara, 16 klub lainnya mempercayakan gawangnya dijaga nama-nama lokal.
Ya, sejatinya bukan rahasia lagi Indonesia memiliki barisan penjaga gawang tangguh. Regenerasi di posisi tersebut pun terbilang lancar, dari era Ronny Pasla, Kurnia Sandy, Hendro Kartiko, Markus Horison, Kurnia Meiga hingga terkini Nadeo.
ADVERTISEMENT
Atas dasar fakta itu, naturalisasi penjaga gawang tampaknya bukanlah kebutuhan mendesak saat ini. Shin bahkan memiliki sampai enam nama yang layak untuk memperebutkan posisi utama kiper Timnas Indonesia.
Kendati demikian, menurut pernyataan anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Hasani Abdulgani, nama Emil Audero hanyalah opsi karena pihaknya juga memiliki kandidat lain yakni Jordy Wehrmann yang bermain sebagai gelandang.