Video: Michael Owen Kunjungi Indonesia, Disambut Kemenpora

5 Februari 2018 20:05 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Owen dalam sebuah acara di Singapura. (Foto: Roslan Rahman/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Owen dalam sebuah acara di Singapura. (Foto: Roslan Rahman/AFP)
ADVERTISEMENT
Michael Owen. Nama yang satu ini tentu saja tidak asing bagi mereka yang menggemari sepak bola, terutama Liga Inggris.
ADVERTISEMENT
Well, karier Owen memang tidak sepenuhnya dihabiskan di Inggris. Pada suatu kesempatan dalam kariernya, ia pernah menyambut pinangan Real Madrid dan merasakan jadi bagian dari gemerlapnya skuat raksasa Spanyol itu.
Hanya setahun Owen bermain untuk Madrid. Perjalanan selama bermain 36 kali untuk Madrid di La Liga diwarnainya dengan torehan 13 gol --sebuah pencapaian yang tidak buruk-buruk amat, sesungguhnya. Namun, pasca-lepas dari Madrid, karier Owen menukik.
Ia kembali ke Inggris untuk bergabung dengan Newcastle United, tetapi waktunya banyak dihabiskan untuk berkutat dengan cedera. Ketika bergabung dengan Manchester United pun, Owen hanya mendapatkan bayaran sesuai dengan jumlah penampilannya --ini berkenaan dengan riwayat cederanya yang cukup panjang.
Meski begitu, tidak bisa disangkal bahwa Owen adalah salah satu prodigy terbaik yang pernah dimiliki Inggris. Pada masa-masa emasnya di Liverpool, kesebelasan pertama yang ia bela sekaligus tempat ia menimba ilmu di akademi, Owen adalah horor untuk bek-bek lawan.
ADVERTISEMENT
Jika berhadapan dengan Liverpool, bek-bek lawan harus siap untuk diajak adu lari olehnya. Siapapun gelandang Liverpool, mereka tinggal melepaskan umpan terobosan saja dan membiarkan Owen mengejarnya.
Mereka yang pernah menyaksikan Piala Dunia 1998 tentu ingat bagaimana Owen membobol gawang Argentina. Masih berusia 18 tahun kala itu, Owen membuat bek-bek Argentina pontang-panting dengan dribelnya sebelum mencetak gol ke gawang yang dikawal Carlos Roa.
Ya, kecepatan memang jadi salah satu trademark Owen --selain juga penyelesaian akhir yang mumpuni. Maka, ketika cedera datang menggerogotinya, Owen pun mati kutu. Kecepatan itu perlahan-lahan sirna.
Senin (5/2/2016), Owen menyambangi Indonesia untuk menyambangi penggemarnya dalam sebuah rangkaian acara promosi. Pada malam harinya, ia disambut oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) di kantor mereka di Jakarta Pusat.
ADVERTISEMENT
Owen datang dengan mengenakan kemeja hitam dan langsung disambut oleh Sesmenpora, Gatot S. Dewa Broto, begitu ia keluar dari lift. Owen kemudian berbincang-bincang sebentar dengan Gatot dan mendapatkan beberapa pertanyaan dari wartawan.
Pria kelahiran 14 Desember 1979 itu pensiun pada 2013. Kendati begitu, ia sempat ditanyai oleh beberapa jurnalis, apakah ia ingin bermain di Indonesia? Tentu saja, Owen --yang kini sudah berusia 38 tahun dan bekerja sebagai pundit di televisi-- berkata tidak. Owen merasa sudah terlalu tua untuk bermain bola.