Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Timnas U-22 vs Thailand: Menanti Pendar Gian Zola di Laga Final
26 Februari 2019 11:58 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:03 WIB
ADVERTISEMENT
Nama Gian Zola Nasrullah memang tak banyak jadi bahan perbincangan selama Piala AFF U-22 kali ini. Namun, kepercayaan Indra Sjafri yang selalu memainkannya sejak menit pertama berhasil dijawab dengan penampilan yang maksimal.
ADVERTISEMENT
Zola -begitu ia disapa- selalu tampil di belakang penyerang dalam pola 4-3-3 yang diterapkan Indra. Memiliki visi yang baik serta mobilitas yang tinggi membuat Zola bisa berperan baik untuk membantu serangan Timnas U-22.
Tubuhnya yang kecil membuat ia bisa lincah ketika membawa bola. Zola juga beberapa kali memiliki kemampuan untuk melakukan 'coming from behind' (datang dari lini kedua, red) dan membuat marabahaya di pertahanan lawan.
Pada laga babak semifinal menghadapi Vietnam, Zola bisa memperlihatkan penampilan maksimalnya. Kemampuanya serta larinya yang cepat membuat lawan kerepotan.
Alhasil, pergerakanya pada menit ke-68 saat melawan Vietnam membuat pemain belakang menjegalnya. Luthfi Kamal yang menjadi algojo tendangan bebas berhasil membuat gol satu-satunya kemenangan Timnas U-22 di semifinal.
ADVERTISEMENT
Sejatinya, jalan Zola untuk mentas bersama Timnas di Piala AFF U-22 untung-untungan. Tak adanya Egy Maulana Vikri yang memiliki posisi serupa dengan Zola membuat ia mendapat tempat.
Selain itu, Zola (20) juga lebih dipercaya ketimbang Todd Rivaldo Ferre (19) yang lebih muda usianya. Zola harus terus memperlihatkan kemampuannya untuk terus menjadi pilihan Indra Sjafri.
Apalagi, turnamen untuk Timnas U-22 masih panjang hingga tahun depan. Ya, usai AFF ini Zola dan kolega masih akan tampil di Kualifikasi Piala Asia dan SEA Games. Kemudian, pada tahun depan, mereka dinanti ajang Piala Asia dan Olimpiade.
Laga final menghadapi Thailand di National Stadium menjadi ajang pembuktian bagi Zola. Mampukah Zola menjadi pembeda?
ADVERTISEMENT