Tentang Rekor 902 Operan Manchester City

5 Maret 2018 16:49 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Manchester City vs Chelsea (Foto: Carl Recine/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Manchester City vs Chelsea (Foto: Carl Recine/Reuters)
ADVERTISEMENT
Bukan rahasia lagi bahwa penguasaan bola identik dengan setiap tim yang diasuh Pep Guardiola, mulai dari Barcelona, Bayern Muenchen, sampai kini Manchester City. Itu merupakan salah syarat untuk memenuhi filosofi juego de posicion, yang menuntut superioritas atas lawan dan eksploitasi terhadap ruang kosong.
ADVERTISEMENT
Hampir dipastikan, persentase tinggi terkait penguasaan bola berbanding lurus dengan jumlah operan. Maka itu, semua pemain City, dari kiper sampai striker, memiliki kemampuan mendistribusikan bola secara akurat.
Aspek itulah yang dipamerkan City ketika menang 1-0 atas Chelsea pada laga lanjutan Premier League di Etihad Stadium, Minggu (4/3/2018). Ya, laga itu bukan cuma menyoal gol tunggal Bernardo Silva atau bagaimana Antonio Conte menerapkan 'parkir bus' di depan Thibaut Courtois.
Dalam laga tersebut, City mencatatkan penguasaan bola 71% dan 902 operan sukses. Itulah jumlah operan berhasil terbanyak sejak Opta mulai menghitung statistik di Premier League pada 2003.
Mungkin ada yang bertanya, apa spesialnya melakukan 902 operan akurat? Mari kita lihat konteksnya, 56,6% dari 902 operan tersebut mengarah ke depan. Dengan kata lain, operan-operan City tidak sekadar berkutat di tengah sebagai wujud kebingungan mereka menghadapi taktik bertahan Chelsea.
ADVERTISEMENT
Lantas, siapa sosok kunci di balik intensitas operan City? Dia adalah Ilkay Guendogan yang melepaskan 167 operan sukses. Gelandang asal Jerman itu sekaligus memecahkan rekor jumlah operan dalam satu pertandingan Premier League. Di bawahnya, ada Oleksandr Zinchenko dengan 147 operan akurat.
Di sisi lain, superioritas City berimbas juga terhadap bagaimana anak-anak asuh Antonio Conte melancarkan serangan. Ancaman Chelsea tergerus, hanya melakukan 3 tembakan dan tak satu pun mengarah ke gawang. Bandingkan dengan City yang melakukan 13 upaya dengan 3 di antaranya menuju target.
Pemain City merayakan gol. (Foto: Reuters / Andrew Yates)
zoom-in-whitePerbesar
Pemain City merayakan gol. (Foto: Reuters / Andrew Yates)
Tidak cuma Opta, statistik versi Squawka juga mengonfirmasi betapa kreatif para pemain City. Mereka mampu melepaskan 12 umpan kunci berbanding 3 milik Chelsea.
Karena terus diserang, lini belakang The Blues menjadi begitu sibuk. Berbeda dengan City yang hanya melakukan 21 aksi bertahan (tekel, intersep, sapuan), Chelsea melakukan 34 aksi defensif.
ADVERTISEMENT
Semua ini jelas tak ada artinya jika City tak mencetak gol. Dan, itulah yang dilakukan anak-anak asuh Guardiola ketika babak kedua baru berlangsung 33 detik.
Aguero bekerja sama dengan David Silva untuk membuka ruang di sisi kanan pertahanan Chelsea. Dalam keadaan terjepit, Silva berhasil memberikan umpan kepada Bernardo Silva. Pemilik nama terakhir bergerak dari sisi kiri pertahanan Chelsea untuk melesakkan gol.
Ya, seperti kata Guardiola dalam buku Pep Confidential karya Marti Perarnau, intensitas operan harus memiliki tujuan yang jelas, yakni mencetak gol ke gawang lawan.