Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
17 Pesepak Bola Wanita Ikuti Kursus Kepelatihan, Ada Beth Mead & Musovic
3 November 2024 17:58 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Di lapangan Universitas Hertfordshire, Inggris, tim Akademi Putri U-16 Arsenal tengah memulai sesi latihan sore mereka. Namun, kali ini ada yang istimewa, beberapa bintang sepak bola wanita Eropa tampak hadir untuk memberikan sentuhan yang berbeda dalam sesi latihan tersebut.
ADVERTISEMENT
Di tengah lapangan, terlihat striker Arsenal Beth Mead dan mantan kiper Watford Sophie Harris memimpin sesi latihan. Di sisi lapangan, Kim Little dan Lia Walti dari Arsenal ikut menyaksikan, bersama kiper Chelsea Zecira Musovic yang turut hadir.
Para pemain ini adalah bagian dari 17 pesepak bola wanita (mantan dan masih aktif) yang mengikuti kursus kepelatihan khusus wanita untuk memperoleh UEFA A License. Program ini merupakan inisiatif gabungan dari Federasi Sepak Bola Inggris (FA), Asosiasi Pesepak Bola Profesional (PFA), dan UEFA.
Tujuannya digelarnya kursus ini adalah untuk meningkatkan jumlah pelatih wanita di sepak bola—mengingat dari 12 tim di Liga Inggris Wanita (WSL) musim 2024/25, hanya sepertiganya yang memiliki pelatih kepala wanita.
ADVERTISEMENT
Kursus UEFA A License khusus wanita sudah dimulai sejak Mei lalu di St. George’s Park, pusat pelatihan nasional FA. Kursus ini terdiri dari serangkaian sesi teori dan praktik yang mencakup strategi latihan, psikologi olahraga, dan pengembangan kesadaran diri.
Pelatihan ini terbagi ke dalam enam sesi, yang masing-masingnya mengajarkan cara menganalisis lapangan dalam berbagai zona: pertahanan, tengah, dan serangan, dari perspektif defensif maupun ofensif.
Menjelang akhir tahun, para peserta akan dievaluasi untuk mendapatkan UEFA A License, khususnya mengenai kemampuan taktik 11 lawan 11 dan analisis peran pemain. Jika belum memenuhi kualifikasi, peserta akan dibantu untuk mencapai level tersebut.
Mengikuti kursus ini bukanlah hal yang mudah bagi para pemain. Sebab, mereka harus membagi waktu dengan karier masing-masing.
ADVERTISEMENT
Musovic, misalnya, baru saja kembali ke Inggris pada pukul 4 pagi setelah pertandingan Liga Champions Wanita melawan Twente yang digelar di Belanda. Sementara itu, tiga pemain Arsenal—Walti, Mead, dan Little—juga mengalami minggu yang berat setelah serangkaian hasil buruk yang menyebabkan pelatih mereka, Jonas Eidevall, mundur.
Mead kemudian mengungkapkan alasan dirinya mengikuti kursus ini.
“Banyak pelatih wanita yang sukses, tapi belum cukup. Saya senang bermain di bawah asuhan Sarina Wiegman untuk Timnas Inggris. Dia mantan pemain, mengerti permainan, dan melihatnya berkembang. Jadi, kenapa kita tidak membantu generasi berikutnya?” ucap Mead, seperti dikutip dari The Athletic, Kamis (31/10).
“Bekerja dengan pelatih yang juga pernah bermain sangat membantu, karena mereka mengerti tuntutan permainan. Bahkan, hal-hal kecil seperti pentingnya waktu istirahat,” sambungnya.
ADVERTISEMENT
Hal serupa juga dirasakan Kim Little. Menurutnya, sepak bola sudah lama didominasi pria karena profesionalisme untuk mereka hadir lebih dahulu ketimbang wanita.
“Pelatih pria memang sudah ada di sepak bola wanita. Tapi semoga nantinya jumlah pelatih wanita juga akan bertambah. Semakin banyak perempuan yang jadi pelatih, kualitasnya juga akan naik dan WSL akan lebih banyak diisi pelatih wanita,” ucapnya.
Setiap peserta yang mengikuti kursus kepelatihan ini membawa pengalaman dan perspektif yang berbeda soal kepelatihan. Musovic, yang sudah bermain sejak 15 tahun, merasa pengalamannya sebagai penjaga gawang membuatnya seperti “melatih setiap hari”. Sebab, posisi kiper membuatnya melihat keseluruhan lapangan.
“Saya senang memimpin rekan setim. Komunikasi itu penting bagi saya,” ungkap Musovic.
ADVERTISEMENT
Bahkan, ia sempat berdiskusi dengan Sonia Bompastor, pelatih Chelsea Women, tentang kesamaan antara peran kiper dan pelatih yang sama-sama mengamati segala sesuatu di lapangan, namun tidak bisa langsung mempengaruhi hasilnya.
“Saya jadi mengerti apa yang diinginkan pelatih kami. Saya bisa melihat latihan serta mengerti bagaimana itu diterapkan dalam permainan kami. Saya mendapat satu lagi alat untuk meningkatkan permainan saya,” ujar Musovic.