Wawancara Eksklusif Nova Arianto: Target di U-16 hingga Haters Shin Tae-yong

5 Maret 2024 16:21 WIB
·
waktu baca 19 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Nova Arianto memulai babak baru dalam karier kepelatihan sepak bolanya. Pria berusia 45 tahun itu baru saja didapuk sebagai pelatih kepala Timnas U-16 pada awal tahun 2024, menggantikan pos yang sebelumnya dijabat Bima Sakti.
ADVERTISEMENT
PSSI sudah memulai persiapan menyambut Piala AFF U-16 2024 dan Kualifikasi Piala Asia U-17. Pemusatan latihan (TC) telah dilakukan di Jakarta pada Februari lalu dan dipimpin langsung oleh Nova. Ia mencuri perhatian pencinta sepak bola karena ketegasannya dalam melatih.
Selama ini, setidaknya sejak 2020, Nova menjadi asisten pelatih Timnas Indonesia di level usia U-20, U-23, hingga senior. Ia menyerap banyak ilmu dari Shin Tae-yong.
Pelatih Kepala Timnas U-16 sekaligus Asisten Pelatih Timnas Indonesia, Nova Arianto, saat melakukan wawancara eksklusif dengan kumparan. Foto: kumparan
Banyak cerita dan inspirasi yang didapat Nova bersama Shin, termasuk saat Piala Asia. Beberapa filosofi pelatih asal Korea Selatan itu juga diterapkan Nova di Timnas U-16. Kali ini, kumparan berkesempatan mewawancarai Nova secara eksklusif.
Ada banyak hal yang diungkapkan Nova Arianto. Ia berbicara tentang target besarnya di Timnas U-16 hingga sosok seorang Shin Tae-yong.
ADVERTISEMENT
Seperti apa ceritanya? Silakan disimak berikut ini.
Pelatih Kepala Timnas U-16 sekaligus Asisten Pelatih Timnas Indonesia, Nova Arianto, saat melakukan wawancara eksklusif dengan kumparan. Foto: kumparan

Bagaimana awalnya ditunjuk jadi pelatih Timnas U-16?

Memang ini awalnya dari saat kita lagi mengikuti Piala Asia ya, Piala Asia di Qatar dan kebetulan di sana ada Bapak Ketua Umum [PSSI], Pak Erick. Ada anggota exco dan sebagai manajer ada Pak Endri [Erawan] dan Pak Sumardji [Kepala BTN] dan melihat situasi Timnas U-16 yang belum ada pelatih waktu itu.
Kemudian, kebetulan Coach Bima [Sakti] sekarang fokus membantu Coach Indra [Sjafri] di Timnas U-20. Lalu saya ditanya kesiapan mengenai... seandainya ditunjuk di pelatih Timnas U-16 dan saya sampaikan juga, saya siap, tetapi harus ada izin dari pelatih kepala saya, Coach Shin, dan harapannya setelah dari Coach Shin baru disampaikan setuju atau enggak di Timnas U-16.
ADVERTISEMENT
Dan akhirnya memang terjadi komunikasi antara Pak Erick dan Coach Shin. Dan akhirnya, Coach Shin sampaikan ke saya bahwa PSSI meminta saya untuk melatih di Timnas U-16 dan Coach Shin bilang oke. Setelah itu, ya, kalau Coach Shin oke, saya pikir enggak ada masalah lagi di Timnas U-16.
Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong menghadiri sesi latihan di Lapangan Al Egla 2, Lusail, Qatar, Sabtu (27/1/2024). Foto: Yusran Uccang/ANTARA FOTO

Sempat diskusi dengan Coach Shin dan apa yang dikatakan Coach Shin saat itu?

Sebelum setelah ada pemberian dari Coach Shin mengenai saya akan ke Timnas U-16, memang kami coba melakukan komunikasi dengan Coach Shin karena mungkin memang ada beberapa jadwal yang bentrok nih. Bentrok dari persiapan Timnas U-16 untuk menuju Piala AFF di Juni dan kualifikasi Piala Asia di Oktober.
Jadi, ada beberapa jadwal yang bentrok dan roadmap yang saya buat untuk Timnas U-16. Saya lakukan komunikasi dengan Coach Shin dan ada beberapa yang memang direvisi agar jadwalnya enggak bentrok. Tapi memang, beruntungnya di sini roadmap yang saya buat hampir rata-rata tidak bentrok dengan jadwal Timnas U-23 dan senior.
ADVERTISEMENT
Hanya di Juni kalau enggak salah, ada FIFA Matchday yang itu menjadi sedikit bentrok karena fokus saya sudah harus ke Timnas U-17 Yang akan tampil di Piala AFF.
Pelatih Timnas Indonesia U-16 Nova Arianto. Foto: Akbar Ramadhan/kumparan

Metode Shin Tae-yong Apa yang Mau Diterapkan di Timnas U-16?

"Ya metode pasti karena saya bersama dengan Coach Shin cukup lama, ya, sekitar 3 tahun setengah atau 4 tahun. Tapi memang, banyak hal-hal yang menjadi kekurangan di Timnas U-16 saat ini yang harus saya perbaiki. Kenapa saya selalu bicara dengan Coach Shin? Karena situasinya kan Coach Shin yang lebih tahu, apa, sih, sebenarnya kekurangan Timnas U-16 Indonesia yang harus kita perbaiki.
"Dan itu saya akan bawa di Timnas U-16, termasuk metode yang kaus kaki berbeda warna untuk melihat kekuatan kaki mana, sih, pemain tersebut agar saya bisa lebih, 'Oh, kakinya ini kaki kanan atau kaki kiri', itu metode saya.
ADVERTISEMENT
Dan masalah kedisiplinan, yang Coach Shin selalu sampaikan, kurangnya pemain Indonesia adalah masalah disiplin. Itu menjadi prioritas saya dalam membentuk tim nasional muda sini agar pemain-pemain muda ini menjadi pemain-pemain tim nasional yang di masa yang akan datang yang mempunyai selain skill, selain fisik atau mental, tapi juga mempunyai attitude dan disiplin yang baik.

Bagaimana coach melihat potensi di Timnas U-16 usai 2 kali pemanggilan?

ADVERTISEMENT
Jujur, kalau dari Gelombang 1, saya belum bisa melihat karena memang Timnas U-16 adalah generasi-generasi baru. Kalau generasi baru kan saya pernah bicara, ini juga kalau tim senior mungkin bank datanya ada, bank datanya dari Timnas U-23 atau yang tampil di Liga 1.
Kalau Timnas U-23 kan datanya bisa dapat dari Timnas U-20, dari EPA juga bisa. Kalau Timnas U-20 bank datanya dari Timnas U-17 yang bersama Bima di Piala Dunia. Kalau saya di U-16 otomatis ini adalah generasi baru dan saya memang harus melihat potensi-potensi lain yang mungkin belum terlihat sampai sekarang karena memang kendalanya di waktu.
ADVERTISEMENT
Saya harus mempersiapkan tim, tetapi saya enggak punya waktu panjang melakukan seleksi di daerah-daerah. Sehingga saat ini, rata-rata pemain yang hadir adalah dari Top Skor, dari Piala Soeratin, tim-tim EPA yang lolos 8 besar, termasuk dari rekomendasi-rekomendasi pelatih yang ada di daerah-daerah.
Dari SSB ada, dari akademi ada, dari klub-klub juga ada, dan saat ini pemain yang datang di sini adalah referensi dari pelatih dan saya belum bisa melihat langsung di daerah-daerah pemain yang potensial atau enggak. Tapi saya bersyukur dan terima kasih, semua pelatih bisa memberikan rekomendasinya dan harapannya saya bisa mendapatkan pemain-pemain terbaik di tahap 1.
Pelatih Nova Arianto (kedua kanan) memantau para pesepak bola yang mengikuti uji tanding seleksi gelombang 3 Tim Nasional U-16 di Lapangan A Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Selasa (27/3/2024). Foto: Aditya Pradana Putra/Antara Foto

Jadi kalau ada waktu akan cari ke daerah-daerah?

Kita sudah pertimbangkan dan kita sudah coba lakukan komunikasi dengan PSSI dan Coach Indra. Jadi harapannya saya bisa langsung terjun ke ASPROV agar bisa melihat potensi-potensi di luar tim EPA, di luar tim Soeratin, ataupun di luar tim-tim yang ada yang main-main di Top Skor. Sehingga saya bisa melihat lebih banyak potensi di Indonesia.
ADVERTISEMENT

Kriteria pemain yang cocok untuk Timnas U-16?

Kriteria jujur pertama, sih, postur, ya. Karena jujur, saya ingin tampil di level Asia. Kalau saya ingin tampil di level Asia, kalau dengan postur tinggi badannya tidak ideal, itu akan menjadi kesulitan buat saya. Dan harapannya sih, walaupun tidak semuanya, tetapi minimal di posisi penjaga gawang, posisi pemain belakang, dan pemain depan, rata-rata kalau bisa di atas 175 cm.
Ya karena kita tampilnya di level Asia, karena saya mendapatkan pengalaman kemarin saat Piala Asia di Qatar, saat menghadapi tim Australia yang ada pemain tingginya 2 meter, itu kita cukup kesulitan. Walau sepak bola bukan hanya postur, ada juga faktor pengambilan keputusan pemain, tetapi postur menjadi salah satu bagian penting dalam membentuk tim agar bisa bersaing di level Asia.
Pemain Timnas Indonesia, Ivar Jenner, duel dengan Gethin Jones pada pertandingan babak 16 besar Piala Asia kontra Australia di Stadion Jassim bin Hamad, Al Rayyan, Qatar, 28 Januari 2024. Foto: REUTERS/Thaier Al-Sudani

Kalau pemain keturunan sudah adakah datanya atau sudah berkomunikasi?

Kalau pemain keturunan, saya masih mencari data-datanya. Saya tidak tertutup kemungkinan akan memanggil mereka.
ADVERTISEMENT
Tetapi memang, dan saya pernah bicara, menjadi pemain tim nasional itu mempunyai hak dan kewajiban. Kalau haknya, semua pemain yang punya paspor Indonesia, punya kebangsaan Indonesia, haknya membela tim nasional. Dan kewajibannya apa? Di saat saya ingin memanggil mereka, mereka yang wajib datang.
Karena itu hak dan kewajiban sebagai pemain tim nasional. Dan saat ini, kami masih mendata, ya, mendata beberapa pemain yang berusia kelahiran 2008 dan sekarang masih ada di luar, atau sekolah di luar, atau mungkin ikut keluarganya di luar, tetapi saya lagi harus pemain-pemain yang punya paspor Indonesia yang kita akan lihat potensinya.

Nanti di Piala AFF status juara bertahan, apakah jadi beban?

Pemain Timnas Indonesia U-16 merayakan kemenangan seusai mengalahkan Timnas Vietnam U-16 saat laga final AFF U-16 2022 di Stadion Maguwoharjo, Depok, Sleman, D.I Yogyakarta, Jumat (12/8/2022). Foto: Andreas Fitri Atmoko/ANTARA FOTO
Kalau beban, saya jujur enggak terlalu memikirkan itu, ya. Karena kalau jangka panjang, saya kan sebagai pelatih untuk U-16 adalah membentuk atau membangun pemain-pemain tersebut, agar nantimuaranya ada di timnas senior.
ADVERTISEMENT
Jadi, bagaimana saya membentuk Timnas U-16 ini agar selain skill, fisik, mental, tapi masalah attitude dan disiplin mereka. Sehingga nanti, saat naik ke level selanjutnya, di Timnas U-20, U-23 atau senior, mereka sudah mempunyai basic kuat di skill, teknik, fisik dan mental sehingga pola pelatih-pelatih selanjutnya enggak akan kesulitan.
Walaupun memang, kalau secara dari PSSI-nya, target apa memang belum diberikan. Tapi saya bilang, kalau saya punya target pribadi adalah tim ini harus bisa lolos ke Piala Asia.
Bukan menyampingkan AFF, tetapi AFF menjadi sebenarnya bagian persiapan kami menuju ke kualifikasi Piala Asia di Oktober. Jadi, bukan menyampingkan, tapi AFF hanya sebagai general preparation kami menuju ke kualifikasi Piala Asia.
ADVERTISEMENT

Soal kedisiplinan, apa alasan HP disita jam setengah 10 malam?

ADVERTISEMENT
Pertama memang kalau di usia U-16, usia yang secara psikologis, secara mental, memang masih labil. Saya bilang karena masih sering, bukan di U-16 saja, masalah media sosial itu. Mereka belum bisa mengatur kapan harus tidur, kapan harus makan, kapan harus istirahat, itu yang menjadi concern saya.
Jadi, saya kumpulkan HP di jam setengah 10 agar setelah setengah 10 mereka tidak bisa main media sosial atau HP, sehingga mau enggak mau harus tidur kan. Agar apa? Agar di hari esoknya bisa lebih fit lagi dan lebih baik lagi kondisinya.

Tapi so far anak-anak ini nurut-nurut, Coach?

Oh semuanya okelah, dari gelombang 1 sampai gelombang 2. Kita seru setengah 10, jam 9 sudah masukin HP semua.
Pelatih Nova Arianto (tengah) memberikan instruksi kepada para pesepak bola peserta seleksi gelombang 3 Tim Nasional U-16 di Lapangan A Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Selasa (27/3/2024). Foto: Aditya Pradana Putra/Antara Foto

Coach sudah siap menerima tekanan netizen Indonesia yang keras kalau soal timnas?

Setelah saya ditanyakan kesiapan, kalau saya bilang siap, berarti saya harus menanggung segalanya. Segala risiko kita ambil dengan tanggung jawab.
ADVERTISEMENT
Pastinya di saat saya menjadi asisten dan menjadi pelatih kepala pasti akan berbeda karena tanggung jawabnya pun pasti akan berbeda, karena kalau saya sudah mengambil sebagai pelatih kepala kan saya harus me-manage semuanya. Me-manage coaching staff, staff official, pemain, jadwal, semuanyalah.
Tapi kalau saya sebagai asisten kan, saya hanya menjalankan tugas apa yang diberikan oleh pelatih kepala. Itu yang membedakan dan saya sangat-sangat siap dan harapannya saya bisa menerima tanggung jawab ini dengan baik dan saya bisa menjalankan tugas ini dengan baik.

Sekarang soal Shin Tae-yong, Bagaimana dia di mata Anda?

Saya dua kata saja, sih, kalau menurut saya, coach Shin tegas dan punya karisma. Tegas dalam arti tegas dalam segala hal, ya, masalah di luar lapangan, apa yang harus dilakukan oleh pemain, dalam kondisi pemain itu yang membuat saya banyak belajar dari Coach Shin semenjak dia datang di sini tahun 2020.
ADVERTISEMENT
Itu yang membedakan dia dengan pelatih-pelatih yang ada di Indonesia, ya, masalah kedisiplinan yang menurut saya itu yang harus dilakukan. Karena kalau di Indonesia, orang-orangnya mungkin rata-ratanya, ya, rata-ratanya mempunyai kedisiplinan yang kurang. Itu yang dihadapi Coach Shin di saat pertama kali datang.
Ini, kok, pemain Indonesia seperti ini, sih, sebenarnya apa yang diajarkan saat dia di usia mudahnya gitu loh. Tapi mungkin, itu menjadi kebiasaan-kebiasaan yang harus diubah oleh Coach Shin, jadi sampai 4 tahun ini akhirnya Coach Shin bisa.
Kalau saya melihat kan, kalau dari disiplin pemain lebih baik, walaupun enggak sempurna, saya lihat progresnya ada dan Coach Shin saya lihat saat ini lebih tenang, lebih tenang dalam arti, oh, apa yang sudah dibuat selama 3 tahun ini untuk mengubah mindset pemain Indonesia, masalah kedisiplinan, sedikitnya sedikit sudah mulai berubah dan saya lihat Coach Shin lebih lebih enjoy dengan situasi yang ada saat ini.
ADVERTISEMENT
Yang kedua, kalau karismatik, kalau kita melihat Coach Shin kan, pertama, wih ini beda nih, saya melihat saja, oh ini beda nih, tapi setelah saya masuk ke dalam juga Coach Shin orang yang sangat teliti dalam segala hal. Bukan hanya masalah taktikal atau apa pun, tapi bagaimana dia ingin pemain-pemainnya, staff official semuanya bisa, oh yang benar itu seperti apa sih sebenarnya dalam menyiapkan tim.
Dalam apa pun Coach Shin selalu bicara, ya, kita harus disiplin, masalah disiplin dari pertama, yang kedua ya masalah taktikal, teknikal, di luar masalah etika, attitude di luar lapangan. Coach Shin ternyata sangat detail dalam hal-hal itu, sehingga membuat itu akan mengubah mindset pemain Indonesia ke depannya bisa lebih kuat dan lebih baik lagi.
ADVERTISEMENT
Belum sempurna pasti, tapi saya lihat perbedaan sangat-sangat beda. Sangat pertama kali Coach Shin datang dan terakhir kita di Piala Asia itu sangat-sangat berbeda sekali. Dan saya lihat Coach Shin cukup, ya, itu saya bilang, Coach Shin cukup tenang. Sekarang cukup tenang dengan situasi apa yang dia sudah bentuk itu di tiga tahun awal.
Dan saat ini mungkin lebih tenang. Dan semoga ke depannya dengan situasi mindset pemain Indonesia yang sudah berubah, kita bisa berprestasi dengan Coach Shin.
Pelatih Indonesia Shin Tae-Yong bereaksi pada pertandingan babak 16 besar AFC Asian Cup di Stadion Jassim bin Hamad, Al Rayyan, Qatar, 28 Januari 2024. Foto: IBRAHEEM AL OMARI/Reuters

Coach Shin dulu sempat marah-marah karena passing. Kemarin Anda juga nih, apa biar Coach Shin nanti enggak marah-marah gitu?

Ya bukan sih, memang tadi di awal saya bicara masalah apa sih yang menjadi kendala kita di Timnas Indonesia atau Timnas Senior? Karena sekali lagi, muaranya ada di Timnas Senior.
ADVERTISEMENT
Saya beruntungnya berada di dalam anggota Coach Shin di Timnas Senior dan U-23. Dan selama ini, saya selalu melihat, apa sih yang selalu yang Coach Shin tekankan? Masalah passing, masalah mental, itu menjadi hal yang penting.
Dan masalah passing memang setelah saya lihat di gelombang 1 dan setelah apa yang harus saya perbaikan selama di Timnas Senior, ya, masalah passing menjadi salah satu masalah yang saya lihat memang menjadi kekurangan pemain-pemain di Indonesia.
Jadi sekali lagi, saya bukan menyalahkan di SSB-nya atau bagaimana, tetapi saya lihat cara mereka melakukan passing itu masih banyak yang salah. Itu PR saya untuk perbaiki agar nanti saat mereka masuk di U-23 atau senior, kita tidak melakukan masalah passing mendasar gitu.
Sejumlah pesepak bola melakukan uji tanding dalam seleksi gelombang 3 Tim Nasional U-16 di Lapangan A Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Selasa (27/3/2024). Foto: Aditya Pradana Putra/Antara Foto

Walau begitu, Shin Tae-yong juga banyak haters, bagaimana dia menanggapi itu?

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Coach Shin enggak terlalu peduli dengan situasi itu. Coach Shin pasti mendengar dari Jeje [penerjemah], mendengar dari Coach Yo [Jae-hoon] yang kebetulan sudah lama di Indonesia dan melihat situasi di media sosial seperti apa dan saya melihat Coach Shin enggak terlalu memikirkan itu.
Saya berpikir itu hal normal dalam sebuah kehidupan. Ada orang yang suka, ada yang enggak suka itu normallah. Jadi haters, menjadi pro, ada yang kontra, itu saya lihat yang normallah. Saya lihat enggak ada masalah, tapi saya yakin semua tujuannya adalah untuk tim nasional Indonesia bisa berprestasi, walaupun mungkin caranya yang berbeda-beda.
Menurut saya normal dan Coach Shin enggak terlalu memikirkan itu karena saya lihat Coach Shin lebih baik fokus dengan timnya.
ADVERTISEMENT

Jadi Anda enggak melihat ada misi lain dari haters untuk Coach Shin?

Oh enggak ada, sih. Kami selalu berpikir yang positif, namanya hidup pasti ada yang orang suka dan enggak suka. Untuk mengatasi itu kita lebih baik kita fokus dan kerja agar orang yang enggak suka bisa suka dengan kita.
Orang yang enggak suka atau haters itu bisa menjadi alat kontrol kami dalam lihat, oh ada orang yang suka karena mungkin cara mainnya nih itu bisa bisa menjadi masukan-masukan buat kami, sehingga kami bisa menyiapkan lebih baik lagi.

Terkait Piala Asia lalu, waktu partai hidup-mati lawan Jepang, Coach Shin kasih motivasi apa?

Coach Shin berharap setiap pertandingan menjadi pertandingan-pertandingan yang tidak kita sesali. Maksudnya adalah jangan sampai saat main kita enggak mau kerja keras, enggak mau fight, sehingga usai pertandingan, "Oh ya ya tadi kita harusnya lari agar cetak gol atau lari biar enggak kemasukan nih", "Oh harusnya kita berani main", dan itu yang diharapkan Coach Shin kepada pemain sebelum pertandingan.
ADVERTISEMENT
Coach Shin cuma sampaikan, jangan sampai menjadi pertandingan yang kita sesali, karena Coach Shin di saat awal datang di Indonesia melihat pemain Indonesia sering mencari alasan. Contohlah kita lawan tim yang dulu agak jarang kita temui, Irak misalnya, "Oh lawan Irak pasti kalah nih karena lawannya lebih kuat, oh karena fisiknya lebih kuat", itu-itu yang diubah mindset-nya agar pemain enggak membuat alasan dulu sebelum main.
Jadi, "Oh lu lawan Irak, lawan Australia, lawan Jepang ya, kita bisa dan kita harus yakin dengan kemampuan agar pertandingannya bisa berjalan baik dan berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan".
Bersyukurnya sama Piala Asia. Jujur saya sebagai mantan pemain, perkembangannya pasti sangat luar biasa dan situasinya saya melihatnya, "Wih kapan lagi nih Indonesia bisa bermain lawan Jepang, lawan Australia, lawan Irak", karena kalau dulu kan kemungkinan kita main lawannya, maaf, Laos, Kamboja, Vietnam, Brunei. Itu-itu aja, tetapi saya bilang level timnas kita sekarang ada di atas tim-tim Asia dan saya cukup bangga dengan situasi ini.
Para pemain berterima kasih kepada suporter usai laga Timnas Indonesia vs Vietnam dalam matchday kedua Grup D Piala Asia di Abdullah Bin Khalifa Stadium, Qatar, pada Jumat (19/1/2024). Foto: REUTERS/Ibraheem Al Omari

Waktu lawan Jepang itu kan pengalaman baru, tegangkah?

Kalau ketegangan pasti ada, ya, karena sekali lagi itu mungkin baru pertama bagi pemain-pemain timnas kita berhadapan dengan tim yang biasa tampil di Piala Dunia, Jepang atau Australia ataupun Irak dan itu menjadi pertandingan yang untungnya enggak kita sesali.
ADVERTISEMENT
Karena Coach Shin juga bicara setelah kita lawan Australia, sebenarnya itu menjadi performa terbaik tim nasional saat kita tampil di Piala Asia dan Coach Shin cukup senang dengan progress yang dilakukan oleh pemain.
Harapan ke depannya pertandingan-pertandingan itu bisa menjadi pengalaman yang baik, ya, pengalaman baik buat pemain-pemain kita yang mungkin selama ini bermainnya dengan lawan yang punya peringkat di bawah Indonesia atau di atasnya sedikit. Tapi dengan menghadapi lawan-lawan seperti Jepang, Australia, saya yakin mereka punya pengalaman yang lebih baik lagi agar ke depannya bisa lebih baik lagi.

Salah satu laga penentu kelolosan adalah Oman vs Kirgizstan, nah gimana situasi di hotel waktu itu?

"Ya situasinya, sih, kalau pasrah belum, sih. Coach Shin selalu bicara, selama kita sudah bekerja keras, pasti akan ada hasil yang mengikuti dan bersyukurnya apa yang sudah kita buat selama ini dari latihan, dari semua dari keinginan pelatih, keinginan pemain, keinginan staf, semuanya jadi satu dan bekerja sangat luar biasa selama di Piala Asia.
ADVERTISEMENT
Dan itu terbayarkan dengan hasil Oman lawan Kirgizstan. Kita bersyukur bisa lolos ke 16 besar, menjadi sejarah buat sepak bola Indonesia, kita bisa lolos sampai ke babak 16 besar.

Nobar di kamar masing-masing, coach?

Nobar di masing-masing kamar. Ada yang 5 orang, 10 orang jadi satu, kalau saya syukur di kamar sendiri, ada yang berdua, bertiga.
Setelah kita tahu hasil itu imbang pemain pada keluar, karena kebetulan kita di lantai kan, ada satu lantai pemain kita tinggal semua dan ofisial, jadi semuanya merayakan di kamar langsung ke kamar Coach Shin.
Pemain Timnas Indonesia pada pertandingan babak 16 besar Piala Asia kontra Australia di Stadion Jassim bin Hamad, Al Rayyan, Qatar, 28 Januari 2024. Foto: REUTERS/Ibraheem Al Omari

Setelah Piala Asia, perdebatannya Coach Shin kontraknya diperpanjang apa, enggak, nih kalau menurut Anda gimana?

ADVERTISEMENT
Jujur, kalau kita melihat progress selama 3 tahun bersama Timnas Indonesia, cara bermain Timnas Indonesia saat ini bersyukurnya sudah level Asia. Dan itu yang harus diapresiasi kepada Coach Shin.
ADVERTISEMENT
Semoga dengan adanya Coach Shin di sini lebih panjang, Timnas Indonesia akan lebih berprestasi. Karena fondasi yang sudah dibuat Coach Shin selama sudah menjadi, menurut saya menjadi apa ya? Karena kebetulan saya ada di dalam, oh ternyata ini yang harus disiapkan oleh Timnas Indonesia.
Agar apa? Ke depannya kita bisa mendapatkan prestasi yang lebih baik lagi. Dan kalau memang saya tidak tahu perjanjian apa yang dengan Coach Shin dengan Pak Erick, saya juga tidak begitu tahu.
Tapi jujur kalau saya sebagai pribadi, mungkin kalau saya bukan di dalam coaching staff dari Coach Shin pun, saya sampaikan kalau saya berharap Coach Shin bisa diperpanjang agar fondasi yang sudah dibuat Coach Shin ini bisa berkelanjutan dan kita bisa melihat Coach Shin bisa mendapatkan piala bersama Timnas Indonesia.
ADVERTISEMENT

Jadi kalau misalnya diganti dari nol lagi?

Kepemimpinan? Ya pastinya pasti berubah, secara filosofi pasti berubah, secara fondasinya juga pasti berubah. Dan itu kita harus mulai dari nol lagi.
Karena belum tentu siapa pun pelatih yang datang ke Indonesia bisa sesuai dengan apa yang karakter pemain-pemain Indonesia. Dan saya bilang, Coach Shin menjadi pelatih yang menurut saya cukup bisa mengubah cara bermain Timnas Indonesia jadi lebih baik.

Dari cerita tadi, Coach Shin ini sosok yang optimistis, ada kisah lain?

Saya bilang, dia orang yang sangat optimistis. Ini enggak apa-apa saya buka di sini karena mungkin ini belum pernah kebuka sih sebenarnya.
Di saat kita mau berangkat ke Qatar, sebelum ke Qatar, kan biasa dari sektim tanya, Coach, kita pesawat sampai tanggal [pulang] berapa? Coach jawabannya tanggal 2 Februari [setelah babak 16 besar].
ADVERTISEMENT
Di situ, sektim tanya kan, apakah benar nih Coach bilang tanggal 2 Februari? Dari grup aja kita lawannya Jepang nih. Mungkin saya enggak tahu pemikiran dari sektim kami atau bagaimana, atau kebiasaan orang kita, aduh lawannya itu paling kalahlah, nanti beli tiket aja tanggal kalau gak salah 26 atau 27 Januari.
Tapi Coach ini cuma sampaikan, kita pulang tanggal 2. Dan di situ, sektim terus ditanya, "Kenapa? Kamu enggak percaya kita lolos?". "Ya percaya sih, Coach", "Ya sudah beli saja tanggal 2".
Karena kalau menurut mereka, lebih baik beli tanggal 26, nanti kalau masih lolos, kita perpanjang lagi, daripada perpanjang ke berubah maju. Dan itu dari situ saya juga melihat, oh Coach Shin cukup optimistis dengan timnya. Saya lihat Coach Shin orang yang sangat optimistis, apa pun hasilnya, tapi dia selalu mempersiapkan timnya dengan sangat detail, sehingga itulah akhirnya apa yang bisa kita dapat sampai di babak 16 besar Asia.
ADVERTISEMENT
Itu adalah peran Coach Shin yang sangat luar biasa dalam kepercayaan dirinya, dalam membangun tim, dan bagaimana dia bisa membentuk tim ini bisa lebih luar biasa.
Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong di Piala Asia. Foto: Ibraheem Abu Mustafa/REUTERS

Pernah dengar pemain titipan di era Coach Shin?

Jujur selama 4 tahun bersama Coach Shin, enggak ada ya, enggak ada sama sekali namanya pemain titipan, karena Coach Shin selagi kan enggak tahu nih, itu titipan dari si A, si B, orang Coach Shin saja enggak tahu si A itu siapa, dia enggak tahu si B itu siapa.
Jadi selama saya 3 tahun bersama Coach Shin, saya pastikan dan saya bisa aminin ajalah, tidak ada pemain titipan satu pun dari siapa pun di sini, karena Coach Shin enggak tahu siapa yang nitipin, yang nitipin juga nggak kenal kan.
ADVERTISEMENT
Jadi dia bilang, hanya fokus dengan melihat pemain yang benar-benar bisa bermain sesuai dengan filosofi Coach Shin. Jadi kenapa di media sosial sering bilang ada si Dendy [Sulistyawan] contoh, si siapa saja, sebenarnya itu bukan pemain titipan, tetapi memang pemain-pemain yang Coach Shin merasa pemain-pemain tersebut bisa bermain sesuai dengan filosofinya Coach Shin.
Dan kenapa akhirnya orang mengotak-otakan, "Oh ini pemainnya". Nah itu karena mungkin yang di luar hanya melihat. Oh Dendy di dalam ada Pak Sumardji, itu saja sih sebenarnya. Tapi secara filosofi saya pastikan Coach Shin tidak pernah melakukan itu.
Pemain Timnas Indonesia Dendy Sulistyawan berebut bola dengan pemain Brunei Darussalam pada pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (12/10/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan

Sebenarnya target jangka panjang Coach Shin untuk Timnas Indonesia apa?

Kalau jangka panjang, sih, saya lihat Coach Shin ingin tim nasional bisa tampil di Piala Dunia. Itu menjadi concern Coach Shin, jadi selama ini kita harus punya mimpi-mimpinya harus lebih tinggi.
ADVERTISEMENT
Jangan kita hanya bermimpi untuk Piala AFF atau apa pun, tapi kita harus mempunyai mimpi harus lolos Piala Asia tanpa lewat jalur tuan rumah. Kita harus lolos tahun berapa, kita harus bisa tim nasional ini tampil di Piala Dunia, termasuk yang terakhir kan bagaimana kita bisa tampil di Olimpiade.
Harapannya Coach Shin bisa ke depannya atau jangka panjangnya, saya lihat, dia ingin Timnas Indonesia bisa tampil di Piala Dunia.

Dengan tipikal dia yang sangat optimistis

Oh iya, makanya itu butuh waktu. Enggak bisa kita hanya 4 tahun. Tapi harapannya dengan apa yang dibuat Coach Shin nanti di 4 tahun lagi itu ke depannya tim nasional bisa lolos ke Olimpiade.
ADVERTISEMENT