Wawancara Ayah Amar Brkic: Putra Saya Lahir Berpaspor RI, Bukan Naturalisasi

18 November 2023 8:30 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Amar Brkic merupakan salah satu pemain keturunan Indonesia di Timnas U-17. Ia dipanggil PSSI untuk memperkuat tim yang berlaga di Piala Dunia U-17.
ADVERTISEMENT
Amar menjadi salah satu pemain yang menyorot perhatian. Selain karena ia adalah pemain keturunan, Amar juga memiliki latar belakang sepak bola yang cukup baik. Saat ini, ia bermain untuk Akademi Hoffenheim.
Sang ayah, Moamer Brkic, menemani perjalanan Amar selama di Surabaya untuk Piala Dunia U-17. Moamer meluangkan waktu untuk berbincang-bincang dengan kumparan.
Pria yang berprofesi sebagai dokter itu juga menegaskan bahwa Amar bukanlah pemain naturalisasi. Amar sudah memiliki paspor Indonesia sejak lahir. Simak wawancara kami berikut ini.
Wawancara eksklusif kumparan dengan ayah Amar Brkic, Moamer Brkic. Foto: Soni Insan Bagus/kumparan

Bagaimana perjalanan karier Amar Brkic?

Itu [sepak bola] sudah dimulai sejak dia mulai bisa berjalan, jadi saat dia mulai bisa berjalan, dia mulai berlari dengan bola dan menendang bola seperti anak-anak kecil lain, dia sangat sering bermain bola, di belakang rumah ada tempat yang cukup besar, dia hampir setiap hari bermain dengan anak-anak lain dekat rumah, saya sangat mendukung itu, karena itu sangat penting sekali untuk perkembangan.
ADVERTISEMENT
Kemudian, dia memulai bergabung klub sekitar umur 7 tahun, sebenarnya itu agak terlambat karena di Jerman biasanya anak-anak memulai [sepak bola] di usia lebih muda lagi, ya dan dia bermain di klub itu.

Masa kecil Amar Brkic seperti apa?

Dia anaknya sangat aktif, sangat percaya diri, dia sangat suka sepak bola, dia bermain bola hampir setiap hari. Sejak dia mulai bisa berjalan, dia langsung berlari dengan bola, jadi dia sangat suka sejak kecil.
Mungkin ada pengaruh juga dari saya, karena saya pernah bermain sepak bola dan saya juga cinta sepak bola, jadi itu mempengaruhi ketika dia kecil.
Pemain keturunan Indonesia, Amar Brkic. Foto: Instagram/@amar.brc

Sekarang Amar kan bermain di Akademi Hoffenheim, apakah dia nyaman di sana?

Iya, tentu, karena itu adalah akademi yang bagus, kami [orang tua] juga senang dia di sana. Dia harus menempuh perjalanan sekitar 30 kilometer dari tempat kami di Frankfurt, jadi di sana sangat bagus, bukan hanya tentang pemain, tapi pendidikan akademisnya juga bagus.
ADVERTISEMENT
Jadi sangat lengkap di Hoffenheim, untuk membangun sebagai pemain maupun personal. Kami senang dia di sana.

Bagaimana cerita Amar bisa dipanggil oleh PSSI?

Ada teman kami yang memberi tahu bahwa tim Indonesia akan melakukan pemusatan latihan di Jerman dan sedang mencari pemain yang berasal dari luar Indonesia, jadi kami berbicara oleh Coach Bima [Sakti] dan Frank Wormuth, mereka mengontak kami dan klub Hoffenheim.
Setelah semuanya sudah jelas, kemudian di Jerman mereka mengirim undangan kepada Hoffenheim untuk bergabung pemusatan latihan. Lalu Amar bergabung selama sepuluh hari dan setelah itu ada pemanggilan resmi untuk bergabung ke timnas yang dikirim PSSI ke Hoffenheim.

Apa yang dikatakan Amar saat dia tahu dipanggil ke Timnas U-17

Pertama-tama, dia menikmati banget waktu TC. Dia merasa sangat nyaman dan senang, atmosfernya bagus, mereka bekerja keras, sangat profesional, sangat bagus.
ADVERTISEMENT
Tapi di luar lapangan, dia menikmati banget, jadi kombinasi di lapangan, bekerja keras, di luar lapangan, mereka relaks, dia suka banget. Dia senang semua anak-anak menerima dia dengan cepat, dia sangat senang.

Ada cerita lucu saat TC di Jerman?

Tentu saja, saya rasa itu karena kemampuannya berbahasa Indonesia. Dia coba meningkatkan bahasa indonesia tahap demi tahap, dia bicara lucu kepada para pemain, saya yakin dia mendapatkan banyak momen tentang bagaimana dia mengatakan sesuatu.

Siapa guru Bahasa Indonesia Amar?

Pemain keturunan Indonesia, Amar Brkic. Foto: Instagram/@amar.brc
Dia itu sekarang tergantung pada sekamar dengan siapa. Pemain yang sekamar sama dia jadi gurunya. Jadi, semua orang, dia juga berusaha untuk belajar. Itu lucu.
Ya, semua pemain adalah guru, juga para pelatih, semua yang kontak dengan dia.
ADVERTISEMENT

#Sebagai ayah, bagaimana rasanya ketika melihat putra Anda bermain untuk Indonesia di Piala Dunia U-17?

Tentu saja, bersyukur, itu sesuatu yang spesial, luar biasa. Saya emosional. ‘Bangga’ mungkin sebuah kata yang kurang tepat, yang benar bersyukur dan senang melihat dia.

Apakah Anda puas dengan penampilan Amar?

Saya pada akhirnya puas, dia kembali dari sakit yang membuatnya lemah, dia hilang 2 kg. Saya tahu dari body language-nya setelah 2 minggu terkena infeksi. Dia harus kembali. Kalau saya tahu informasi ini, saya puas.

Amar sempat mengalami sakit perut sebelum pertandingan, apa yang terjadi saat itu?

ADVERTISEMENT
Semuanya terkendali, tim medis, profesional level. Dia datang ke sini sekian lama, dia makan makanan reguler, enggak ada dari luar, tapi tetap terkena infeksi di pencernaan. Itu takdir, terima saja.
ADVERTISEMENT

Terkait darah keturunan Amar, bisa dijelaskan soal itu?

Ibu Amar asli dari Gombong, Jawa Tengah. Amar beberapa kali ke Indonesia, sejak kecil, sejak lahir, terakhir ke Indonesia 3 bulan lalu, tidak bisa ikut kami, harus ke Jerman bermain sepak bola. Dia punya keluarga di Jogja dan Kebumen.

Anda di UGM belajar kedokteran, Anda sekarang adalah dokter ya?

Saya adalah orthopedic surgeon, speciality-nya adalah ortopedi olahraga, makanya sering kontak sama pesepak bola karena berurusan sama cedera.

Banyak orang yang ingin mengetahui status kewarganegaraan Amar, bisa dijelaskan soal itu?

Sangat simpel. Dia memiliki kewarganegaraan Indonesia sejak lahir. Dia punya paspor dari lahir. Enggak masalah. Kami hanya memperpanjangnya sekarang. Gampang untuk membela Timnas Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kami berterima kasih kepada KJRI Frankfurt karena cepat sekali memperpanjang paspornya. Istri saya punya paspor Indonesia, dia tidak mau ambil paspor yang lain. Anak-anak bisa punya 2 paspor di Jerman.

Banyak salah anggapan dari orang-orang yang menyebut Amar adalah pemain naturalisasi, jadi itu adalah kesalahan besar?

Ya, salah itu. Dia punya paspor Indonesia dari lahir, enggak ada paspor ekstra.

Nanti usia 21 tahun dia harus memutuskan, bagaimana menurut anda?

Kita akan lihat perkembangan. Berdasarkan hukum Jerman, dia harus memilih, kalau sekarang enggak masalah. Masih bisa memegang 2 paspor. Dia nanti harus memilih satu, entahlah, Amar 16 tahun masih ada waktu hingga saat itu tiba.

Bagaimana kalau nanti Amar dipanggil Timnas Jerman?

Chow Damanik (kiri) bersama Amar Brkic (tengah). Foto: Pribadi/Chow Damanik
Banyak pemain bagus di Jerman untuk dipanggil ke timnas susah, enggak gampang, dia lagi senang di sini, itu faktanya. Enggak tahu bagaimana nanti, sekarang saya enggak mikirin itu sejujurnya. Biarkan dia menikmati momen ini.
ADVERTISEMENT
Setelah Piala Dunia, ia pulang, kembali sekolah karena meninggalkan beberapa pekan sekolah demi fokus, dia harus terus meningkatkan permainan. Barulah kita lihat bagaimana nantinya.

Amar di sekolah bagaimana? Apakah lancar?

Dia cukup baik. Teman-temannya suportif. Sekolah tetap nomor satu. Setelah sekolah, silakan fokus ke sepak bola.

Orang-orang mengagumi otot Amar, di usia itu seperti tidak mungkin punya otot sebesar itu

Enggak [aneh], itu karena latihan. [juga karena makanan pasti?] dia disiplin Manajemen makan. Waktu demi waktu menjadi lebih matang.
Ada latihan [lain] di samping latihan reguler karena itu enggak cukup. Latihan reguler dan bakat enggak cukup. Itu baru permulaan. Jadi, semuanya soal kerja keras, passion, dan disiplin.

Amar ketat banget enggak menjaga makanan?

Iya. Tentu saja dia suka makanan lain saya persilahkan, tetapi umumnya sangat strict. Dia sangat suka ikan. [Ikan bakar atau goreng?] Ikan bakar mungkin.
ADVERTISEMENT

Soal masa depan Amar, apa mimpinya?

Bisa ditanyakan langsung ke dia [hahaha, saya yakin dia bercerita ke Anda], dia 16 tahun mungkin enggak bercerita semuanya ke orang tua.
Sekolah nomor satu, harus bagus, sepak bola juga. Jadi, harus bekerja keras di dua-duanya. Sangat susah memprediksi masa depan di sepak bola, banyak faktor kecil, pengaruh, ada cedera, situasi lain yang membuat perkembangan pemain terhenti. Piala Dunia membantu perkembangan. Kami bisa berharap, tapi enggak tahu, hanya bisa berusaha yang terbaik dan nanti akan lihat ke depannya.
Pemain keturunan Indonesia di Timnas U-17, Amar Rayhan Brkic. Foto: Website PSSI
Semua pemain top enggak cuma main sepak bola. Karena mereka enggak tahu gimana masa depan, harus berhati-hati. Saya bersyukur banyak yang bantu dia, tetapi tetap harus membumi. Sopan, kalem. Karena kalau terlalu tinggi, jatuhnya sakit. Realistis.
ADVERTISEMENT
Enggak semua orang bisa menjadi pemain profesional. Ada banyak hal lain yang bisa dilakukan. Dan mencoba terus menerus dan nanti akan melihat ke depannya

Apa klub favorit Amar, selain Hoffenheim?

ADVERTISEMENT
Saya kurang yakin dia punya 1 klub yang favorit. Dia pernah nonton Eintracht Frankfurt di stadion. Dia lebih suka main sepak bola daripada nonton.

Berbicara soal Hoffenheim, bagaimana kontrak Amar di sana? Apakah kontrak profesional?

Ini bukan kontrak profesional, ini kontrak khusus pemain muda, kontraknya sampai tim U-19, jadi 2026.

Dan setelah itu apakah dia punya peluang untuk mendapatkan kontrak profesional?

Tergantung bagaimana beberapa tahun ke depan. Bagaimana perkembangannya, nanti akan kita lihat bisa enggak dikontrak Hoffenheim, tim kuat yang punya banyak pemain bagus.
ADVERTISEMENT

Apakah Amar ingin bermain sampai timnas senior Indonesia?

Kalau kamu nanya sekarang, kemungkinan iya. Karena dia enjoy di sini, dapat pengalaman bagus, kita lihat saja. Saya enggak tanya sekarang, nanti aja kalau dia udah matang. Sekarang enjoy saja. Kita harus membuat keputusan. Enggak bisa ngambil A, B, C bersamaan, kita harus pilih salah satu untuk memutuskan itu.