Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Umuh Muchtar: Persib Tak Pernah Keluar Sepeser pun untuk Sogok Wasit
21 Februari 2019 19:31 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:03 WIB

ADVERTISEMENT
Di tengah semarak dugaan pengaturan skor Liga 1, citra positif justru melekat untuk Persib Bandung. Dikatakan oleh Wakil Satuan Tugas (Satgas) Antimafia Bola, Krishna Murti bahwa tim beralias 'Maung Bandung' tidak pernah menyogok wasit sepanjang musim 2018.
ADVERTISEMENT
Klaim tersebut berdasarkan pemeriksaan Satgas Antimafia Bola terhadap sejumlah wasit di Tanah Air. Selain Persib, ada pula Persipura Jayapura dan PSM Makassar di daftar klub bersih.
Temuan Satgas Antimafia Bola lantas melegakan Manajer Persib, Umuh Muchtar. Karena menurut pengakuannya, tak pernah ada keinginan untuk meminta 'bantuan' dari sang pengadil untuk memenangkan Persib.
"Saya tidak pernah mengeluarkan uang sepeser pun (guna membayar wasit)," tutur Umuh ketika dihubungi kumparanBOLA, Kamis (21/2/2019).
Jangankan terbesit keinginan untuk menyogok wasit, godaan dari runner pun tak pernah menghampiri Persib. Umuh menilai, hal tersebut dilatarbelakangi oleh buruknya relasi antara dirinya sebagai representasi manajemen dengan para pemangku kepentingan di Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).
Semua berawal dari pertandingan Persija Jakarta vs Persib di Stadion Manahan, Solo, 3 November 2017. 'Maung Bandung' menelan kekalahan 0-1 waktu itu. Kekecewaan semakin menjadi karena lesakan gol Ezechiel N'Douassel sempat dianulir di paruh pertama.
ADVERTISEMENT
Dampaknya, kubu Persib melakukan protes keras dan wasit Shaun Evans asal Australia menghentikan laga sebelum menit ke-90. Sementara, Umuh dianggap memprovokasi aksi walk-out Persib sehingga menerima hukuman skors enam bulan.
"Mereka juga menjauh dari saya karena kejadian pada 2017. Persib sudah memasukkan bola, jalanya sampai bergetar ke atas, lalu bolanya kembali lagi, tetapi pertandingan lanjut terus. Wasit sudah didatangkan dari luar negeri. Kami protes, saya malah dihukum enam bulan tanpa pernah dipanggil dulu," ucap Umuh.
"Kejadian kemarin (rangkaian hukuman Persib setelah kematian Haringga Sirla) itu juga tidak ada panggilan dulu. Kalau ada hukuman denda uang juga tidak dipanggil, itu sudah kejahatan. Jadi, mereka (runner) sungkan dan tidak berani merapat. Karena saya sudah geram," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Semakin besar kekecewaan Umuh karena fakta-fakta yang diungkap whistle blower dalam program Mata Najwa, Rabu (20/2). Disebutkan sosok yang merupakan perangkat pertandingan itu bahwa beberapa klub Liga 1 dituding 'bermain', termasuk Borneo FC, Bali United, dan Persija Jakarta.
Umuh pun melihat keterlibatan sejumlah klub telah mencederai kompetisi Liga 1 musim lalu. Termasuk, lanjut Umuh, bagaimana Persib gagal menjadi juara setelah menerima hujan skors, meski sempat menguasai puncak klasemen di putaran pertama.
"Sangat berpengaruh ini (terhadap hasil di liga) dan berbahaya. Kalau setelah ini atau pada 2019, mudah-mudahan mereka (runner) jera," kata Umuh.
"Saya sendiri senang dengan Satgas Antimafia Bola. Kalau dulu 'kan tidak boleh pemerintah ikut campur. Sekarang bisa terbongkar. Kalau tidak, pengaturan skor bisa ada selamanya," tandasnya.
ADVERTISEMENT