82% Pesepak Bola Wanita Tak Nyaman dengan Sepatu yang Didesain untuk Laki-Laki

28 Juni 2023 15:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Pemain Sepak Bola Wanita Cedera. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pemain Sepak Bola Wanita Cedera. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Sebanyak 82% pesepak bola wanita di klub-klub top Eropa mengalami ketidaknyamanan dengan sepatu bola mereka. Hal tersebut karena para pemain wanita sampai saat ini masih menggunakan sepatu yang didesain untuk pria.
ADVERTISEMENT
Diwartakan The Guardian, Asosiasi Klub Eropa (ECA) melakukan survei kepada 350 pemain wanita dari 16 tim papan atas di "Benua Biru". Hasilnya mengejutkan, ECA menyebut bahwa sebagian besar pemain wanita tidak nyaman dengan sepatu bola yang mereka pakai.
Para pesepak bola wanita juga menyebut ketidaknyamanan itu berimbas pada performa mereka di lapangan. Lalu, seperlima di antara mereka menginginkan pemain wanita menggunakan desain sepatu khusus guna meningkatkan kenyamanan saat bermain.
"Angka-angka itu (hasil survei) mengejutkan, 82%. Kami tahu kami pasti akan menemukan sesuatu yang baru, tetapi besarnya angka itu membuat kami semua bingung," tutur Kepala Urusan Sepak Bola Wanita di ECA, Claire Bloomfield, dikutip dari The Guardian, Selasa (27/6).
Lebih lanjut, ECA mengungkap jika seperlima dari pemain yang disurvei terpaksa harus memodifikasi sepatu mereka. Sebagian besar menggunakan sol khusus, sementara ada juga pemain yang membuat lubang di bagian belakang sepatu guna menghindari gesekan dan lecet di tumit mereka.
ADVERTISEMENT
Hasil penelitian ECA juga memaparkan bila 43,1% pemain tidak memiliki sponsor sepatu sendiri. Sedangkan, 18% lainnya tidak menggunakan sepatu yang mereka pilih, pasalnya mereka harus memakai sepatu yang bekerja sama dengan klub, agen, atau brand sepatu tertentu saja.
Selain ditanyai soal sepatu yang mereka pakai, sejumlah pemain juga menjalani pemindaian kaki 3D. Hasilnya menunjukkan bahwa 48% pemain kulit hitam mengalami ketidaknyamanan tumit, angka tersebut lebih tinggi dari rata-rata pemain ras lainnya. Pemain kulit hitam dan Asia cenderung memiliki area kaki yang lebih besar di area tengah telapak kaki dan sekitar tendon achilles.
Georgia Stanway (kanan). Foto: JUSTIN TALLIS / AFP
Penelitian yang didanai ECA ini bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan lebih lanjut soal perlengkapan dan pakaian untuk meningkatkan performa dan kenyamanan bagi sepak bola wanita. Survei yang dilakukan selama 18 bulan itu juga mencakup perincian mengenai penempatan tali sepatu bola dan bagaimana pengaruhnya terhadap pergerakan kaki pemain wanita.
ADVERTISEMENT
“Tujuan kami cukup sederhana dan untuk mendapatkan sepatu yang tepat untuk setiap wanita dan pemain wanita yang bermain sepak bola di seluruh dunia,” ucap Charlie Marshall, kepala eksekutif ECA.
Sementara itu, dokter asal St Mary University yang fokus di bidang olahraga dan rehabilitasi, Katrine Kryger, mengatakan bahwa hasil temuan ECA mesti disambung dengan penelitian lanjutan. Penelitian selanjutnya penting dilakukan guna mengetahui model ukuran sepatu (sizing) yang cocok bagi pesepak bola wanita nantinya.
Namun, saat ditanya apakah perbedaan ukuran sepatu tersebut meningkatkan risiko cedera pada pemain wanita, Kryger enggan menjawab panjang lebar. Pasalnya, hingga saat ini belum ada penelitian khusus mengenai hal tersebut.
“Kami belum memiliki data itu (sepatu menyebabkan cedera). Kami tidak memiliki data apa pun untuk membandingkannya,” jawab Kryger.
ADVERTISEMENT
“Kami memang memiliki pasar riset pria dan kami tahu ada masalah yang terkait itu. Sepatu yang salah bisa menyebabkan masalah. Salah satu hal yang telah kami katakan adalah bahwa kami tidak boleh hanya meniru apa yang dilakukan pria. Hanya karena pria belum menggunakan penelitian ilmiah untuk ini, bukan berarti kami tidak bisa melakukannya untuk sepak bola wanita,” sambungnya.
Fase pertama dari penelitian ini masih akan ditinjau dan dipublikasikan secara berkala. Tetapi, tujuan utama dari penelitian ini yakni guna memacu industri pakaian olahraga agar membuat desain khusus sepatu sepak bola wanita.
“Tujuan akhirnya (penelitian ini) adalah tentang menginspirasi perubahan industri,” pungkas Bloomfield.