Asisten Pelatih Timnas: HYDROPLUS Soccer League Bikin Pemain Makin Giat Berlatih
28 Oktober 2025 12:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
Asisten Pelatih Timnas: HYDROPLUS Soccer League Bikin Pemain Makin Giat Berlatih
Menurut Dian Nadia, hadirnya HYDROPLUS Soccer League jadi tempat mengimplementasikan apa yang dilatih setiap pekannya bagi pesepak bola wanita muda di Indonesia. kumparanBOLANITA

ADVERTISEMENT
Dian Nadia Mutiara, asisten pelatih Timnas Wanita Indonesia U-17 sekaligus pelatih Akademi Persib Bandung, menyambut positif hadirnya liga sepak bola wanita, HYDROPLUS Soccer League. Kompetisi sepak bola wanita kelompok usia U-15 & U-18 ini hadir di Bandung, Jakarta, Kudus, dan Surabaya berkat kerja sama HYDROPLUS dan Bakti Olahraga Djarum Foundation.
ADVERTISEMENT
“Sangat antusias ya, anak-anak jadi punya wadah untuk bisa mengimplementasikan hasil dari latihan-latihan selama ini,” ucap Dian kepada kumparanBOLANITA di Lapangan PUSDIKPOM Cimahi, Jawa Barat, Minggu (26/10).
Menurutnya, kompetisi ini membawa banyak dampak positif, salah satunya bisa membuat pemain jadi giat berlatih.
“Sisi positif dari adanya kompetisi HYDROPLUS ini, anak-anak jadi lebih giat lagi berlatih. Jadi mereka pengin unjuk gigi, unjuk kemampuan mereka, kalau mereka juga bisa bersaing dengan teman-temannya dan bisa mendapat menit bermain yang lebih banyak,” kata Dian.
Pelatih yang membawa Bandung juara HYDROPLUS Piala Pertiwi U-14 & U-16 All-Stars 2025 di Kudus pada Juli lalu itu bahkan mengaku “iri” dengan kesempatan yang dimiliki pemain muda saat ini. Sebab, saat dirinya masih aktif menjadi pesepak bola, kompetisi wanita masih minim dan belum konsisten.
ADVERTISEMENT
“Iri banget, ya. Waktu di angkatan saya, (liga) sangat tabu sekali. Turnamen paling juga ada dua/satu tahun sekali. Itu pun ya tidak digulirkan secara rutin. Waktu itu paling cuma ada Kartini, kemudian ke tingkat nasional. Di regionalnya nggak ada,” tutur Dian.
Baginya, keberadaan liga seperti HYDROPLUS Soccer League ini juga membantu pelatih dalam mengukur sejauh mana program latihan yang dijalankan berhasil diterapkan oleh pemain.
“Pelatih kan suka membuat program, namanya weekly. Nah, kalau misalnya tidak ada ada kompetisi, bingung pelatih hanya program latihan aja terus. Tapi kalau ada kompetisi gini, pelatih juga bisa menjadikan tolok ukur atas program itu, sejauh mana bisa diterapkan ke pemain. Bisa mengerti nggak pemain terhadap program selama 1-2 minggu itu,” ungkap Dian.
ADVERTISEMENT
“Jadi, terbantu sekali dengan adanya kompetisi ini. Pelatih jadi tahu mana yang harus ditingkatkan kembali, dan mana yang sudah sesuai dengan skema pelatih,” tutupnya.
