Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Tim Gabungan Aremania: Renovasi Kanjuruhan Sama Saja Hilangkan Bukti
15 April 2023 9:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Tim Gabungan Aremania (TGA) menolak renovasi Stadion Kanjuruhan . Bagi mereka, itu sama saja menghilangkan barang bukti Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022.
ADVERTISEMENT
Dalam dokumen PUPR, Stadion Kanjuruhan rencananya bakal direnovasi dalam tempo waktu 28 bulan. Pengerjaan markas Arema FC itu diperkirakan menghabiskan biaya Rp 390 miliar. Kemungkinan renovasi akan dimulai sekitar Mei-Juni 2023.
Namun, TGA menolak rencana ini karena khawatir sejarah tragedi yang menewaskan 135 korban jiwa itu akan lenyap. Mereka bahkan membuka petisi bagi masyarakat umum secara daring.
“Stadion Kanjuruhan adalah tempat kejadian perkara [TKP] sebagai salah satu bukti terjadinya tragedi itu. Merenovasinya, bagi kami sama saja menghilangkan barang bukti. Selain itu, renovasi itu juga akan menjadikan kita semua lupa. Ini juga upaya menghilangkan sejarah," kata Koordinator Tim Gabungan Aremania (TGA), Dyan Berdinandri, dalam keterangan resmi.
"Karenanya kami tegas menolak renovasi. Hendaknya Kanjuruhan biar menjadi memorial atau monumen. Stadion baru bisa dibangun di sekitarnya, atau di lokasi lain."
“Kami meminta kembali Pemerintah Indonesia untuk lebih serius memperhatikan para korban dan keluarga korban, serta mengupayakan penyelesaian Tragedi Kanjuruhan secara tuntas. Bagi kami, ini sudah bukan lagi persoalan sepak bola atau suporter semata. Ini adalah tragedi kemanusiaan yang memberikan dampak buruk bagi kita semua secara umum, khususnya bagi masyarakat Malang Raya,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
TGA mengaku siap selalu menyerukan keadilan bagi para korban dan keluarganya, menuntut pertanggungjawaban negara, dan mendesak perhatian kemanusiaan global untuk memperingati para korban tragedi Kanjuruhan. Mereka tak mau kejadian serupa terjadi lagi di masa depan.
"TGA juga berinisiatif mengajak seluruh elemen masyarakat, baik individu, kelompok, dan organisasi di seluruh dunia untuk mendukung upaya mewujudkan Kanjuruhan Memorial [monumen peringatan tragedi]. Ini akan menjadi monumen yang didedikasikan untuk para korban dan pengingat bagi kita semua bahwa tragedi seperti ini tidak boleh terjadi lagi," tandasnya.