Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Ada Irfan Maulana di Balik Ganasnya SD 1 Barongan di MilkLife Soccer Challenge
31 Agustus 2023 14:51 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Muhammad Irfan Maulana adalah sosok dibalik trengginasnya penampilan SD 1 Barongan di MilkLife Soccer Challenge Batch 2. Ia tak cuma pegang satu tim, tapi dua sekaligus: U-10 dan U-12.
ADVERTISEMENT
Saat gelaran MilkLife Soccer Challenge edisi pertams (15-18 Juni), Coach Irfan berhasil membawa timnya menjadi semifinalis di kategori usia U-10. Salah satu pemainnya, Kalea Kikan, memuncaki daftar top scorer dengan catatan 17 gol. Jumlah tersebut itu ia torehkan dalam enam pertandingan.
Kini, di MilkLife Soccer Challenge Batch 2, Coach Irfan kembali dipercaya untuk menangani Kikan dkk di turnamen besutan Djarum Foundation dan MilkLife tersebut. Hingga matchday ketiga yang digelar pada Rabu (30/8), SD 1 Barongan belum mengalami satu kekalahan pun, baik di kategori U-10 maupun U-12.
Lantas, bagaimana cara melatih Coach Irfan di SD 1 Barongan hingga bisa menjadi salah satu tim terkuat di ajang MilkLife Soccer Challenge? Berikut obrolan kumparanBOLANITA dengan Coach Irfan di Supersoccer Arena, Kudus, Jawa Tengah:
Bagaimana ceritanya melatih tim sepak bola putri?
ADVERTISEMENT
Awalnya, saya nggak pernah terpikirkan untuk bisa melatih tim sepak bola. Karena saya dulu bukan seorang pemain apalagi seorang pelatih sepak bola. Kemarin dapat pelatihan dari Coach Timo, dapet sebuah insight bahwa sepak bola putri di Indonesia ini masih bisa sangat berkembang. Tidak hanya di tingkat nasional maupun ASEAN, bahkan sampai internasional. Kita masih bisa punya kesempatan untuk bisa juara dunia.
Dari situlah saya tertarik untuk gimana anak-anak didik saya di sekolahan bisa memanfaatkan waktu mereka untuk kegiatan positif sampai di kegiatan sepak bola putri.
Melatih sepak bola putri tentu punya tantangan sendiri. Yang pernah Coach hadapi sejauh mana?
Masalahnya tentu sangat kompleks sekali, banyak. Yang pertama dari waktunya anak-anak. Kalau anak-anak di SD 1 Barongan, mereka sangat terikat dengan banyaknya les kalau sore hari itu. Jadi kita susah untuk nyari waktu. Akhirnya pagi ketika sekolah hari Jumat sama Rabu sore.
ADVERTISEMENT
Terus tantangannya yang lain karena saya melatih sendirian, jadi masih berasa kurang maksimal ketika melatih anak-anak. Tapi alhamdulillah anak-anak punya sebuah bakat mungkin ya, punya motorik yang bagus. Jadi, ketika kita ngelatih tinggal moles-moles aja sampai sekarang bisa main ya sudah lumayan.
Terus, tantangan terakhir ya ini biasanya sama wali muridnya kadang (ngatur) ini begini, ini begini. Ya kita cari solusinya bareng-bareng.
Masih banyak orang tua yang melarang anak perempuannya main sepak bola. Pernah menghadapi permasalahan serupa?
Kalau yang sekarang ikut (MilkLife Soccer Challenge) itu sama orang tuanya sudah bebas. Mau latihan kapan pun mereka siap mengantarkan. Jadi kadang kalau latihan, diantar, nanti selesai juga dijemput sama orang tuanya masing-masing.
ADVERTISEMENT
Kecuali kalau memang dari anak-anak yang masih di sekolah kadang ada beberapa yang pengin ikut, tapi ada orang tua juga yang melarang mereka untuk main sepak bola putri.
Kalau kita di SD 1 Barongan kita tawarkan aja: siapa yang pengin ikut silahkan, yang nggak pengin ikut ya silahkan. Tapi dulu saya lihat ada beberapa potensi yang ingin saya masukkan, tapi sama orang tuanya belum dibolehkan.
Melatih tim putri, anak-anak pula, kadang sering ketemu pas mood-nya lagi enggak bener. Cara Coach Irfan menghadapi hal tersebut bagaimana?
Anak-anak kadang seperti itu ya, mereka susah moodnya, perlu dijaga. Apalagi pemain saya si Kalea Kikan itu moody-an banget anaknya. Paling ini sih, jaga sama teman-temannya biar tetap main bareng. Kalau ada masalah sedikit kita harus langsung selesaikan biar mereka ketika main di lapangan tetap jadi satu tim dan nggak saling nyalahin.
ADVERTISEMENT
Pemain enggak jarang berebut buat main, atau minta jadi starter. Bagaimana Coach Irfan mengatur hal itu?
Kita di awal sampaikan dulu bahwa ini misal pertandingan-pertandingan penting, lawan kita bagus, kita harus punya strategi. “Kamu mainnya nanti kalau kita udah unggul, kamu baru main.” Kalau enggak, “Kita bertahan seperti ini dulu daripada nanti kebobolan, kita nggak jadi menang.” Anak-anak bisa memahami sih.
Apa tantangan terbesar saat melatih tim sepak bola putri, Coach?
Tantangan paling besar terutama anak-anak (ada) di bagian fisiknya, karena kita juga latihannya jarang. Padahal kita di olahraga butuh sekali fisik yang kuat, terutama kan kalau lari-larinya masih jauh (tim SD 1 Barongan).
Untuk mentalnya sendiri juga kadang anak-anak kalau kemasukan, mentalnya langsung down dulu. Kejadian kemarin di U-12 kemasukan duluan. Harusnya kita bisa unggul, tapi akhirnya juga skornya cuma 1-1.
ADVERTISEMENT
Target di MilkLife Soccer Challenge Batch 2?
Masuk semifinallah.
Semoga sukses, Coach!