Bek Kiri Timnas Wanita Sambut Diaspora: Mereka Bagus, Kita Jangan Mau Kalah

25 September 2024 12:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Timnas putri Indonesia Octavianti Dwi Nurmalita (kiri) berebut bola dengan pemain Timnas putri Australia Ellie Carpenter dalam laga Grup B Piala Asia 2022 di Stadion Mumbai Football Arena, Mumbai, India, Jumat (21/1/2022). Foto: AFC/HO ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Timnas putri Indonesia Octavianti Dwi Nurmalita (kiri) berebut bola dengan pemain Timnas putri Australia Ellie Carpenter dalam laga Grup B Piala Asia 2022 di Stadion Mumbai Football Arena, Mumbai, India, Jumat (21/1/2022). Foto: AFC/HO ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada akhir Juni hingga awal Juli 2024, Timnas Wanita Indonesia kedatangan beberapa pemain keturunan Indonesia-Belanda. Dua di antaranya adalah Noa Leatomu dan Estella Loupatty. Keduanya trial bersama Garuda Pertiwi untuk dilihat kemampuannya oleh Satoru Mochizuki.
ADVERTISEMENT
Penampilan Noa dan Estella sejak awal trial mencuri perhatian Octavianti Dwi Nurmalita, bek sayap Timnas Wanita Indonesia. Menurut Octa, performa mereka di lapangan cukup mengesankan.
“Bagus menurut aku. Dia punya kecepatan juga, terus crossing. Ya maksudnya, kita di sini juga dari situ jangan mau kalah aja. Kita juga bisa kayak gitu,” kata Octa saat disambangi kumparanBOLANITA di The Sultan Hotel & Residence, 5 Juli lalu.
PSSI belakangan ini memang sedang gencar memanggil pemain diaspora untuk memperkuat Timnas Wanita Indonesia. Selain Noa dan Estella, nama-nama seperti Sydney Hopper, Katarina Stalin, dan Kayla Ristianto juga turut memperbesar pool pemain Garuda Pertiwi.
Di luar lima pemain diaspora tersebut, ada juga Djenna de Jong dan Talia Grossman. Namun, hingga saat ini keduanya belum bergabung karena masih dalam masa pemulihan cedera.
Noa Leatomu dan Estella Loupatty jalani TC di Timnas Wanita Indonesia, Selasa (25/6/2024). Foto: PSSI
Dengan masuknya para pemain diaspora ini, persaingan di dalam tim menjadi semakin ketat. Hal ini justru membuat Octa semakin termotivasi.
ADVERTISEMENT
“Di situ, kita jadi lebih semangat lagi biar—kita nggak mau kalah juga sama pemain-pemain diaspora. Jadi, kita juga harus mampu bersaing,” ucap mantan pemain Persis itu.
Octa sendiri sudah berlatih bersama Noa dan Estella selama dua pekan. Ia punya kesan positif terhadap keduanya.
“Kesannya, mereka asyik sih orangnya. Suka bercanda juga. Apalagi si Noa juga bisa bahasa Indonesia, jadi kita ajarin bahasa-bahasa yang mungkin dia belum ngerti gitu, seru,” pungkas Octa.
Sementara itu, Noa dan Estella kini sudah mendapat lampu hijau dari Coach Mochi berkat penampilan apik mereka selama masa trial. Sesuai janji PSSI, jika pelatih telah memberikan kepercayaan kepada pemain keturunan yang menjalani trial, proses naturalisasi akan langsung dimulai.
ADVERTISEMENT
“Aku harap aku juga Estella akan segera bergabung dan bikin debut bersama seragam Merah Putih. Kami hanya perlu menunggu sedikit lebih lama lagi,” tulis Noa kepada kumparanBOLANITA, Rabu (10/7).
Saat ini, Noa dan Estella telah kembali ke Belanda. Noa bermain untuk Alemannia Aachen, sementara Estella membela klub AFC Vrouwen.