Terungkap, Match Fixing Meningkat di Sepak Bola Eropa selama Pandemi COVID-19

27 April 2022 19:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo UEFA. Foto: Reuters/Denis Balibouse
zoom-in-whitePerbesar
Logo UEFA. Foto: Reuters/Denis Balibouse
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 telah menghantam keras finansial klub-klub sepak bola Eropa. Dampak lain dari situasi tersebut adalah maraknya pengaturan pertandingan (match fixing) yang terjadi.
ADVERTISEMENT
Fakta ini diungkap oleh Europol, badan khusus kriminalitas dan penegak hukum Uni Eropa. Mereka dan UEFA bekerja sama untuk mengatasi match fixing dalam sepak bola.
"Kejahatan terorganisir dengan cepat memahami bahwa banyak klub sepak bola menderita secara finansial sebagai akibat dari Covid-19," kata Kepala Pusat Kejahatan Keuangan dan Ekonomi Eropa Europol, Burkhard Muhl, dalam konferensi Europol-UEFA pertama tentang match fixing pada Selasa (26/4), dikutip dari BBC.
"Dan di mana ada lebih sedikit uang, pemain, pelatih, ofisial, dan bahkan eksekutif klub semakin rentan dikorupsi oleh fixer [orang yang mengatur pertandingan]."
Mafia sepak bola di balik sepak bola kita (ilustrasi). Foto: Basith Subastian/kumparan
Ucapan Muhl diperkuat oleh data yang dirilis Sportradar, sebuah perusahaan yang mendeteksi pola taruhan janggal. Pada Oktober, terdeteksi lebih dari 1.100 pertandingan olahraga yang mencurigakan sejak awal pandemi pada April 2020.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, BBC menerangkan bahwa ada sebanyak 109 pejabat dari penegak hukum, otoritas kehakiman, dan asosiasi sepak bola nasional dari 49 negara yang menghadiri konferensi di markas Europol-UEFA di Den Haag, Belanda, itu. Kerja sama antarberbagai pihak diharapkan menekan match fixing.
"Kerja sama antara penegak hukum dan organisasi olahraga sangat penting untuk tidak hanya mendeteksi dan menyelidiki dugaan korupsi dalam sepak bola, tetapi juga untuk menghentikan kegiatan penipuan semacam itu bahkan sebelum mereka dapat memulai," kata Muhl.