Black Power Salute dan Kembalinya Khadija “Bunny” Shaw

17 Februari 2025 17:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bunny Shaw mengacungkan black power salute di Joie Stadium. Foto: Andrew Boyers/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Bunny Shaw mengacungkan black power salute di Joie Stadium. Foto: Andrew Boyers/REUTERS
ADVERTISEMENT
Khadija “Bunny” Shaw jadi bintang kala Manchester City menumpas Liverpool 4-0 di Joie Stadium, Manchester, Inggris, Senin (17/2) dini hari. Dua golnya di babak pertama, plus gol Jill Roord dan Gracie Prior pada babak kedua, membawa Manchester City ketat menempel Arsenal di papan klasemen, mempertahankan asa untuk lolos ke Liga Champions Wanita musim depan.
ADVERTISEMENT
Tak cuma itu, gol-gol Shaw juga mengembalikan City ke jalur kemenangan di kandang mereka. Dalam dua pertandingan kandang terakhir di Liga Inggris Wanita (WSL), City kalah beruntun dari Manchester United dan Arsenal.
Meskipun cetak dua gol, justru ada hal lain dari Bunny yang menjadi perhatian banyak orang. Itu adalah selebrasinya usai mencetak gol. Dengan kepala menunduk, tangan kanannya mengepal dan teracung di udara. Black power salute jadi gestur yang ia pilih untuk mengingatkan semua orang bahwa masalah rasisme masih jauh dari kata usai.
Black Power Salute di Olimpiade 1968. Peter Norman (kiri), Tommie Smith (tengah), dan John Carlos. Foto: AFP/EPU
Black power salute adalah gestur anti-rasisme yang dipopulerkan oleh duo atlet Tommie Smith dan John Carlos di Olimpiade Mexico City pada 1968. Saat itu, mereka memprotes diskriminasi yang terjadi di Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Sementara, Bunny menjadi korban pelecehan rasial usai City kalah dari Arsenal pada 2 Februari lalu. Ia bersama klubnya melaporkan pelecehan yang ia alami di media sosial ke polisi. Shaw sendiri memilih tak mempublikasikan detail pelecehan yang ia terima, dengan alasan tak ingin pelaku mendapatkan publikasi seperti yang mereka inginkan.
Pemain Manchester City Khadija Shaw mencetak gol ke gawang Liverpool pada pertandingan Liga Super Wanita di Stadion Akademi Manchester City, Manchester, Inggris, Minggu (16/2/2025). Foto: Andrew Boyers/REUTERS
Tak cuma itu, Shaw juga memilih untuk absen dalam laga melawan Arsenal di Piala Liga beberapa waktu setelahnya. Kesehatan mental jadi alasannya. Belakangan, pilihannya ini dipuji oleh Izzy Christiansen, mantan bek Manchester City yang kemudian jadi pandit.
“Itu adalah hasil kesadaran diri yang brilian. Sebab jika kamu sedang tidak fokus untuk perform, kamu bisa melakukan hal-hal bodoh,” katanya dikutip dari BBC.
ADVERTISEMENT
Pujian bagi Shaw juga hadir dari pelatihnya, Gareth Taylor. Tak cuma memberi apresiasi dari dua gol dan penampilannya, Taylor juga mendukung selebrasi yang dilakukan Shaw untuk meningkatkan kepedulian terhadap isu rasial.
“Itu begitu kuat. Dia adalah perempuan berkulit putih yang bangga (akan identitasnya), dari mana ia berasal, dan itu berarti banyak buatnya. Kami akan selalu mendukungnya. Reaksi dari para fans menunjukkan hal itu,” ujar Taylor kepada BBC.
Begitu Shaw melakukan selebrasinya, segenap penonton yang berada di tribune Joie Stadium langsung bergemuruh. Saat ia diganti di sekitar menit 60, Shaw juga mendapat standing ovation dari para fan. Kehangatan inilah yang mungkin Shaw, dan juga setiap pemain lain, butuhkan dan idam-idamkan.