Aitana Bonmati: Sepak Bola Wanita Harus Terus Berjuang untuk Kesetaraan

20 Oktober 2023 18:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Timnas Wanita Spanyol Aitana Bonmati berebut bola dengan pemain Timnas Wanita Swedia Fridolina Rolfo pada pertandingan semifinal Piala Dunia Wanita 2023 di Eden Park, Auckland, Selandia Baru, Selasa (15/8/2023).  Foto: Hannah McKay/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Timnas Wanita Spanyol Aitana Bonmati berebut bola dengan pemain Timnas Wanita Swedia Fridolina Rolfo pada pertandingan semifinal Piala Dunia Wanita 2023 di Eden Park, Auckland, Selandia Baru, Selasa (15/8/2023). Foto: Hannah McKay/REUTERS
ADVERTISEMENT
Pemain andalan Timnas Spanyol, Aitana Bonmati, membeberkan sejumlah persoalan yang terus menjadi fokus utama dalam dunia persepakbolaan wanita. Menurutnya, para pemain wanita masih harus berjuang demi mendapatkan keadilan terkait kesetaraan gender.
ADVERTISEMENT
Mengutip BBC pada Jumat (20/10), Bonmati mengungkapkan bahwa ia dan rekan timnya di La Roja masih tetap terus memperjuangkan hak-hak mereka, meski telah terjadi beberapa perubahan positif di ranah sepak bola wanita Negeri Matador.
“Ya, tentu saja. Dalam beberapa tahun terakhir, kami mengalami banyak perubahan. Namun, masih banyak yang harus diperbaiki,” ujar Bonmati yang dikutip dari BBC, Jumat (20/10).
“Kami selalu menegakkan kesetaraan demi mendapatkan kondisi yang baik: untuk diperlakukan sebagai pesepak bola profesional,” imbuhnya kemudian.
Menurutnya, kesetaraan yang tengah diperjuangkannya itu bukan hanya untuk dirinya sendiri dan rekan-rekannya, tapi juga untuk generasi berikutnya yang diharapkan dapat memiliki kehidupan yang jauh lebih baik.
“Saya pikir, generasi sebelumnya (juga) berjuang agar kita memiliki kehidupan yang lebih baik saat ini,” ungkap Bonmati.
ADVERTISEMENT
Ketidakadilan gender kini pelan-pelan mulai terkikis di dunia persepakbolaan Spanyol. Pada 20 September kemarin, Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF) melakukan restrukturisasi dengan memecat beberapa pejabat yang dirasa menghambat laju reformasi sepak bola wanita Spanyol.
Mereka juga melakukan rebranding terhadap nama timnas wanita mereka menjadi “Timnas Spanyol”, menanggalkan embel-embel “wanita” dan menyamakan penyebutan antara tim putri dan putranya. Rebranding nama dilakukan dengan harapan dapat membuka jalan bagi perubahan sikap–baik publik ataupun federasi mereka sendiri–terhadap sepak bola wanita.
“Lebih dari sekadar simbolis, kami ingin perubahan ini menyiratkan sebuah perubahan konsep dan pengakuan bahwa sepak bola adalah sepak bola, terlepas siapa yang memainkannya,” tegas presiden interim RFEF, Pedro Rocha, yang dikutip dari Goal pada Jumat (20/10).
ADVERTISEMENT
Keputusan tersebut menjadi salah satu hasil pertemuan berjam-jam antara pemain La Roja dan RFEF bulan lalu. Tepatnya, saat mereka membahas soal perubahan struktural di tubuh federasi dan organisasi timnas pasca insiden pelecehan seksual yang dilakukan presiden RFEF, Luis Rubiales, terhadap pemainnya, Jennifer Hermoso.