Bagaimana MilkLife & Djarum Foundation 'Memaksa' 2.112 Siswi Main Sepak Bola?

1 September 2023 14:25
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
SD IT Al Islam Kudus melawan SD 1 Jepang pada pertandingan hari pertama MilkLife Soccer Challenge Batch 2, Senin (28/8/2023). Foto: Aji Nugrahanto/kumparan
ADVERTISEMENT
Gelaran MilkLife Soccer Challenge Batch 2 resmi dimulai pada Senin (28/8) lalu. Turnamen sepak bola putri untuk kelompok umur U-10 dan U-12 itu digelar selama tujuh hari sampai Minggu (3/9) mendatang di Supersoccer Arena & Lapangan Desa Rendeng, Kudus, Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Turnamen yang dihelat oleh MilkLife dan Bakti Olahraga Djarum Foundation ini merupakan edisi yang kedua. Sebelumnya, kompetisi yang dilaksanakan di Kudus itu pernah menyelenggarakan edisi perdananya pada 15 hingga 18 Juni lalu.
Pada edisi kedua, jumlah sekolah dan peserta melonjak tiga kali lipat dari edisi pertama. Di gelaran pertama, turnamen itu diikuti oleh 32 sekolah dan 750 siswi. Kini, jumlah sekolah yang turut serta yakni 106 dan diikuti 2.112 siswi.
Lantas, mengapa jumlah sekolah & pesertanya bisa melonjak dan bagaimana pihak penyelenggara bisa menarik minat siswi SD sebanyak itu? Simak ulasannya di sini, ya, Squads!
Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin di Supersoccer Cafe, Kamis (31/8). Foto: Andi Fajar/kumparan
Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin, memaparkan alasan mengapa jumlah peserta bisa melonjak dari gelaran sebelumnya. Menurutnya, itu merupakan hasil review yang dilakukan usai menggelar MilkLife Soccer Challenge pertama.
ADVERTISEMENT
Setelah di-review, ternyata ternyata jumlah Madrasah Ibtidaiyah (MI) lebih banyak dibanding Sekolah Dasar (SD) negeri dan swasta. Pihak MilkLife dan Djarum Foundation pun menargetkan untuk menarik sebanyak mungkin peserta dari MI usai melihat data yang ada.
"Pada saat Juni itu kami bisa menjaring 32 SD. Nah, 32 SD itu kami melihat komposisinya, ada yang dari SD negeri, swasta, ada yang dari MI tapi sedikit waktu itu. Setelah di-review, banyak MI di Kudus ini. Sehingga, kami berpikiran ini bisa jadi target untuk peserta (MI)," ucap Yoppy Rosimin kepada kumparanBOLANITA, Kamis (31/8) di Supersoccer Cafe, Kudus, Jawa Tengah.
Setelahnya, pihaknya pun mendatangi Kementerian Agama (Kemenag) untuk memaparkan program MilkLife Soccer Challenge 2. Gayung bersambut, pihak Kemenag menyambut baik ajakan Djarum Foundation.
ADVERTISEMENT
Alhasil, cukup banyak MI yang turut serta pada gelaran kedua MilkLife Soccer Challenge ini. Total, ada 40 MI yang berlaga di turnamen besutan Djarum Foundation tersebut.
"Mereka (Kemenag) antusias, datanglah mereka, 100 guru olahraga (MI) yang datang," sambung Yoppy.
"Begitu daftar, jebret, kami jadi makin yakin ini sukses besar. Karena dari 32 tetep ikut, ditambah 90-an, jadi 116 tim. Karena ada kegiatan 17 Agustus-an, ada beberapa yang tidak bisa ikut, enggak apa-apa, next bisa ikut lagi. Terakhir, pecah rekornya 2.112 anak, itu luar biasa. Juni tuh sekitar 750-an anak yang ikut dari 32 SD itu, sekarang 2.112. Itu rekor yang luar biasa," lanjutnya.
Banyaknya jumlah peserta itu pun membuat MilkLife Soccer Challenge 2 harus dimainkan di dua lapangan berbeda. Lapangan utama terletak di Supersoccer Arena, lalu lapangan kedua dihelat di Lapangan Desa Rendeng.
ADVERTISEMENT
"Kami sendiri waktu itu kaget sampai kewalahan, ini gelar di sini (Supersoccer Arena) harus 14 hari lho. Akhirnya, kita pakai Lapangan Rendeng kebetulan di depan kami, sehingga dipampatkan jadi 7 hari. Kami happy lah, mudah-mudahan next-nya masih bisa terus berlanjut," pungkasnya.