Tundukkan Juventus, Lazio Juara Supercoppa Italiana 2019

23 Desember 2019 1:51 WIB
comment
23
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lazio merayakan gol ke gawang Juventus. Foto: REUTERS/Alberto Lingria
zoom-in-whitePerbesar
Lazio merayakan gol ke gawang Juventus. Foto: REUTERS/Alberto Lingria
ADVERTISEMENT
Akhirnya sepak bola Italia tidak bicara tentang Juventus melulu. Lazio menutup laga di King Saud University Stadium pada Minggu (22/12/2019) dengan kemenangan 3-1 atas Juventus.
ADVERTISEMENT
Torehan itu spesial karena dibuat di final Supercoppa Italiana 2019. Artinya, Lazio naik podium puncak, Lazio jadi juara Supercoppa Italiana 2019.
Adalah Luis Alberto, Senad Lulic, dan Danilo Cataldi yang memantik sorak para suporter Lazio lewat gol pada menit 16, 73, dan 90+3'. Satu gol Juventus dilesakkan oleh Paulo Dybala pada menit 44.
Maurizio Sarri yang menginstruksikan anak-anak didiknya bermain dalam pola 4-3-1-2 memasang Rodrigo Bentancur untuk menemani Miralem Pjanic dan Blaise Matuidi di lini tengah. Dybala dipercaya untuk menopang Cristiano Ronaldo dan Gonzalo Higuain di pos penyerang.
Simone Inzaghi masih bisa mengandalkan Sergej Milinkovic-Savic, Lucas Leiva, dan Lulic sebagai penyeimbang lini tengah. Begitu pula dengan Alberto yang diplot buat membantu Joaquin Correa dan Ciro Immobile.
ADVERTISEMENT
Sekilas kendali pertandingan babak pertama ada di tangan Juventus. Persentase penguasaan bola mereka mencapai 61%. Namun, sekilas 'kan tidak selalu sebenarnya. Dominan menguasai bola bukan ukuran bahwa segala sesuatunya berjalan baik-baik saja untukmu.
Itu pula yang terjadi pada Juventus. Lazio justru unggul lebih dulu pada menit 16 berkat gol Alberto yang memanfaatkan assist Milinkovic-Savic.
Torehan itu sebenarnya berkaitan dengan kecerdikan Lulic dalam mengecoh Mattia De Sciglio. Begitu sang bek dilewati, Lulic mengirim umpan silang kepada Milinkovic-Savic sebelum akhirnya dikonversi Alberto menjadi gol.
Tentu saja ketertinggalan 0-1 belum cukup hebat untuk memukul mundur Juventus. Yang ada, mereka malah tersentak dan membangun rangkaian serangan.
Akan tetapi, melawan Lazio bukan perkara mudah. Lazio berlaga dalam formasi dasar 3-5-2. Keputusan ini tokcer. Juventus yang bermain dengan empat gelandang narrow, kalah jumlah di lini tengah.
ADVERTISEMENT
Lazio juga jeli memanfaatkan lebar lapangan dengan baik sehingga membuat para pemain Juventus kesulitan mengembangkan permainan.
Trik lain yang tak kalah manjur adalah menumpuk banyak pemain di kotak penalti. Juventus kesulitan untuk masuk ke dalam kotak penalti dan acap menggunakan sepakan dari luar kotak penalti sebagai opsi untuk mencetak gol.
Kalaupun berhasil masuk, dua atau tiga pemain Lazio langsung melepas pressing tinggi sehingga pemain Juventus yang menguasai bola hanya bisa menembak dengan sporadis. Tembakan-tembakan itu malah lebih terlihat seperti reaksi frustrasi ketimbang percobaan yang mengandalkan visi dan perhitungan jeli.
Meski demikian, bukan berarti Juventus benar-benar tanpa peluang. Setidaknya ada dua peluang meyakinkan yang dibuat oleh Dybala. Satu via tendangan bebas, satu lagi lewat skema open play.
ADVERTISEMENT
Juventus pada akhirnya berhasil menyamakan kedudukan pada menit 44. Prosesnya berawal dari umpan satu-dua yang melibatkan Ronaldo dan Matuidi.
Paulo Dybala mencetak gol di laga Juventus vs Lazio. Foto: GIUSEPPE CACACE / AFP
Ronaldo yang akhirnya menguasai bola melihat celah yang bisa dimanfaatkan meski dibayang-bayangi oleh pengawalan Luiz Felipe.
Namun, penjagaan one on one bukan masalah yang tak bisa diselesaikan oleh Ronaldo. Dengan percaya diri ia melesakkan sepakan menyilang menyusur tanah yang melewati kedua kaki Felipe. Nutmeg.
Tembakan tersebut dimentahkan oleh kiper Lazio, Thomas Strakosha. Akan tetapi, keputusannya untuk menepis menimbulkan masalah. Bola rebound langsung disambar Dybala yang berdiri bebas lewat tembakan jarak dekat mengarah gawang.
Menembus pertahanan Lazio bukan persoalan yang bisa diselesaikan dengan mudah oleh Juventus di babak kedua. Berangkat dari situ tidak heran jika mereka mulai melepaskan bola lob atau umpan silang.
ADVERTISEMENT
Ronaldo dan Dybala memang berhasil membuat percobaan. Akan tetapi, kedua tembakan itu masih meleset dari sasaran.
Pemain-pemain Lazio merayakan gol di laga lawan Juventus. Foto: GIUSEPPE CACACE / AFP
Correa membuktikan bahwa ia tak cuma andal mengeksekusi peluang, tetapi juga mengkreasikan peluang. Kualitas itu membawa Lazio memimpin 2-1 pada menit 73. Proses gol diawali dengan serangan balik yang digagas oleh Correa dan diteruskan dengan umpan kepada Marco Parolo.
Pemain yang disebut terakhir melepaskan umpan silang ke dalam kotak yang disambar dengan sepakan voli oleh Lulic. Tembakan itu tak sia-sia. Bola menghujam ke area kiri gawang Juventus. No chance for Wojciech Szczesny.
Lazio memimpin kembali 2-1. Sarri berdiri di pinggir lapangan sambil menyelipkan batang rokok di bibirnya. Tenang, ia tak merokok di sana.
ADVERTISEMENT
Usai gol tersebut kedua tim saling serang seakan tak peduli-peduli amat dengan pertahanan masing-masing. Kombinasi Leonardo Bonucci dan Dybala turut membantu Ronaldo dalam menggempur pertahanan Lazio.
Ironisnya, justru Lazio yang kembali membukukan gol. Kali ini, giliran Cataldi yang menundukkan Juventus lewat tendangan bebas langsungnya pada menit 90+3'. Di sisi lain, Juventus kian merana karena Bentancur diganjar kartu kuning kedua.
Lazio menutup laga dengan sorak-sorai. Oke, bahkan begitu Cataldi mencetak gol saja, hampir seluruh pemain dan staf Lazio sudah memadati pinggir lapangan. Tak ada lagi perubahan. Lazio menutup laga dengan kemenangan 3-1 atas Juventus.