Tentang Kota Liverpool, Rahim dari Derbi Merseyside

5 April 2018 18:30 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tegangnya laga Liverpool vs Everton. (Foto: AFP/Paul Barker)
zoom-in-whitePerbesar
Tegangnya laga Liverpool vs Everton. (Foto: AFP/Paul Barker)
ADVERTISEMENT
Sudah lebih dari 120 tahun berlalu ketika Everton menolak kenaikan uang sewa Anfield dan kemudian angkat kaki dari sana. Lalu lahirlah Liverpool yang didirikan oleh pemilik Anfield. Dari situ perseteruan mulai tercipta. Namun, fakta tak bisa diubah: Everton dan Liverpool lahir dari rahim yang bisa dibilang sama. Rivalitas ini menjadi lebih kompleks karena Kota Liverpool sendiri tak bisa dibilang luas.
ADVERTISEMENT
Sebagai gambaran, jarak Anfield dan Goodison Park pun cuma dipisahkan oleh Stanley Park, taman kota yang luasnya tak sampai 500 meter persegi. Namun, justru itulah yang membedakan Derbi Merseyside dengan yang lainnya.
Everton akan menjamu Liverpool pada pekan ke-33 Premier League, Sabtu (7/4/2018). Masih seperti sebelum-sebelumnya, The Reds berada di atas Everton. Akan tetapi, keunggulan Liverpool di tabel klasemen tak lantas mengurangi tensi pertarungan keduanya. Sebelum mencapai puncak acara yang di gelar akhir pekan nanti, tak ada salahnya mengenal Kota Liverpool lebih dekat.
'Friendly Derby'
Menyebut Derbi Merseyside sebagai derbi yang panas tidak tepat-tepat amat. Kedua belah kubu tak memiliki perbedaan kepercayaan seperti Celtic dan Rangers di Glasgow, atau Boca Juniors serta River Plate yang terpisah jurang status sosial. Alih-alih demikian, baik pendukung Liverpool maupun Everton malah masih memiliki hubungan keluarga, saking kecilnya kota tersebut.
ADVERTISEMENT
Maka bisa dimaklumi saat Derbi Merseyside digelar, terlihat beberapa keluarga duduk dengan kostum yang berbeda di tribun penonton. Ya, karena memang mereka masih terikat sebagai keluarga. Lebih dari itu, loyalitas juga tampak begitu cair di lapangan. Tengok saja legenda hidup Liverpool seperti Ian Rush, Robbie Fowler, dan, Jamie Carragher yang dulunya adalah pendukung Everton. Sebaliknya, kapten The Toffees saat ini, Leighton Baines, dulunya adalah penggemar Liverpool. Itulah mengapa julukan Friendly Derby melekat kepada duel Liverpool versus Everton.
Suporter Everton dan Liverpool bersatu. (Foto: AFP/Paul Ellis)
zoom-in-whitePerbesar
Suporter Everton dan Liverpool bersatu. (Foto: AFP/Paul Ellis)
Liverbird
Tahukah Anda burung di logo Liverpool itu bukan burung yang sungguhan ada?
Ya, burung yang terpampang pada logo Liverpool itu adalah Liverbird. Ia adalah representasi dari kota Liverpool itu sendiri sejak resmi diperkenalkan pada 1911. The Reds mengadopsi lambang tersebut pada partai final Piala FA 1950. Liverbird berbentuk seperti angsa, tetapi memilki sayap seperti burung Phoenix. Layaknya naga pada lambang bendera Wales, ia adalah sebuah mitos.
ADVERTISEMENT
Mitos juga menaungi sepasang patung Liverbird yang hinggap di atas The Liver Building; yang jantan menghadap ke kota, sedangkan yang betina menatap ke arah laut. Konon, keduanya akan terbang jika menghadap ke arah yang sama dan saat itu juga kehidupan Liverpool akan terhenti.
The Beatles
Membicarakan Liverpool rasanya tak lengkap jika tidak membicarakan The Beatles.
John Lennon, George Harrison, Paul McCartney, dan Ringo Starr lahir dan mengasah kemampuan bermusik mereka di Liverpool. Dari sebuah kelab temaram, mereka kemudian menjadi superstar dan ditahbiskan sebagai salah satu band paling berpengaruh sepanjang sejarah dunia musik.
Cerita The Beatles bermula dari The Cavern, sebuah kelab di Mathew Street, Liverpool. Itulah tempat Lennon dan teman-temannya mentas dan kemudian dilirik Brian Epstein. Mulai dari situ The Beatles menapaki ketenarannya. Usia mereka sebagai band terhitung singkat karena cuma bertahan satu dekade. Namun, legacy dan pengaruh mereka terhadap musik itulah yang masih dipandang sampai sekarang.
ADVERTISEMENT
Terkait sepak bola, banyak yang bertanya-tanya, klub mana, sih, yang didukung oleh para personel The Beatles? Well, sampai saat ini, fakta tersebut tidak diketahui. Orang-orang mulai meyakini bahwa The Beatles sama sekali tidak menggemari sepak bola.
The Beatles (Foto: The Beatles/instagram)
zoom-in-whitePerbesar
The Beatles (Foto: The Beatles/instagram)
Albert Dock
Liverpool adalah kota pelabuhan dan Albert Dock adalah saksi bisu kejayaan mereka sebagai salah satu kota maritim terbesar di Inggris. Albert Dock pertama kali kali dibuka oleh Prince Albert, suami Ratu Victoria pada tahun 1846.
Dermaga itu tercatat sebagai bangunan pertama di Inggris dengan rangka baja, batu bata dan granit --terhitung mewah pada jamannya yang saat itu masih menggunakan rangka kayu. Untuk menarik wisatawan, saat ini Albert Dock bertransformasi menjadi tempat rekreasi dengan berbagai museum nilai jualnya, termasuk The Beatles Museum.
ADVERTISEMENT
Pada masa-masa awal tahun seperti saat ini, angin biasanya akan berembus kencang di Albert Dock. Angin-angin tersebut berbenturan dengan tembok-tembok tua yang kebanyakan disusun dari batu bata dan meresonansikan bahwa pada masa lalu, Albert Dock pernah berjaya.
Di tempat itulah banyak kapal datang dan pergi untuk mengangkut berbagai barang untuk keperluan industri. Biasanya, barang-barang tersebut akan dialihkan ke kota tetangga, Manchester.
Albert Dock jugalah yang menjadi pangkal persaingan Liverpool dan Manchester. Berangkat dari makin mahalnya sewa di pelabuhan itu, para pengusaha dan orang-orang Manchester pun protes. Orang-orang Manchester lantas memutuskan membangun kanal sendiri, supaya kapal pengantar barang mereka tidak perlu singgah di Alberto Dock dan bisa langsung merapat di Manchester.
ADVERTISEMENT
Keputusan orang-orang Manchester itu membuat perekonomian di Alberto Dock lesu. Dari sanalah, mereka mulai membenci segala sesuatu yang berbau Manchester.