Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Wawancara Eksklusif Dion Markx: Langsung Terima Tawaran Naturalisasi demi Timnas
19 Oktober 2024 11:01 WIB
·
waktu baca 6 menitADVERTISEMENT
Dion Markx sudah dipastikan akan dinaturalisasi untuk Timnas U-20. Saat ini, naturalisasi Dion masih dalam proses. Dion mengaku sudah tak sabar merampungkan proses naturalisasi tersebut.
ADVERTISEMENT
Dion sebelumnya sudah dipanggil untuk memperkuat Timnas U-20 di Toulon Tournament pada Juni lalu. Ia juga mengikuti rangkaian pemusatan latihan di Como, Italia.
Setelah Toulon Tournament, pelatih Indra Sjafri memastikan bahwa Dion Markx lolos seleksi dan akan dinaturalisasi. Namun, hingga saat ini naturalisasi Dion Markx masih dalam proses.
Terdekat, Timnas U-20 akan bermain di Piala Asia U-20 pada Februari 2025 di China. Besar kemungkinan, Dion Markx ditargetkan sudah bisa dimainkan di kompetisi itu.
Dion Markx mengaku senang bisa berkesempatan membela Indonesia. Ia tak butuh waktu lama untuk menerima tawaran dari PSSI perihal naturalisasi.
Simak wawancara eksklusif kami berikut ini.
Bagaimana kabar kamu di NEC Nijmegen?
Berjalan dengan baik, aku bermain di setiap pertandingan, tim kami agak lebih buruk dari musim lalu, kami ada pemain baru jadi butuh adaptasi. Tapi, jika aku lihat kembali di laga sebelumnya, aku merasa melakukan yang terbaik. Pelatih dan pemain juga tetap positif, aku sempat latihan dengan tim utama minggu lalu. Jadi, menurutku semua berjalan baik.
ADVERTISEMENT
Jadi aku sudah bermain di beberapa pertandingan, mungkin 6-7 pertandingan kompetisi, atau 8 pertandingan dan aku baru saja mencetak gol. Gol tercipta dari sepak pojok, kemudian ada kemelut, lalu temanku memberikan bola ke aku, dan aku arahkan ke pojok kanan gawang.
Apakah ada peluang untuk debut dengan tim senior NEC Nijmegen dalam waktu dekat?
Sebenarnya aku punya 2 kali peluang untuk debut. Musim lalu aku seharusnya bermain melawan Heerenveen, klub Thom Haye saat itu. Aku duduk dan sarapan dengan pemain-pemain senior, dan pelatih kemudian datang dan mengatakan enggak akan bermain karena ada beberapa pemain yang sakit, itu menyedihkan.
Kemudian, di awal musim ini, kayaknya 2 bulan lalu, aku ada pertandingan dengan tim senior, pelatih sudah bilang [untuk main], tapi pada akhirnya tidak mendapatkan menit bermain karena itu adalah pekan pertama aku kembali setelah liburan. Jadi, aku dipanggil karena performa bagus, tapi aku ikut latihan sebelum pertandingan, dan sayangnya setelah itu aku cedera ankle.
ADVERTISEMENT
Jadi ada 2 peluang untuk debut bersama tim senior, tapi sangat disayangkan. Tapi aku tetap yakin peluang itu akan datang, jadi aku harus sabar.
Soal Timnas U-20, bagaimana ceritanya kamu bisa dipanggil?
Fardy Bachdim [utusan PSSI] menelepon ayah aku dan dia mengundang kami makan siang bersama pelatih dan pemain lain, Fardy memperkenalkan kami dan menjelaskan soal rencananya, ada latihan di Como dan Toulon Tournament
[Apakah kamu membutuhkan banyak waktu untuk memutuskan gabung Indonesia saat itu?] Enggak, saat dia bilang ke aku, aku langsung bilang ‘iya’
[Ayah kamu juga langsung 100 persen yakin?] 100 ribu persen. Langsung.
Di Toulon Tournament kamu mendapatkan pengalaman berharga dengan bermain melawan Ukraina dan Jepang
Ukraina mereka memakai tim U-23, dan kami ada pemain yang lebih muda U-19, jadi pengalaman sangat bagus, Ukraina U-23 bermain di Olimpiade di Paris. Babak pertama kami bermain dengan baik melawan mereka, aku bermain baik juga. Kalau Jepang, jujur saja mereka lawan yang berbeda, sangat taktikal, fisik, cepat dan pintar. Jadi aku dapat pengalaman yang sangat bagus di Toulon.
Apakah kamu merasa nyaman di Timnas U-20?
Iya, aku disambut sangat hangat. Ketika kami tiba dijemput di bandara, kemudian semuanya, pelatih dan pemain berbaris dan menyambut kami, memeluk kami. Aku langsung merasa seperti di rumah.
ADVERTISEMENT
Setelah Toulon Tournament, apakah PSSI langsung memutuskan untuk naturalisasi kamu?
Enggak langsung, aku sangat ingin dinaturalisasi, tapi aku pikir, ketika aku mendengar informasi itu sekitar 1,5-2 bulan setelahnya. Aku juga tanya Fardy apakah aku lolos atau enggak, dan dia bilang ‘iya’, jadi seperti itu aku mengetahuinya.
Bagaimana rasanya saat tahu lolos seleksi untuk dinaturalisasi?
Sangat bangga, aku punya peluang untuk menunjukkan kualitas dan skill aku, itu adalah momen besar, aku sangat menunggu hal itu.
Jadi, kamu sudah yakin 100 persen mau jadi WNI? Apa alasan terbesarnya?
Pertama, sebelum soal sepak bola, sebelum Toulon dan lain-lain, aku ingin mereka tahu bahwa ayahku lahir di Indonesia dan ibuku dari Belanda. Aku lekat dengan tradisi Indonesia, tentang makanan yang dimasak ayahku setiap hari, dia juga lancar bicara [Indonesia], aku sudah bertemu keluarga Indonesia, nenek dan kakek Indonesia, aku menemui mereka sering dan ketika aku kecil, ayahku bicara Indonesia, jadi aku sudah terbiasa, dan aku gak sabar, aku juga bertanya banyak ke ayah soal kultur dan kehidupan di sana bagaimana, dibandingkan Belanda.
Kemudian Fardy menelepon, dan aku langsung memutuskan untuk melakukan [naturalisasi] itu, aku belajar banyak karena aku belum pernah ke sana, tapi ketika aku bertemu rekan-rekan di tim aku bisa merasakannya. karena mereka terasa seperti keluarga meskipun mereka tidak berbahasa Belanda, tapi Indonesia.
ADVERTISEMENT
[Jadi, ayah kamu 100 persen Indonesia] Iya, dia lahir di Palembang, nenek dan kakek aku lahir di Indonesia, jadi mereka banyak memberi tahu aku, di sini kami punya banyak benda-benda yang menggambarkan Indonesia, jadi aku sudah melihat itu dari kecil.
Bagaimana perkembangan proses naturalisasi kamu?
ADVERTISEMENT
Aku belum mendapatkan perkembangan lagi, masih diproses seperti apa kata pelatih. Tapi aku harap sebelum akhir tahun aku bisa pergi dan dinaturalisasi, mereka sudah katakan ke aku, tapi kalau belum terjadi, aku belum bisa mengatakan apa pun, aku hanya bisa berharap agar ini bisa terwujud, aku harus menunggu.
[Sepertinya PSSI mau kamu bermain di Piala Asia U-20 tahun depan] Iya, aku sudah baca tentang kabar itu, tapi aku belum bicara hal itu ke siapa pun di PSSI, jadi aku enggak tahu, aku hanya bisa berharap.
ADVERTISEMENT
Jika naturalisasi kamu selesai dan bisa bermain di Piala Asia U-20 2025, apa target kamu?
Jika kita lolos semifinal, kita akan ke Piala Dunia U-20, itu target aku. Tentu aku mau juara, tapi jika bisa lolos semifinal, kita akan melihat target selanjutnya, step by step.
Adakah mimpi bermain di Timnas Indonesia senior?
Aku mau bermain di timnas senior, dan lolos piala dunia dan dimainkan. Tapi pertama aku ingin bermain bagus di tim, di U-20 dan U-23 jika membutuhkan aku, dan jika tim senior membutuhkan aku, aku selalu siap.
Aku nonton setiap pertandingan [Timnas Indonesia senior]. Di Belanda biasanya enggak disiarkan, tapi sekarang karena banyak pemain timnas di Eropa, jadi bisa ditonton, dengan komentator Belanda. Dan aku nonton itu, untuk lawan Bahrain dan saat gol lebih dari 6 menit tambahan waktu, aku agak marah. Dan melawan China aku juga akan menonton, aku nonton semua pertandingan.
ADVERTISEMENT
Adakah pesan yang ingin kamu sampaikan ke PSSI dan suporter Indonesia?
Aku sangat gak sabar aku ingin segera selesai, dan semoga kita bisa segera bertemu. Untuk fans juga, aku menerima banyak cinta dari awal dan itu masih sampai sekarang, aku sangat suka itu, jadi aku saat ini masih menunggu.
Aku cinta kalian semua, aku enggak sabar bertemu kalian semua, aku gak sabar ini semua selesai. Saat ini aku harus sabar dan aku sangat menantikan ini.