Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Lagu-lagu patah hati ala Didi Kempot menembus batas. Terutama dalam beberapa tahun terakhir, ia tak cuma digemari para penggila campur sari, tetapi juga nyaris semua kalangan. Nah, sepak bola bukan pengecualian.
ADVERTISEMENT
Ketika Didi meninggal dunia pada Selasa (5/5/2020) pagi WIB, duka turut menyelimuti sepak bola Indonesia. Salah satu sosok yang merasa kehilangan adalah gelandang bertahan Persija Jakarta, Tony Sucipto .
Tony termasuk penggemar baru. Dia mulai menikmati tembang-tembang Didi saat salah satu lagunya, 'Pamer Bojo' (Cendol Dawet), viral di media sosial tahun lalu. Tiba-tiba saja Tony yang kebetulan orang Jawa langsung menyukai lagu lain.
“Kemarin saat viral 'Cendol Dawet' sempat mendengarkan lagu-lagu Jawa ternyata enak didengar. Kepergian almarhum tentu membuat kita semua sedih," kata Tony, dilansir laman resmi 'Macan Kemayoran'.
"Saat ini, lagu-lagu bernuansa Jawa semakin digemari. Pasti sangat kehilangan bagi 'sobat ambyar' (sebutan bagi penggemar lagu-lagu Didi Kempot),” ujar eks pemain Sriwijaya FC dan Persib Bandung tersebut.
ADVERTISEMENT
Tony bukan satu-satunya yang merasa kehilangan 'Bapak Patah Hati Nasional'. Pemain Timnas U-19, Bagas Kaffa, juga merasa demikian. Di media sosial, beberapa klub Liga 1 juga tampak menunjukkan duka mereka.
====
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona . Yuk, bantu donasi atasi dampak corona!