Coach Heidi Scheunemann: Tanpa Liga, Pemain Timnas Indonesia Kurang Jam Terbang

7 Mei 2024 12:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesepak bola Timnas Indonesia Putri U-17 berfoto sebelum pertandingan Grup A Piala Asia Putri U-17 2024 melawan Timnas Filipina Putri U-17 di Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar, Bali, Senin (6/5/2024).  Foto: Fikri Yusuf/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Pesepak bola Timnas Indonesia Putri U-17 berfoto sebelum pertandingan Grup A Piala Asia Putri U-17 2024 melawan Timnas Filipina Putri U-17 di Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar, Bali, Senin (6/5/2024). Foto: Fikri Yusuf/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Gol cepat Alexa Pino buat Filipina pada menit ke-6 sempat membuat redup mata pendukung Timnas Wanita Indonesia dalam laga perdana Piala Asia Wanita U-17, Senin (6/5) malam.
ADVERTISEMENT
Beruntung Claudia Scheunemann menjadi terang buat rekan-rekannya. Tendangan paraboliknya pada menit 12 yang meluncur deras ke gawang Filipina membuat pendukung Timnas Indonesia di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Bali bersemangat lagi.
Tapi ternyata skor sama kuat 1-1 cuma bertahan seumur jagung. Pada menit 22, kemudian 29, 35, 54, dan 62, bola silih berganti mengoyak jala gawang Indonesia yang dijaga Ghadiza Asnanza. Binar mata pendukung Garuda Pertiwi di antara 2543 penonton yang hadir di stadion kembali meredup kemudian kaput.
Pesepak bola Timnas Indonesia Putri U-17 Claudia Scheunemann (kanan) melakukan selebrasi usai mencetak gol ke gawang Timnas Filipina Putri U-17 Piala Asia Putri U-17 2024 di Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar, Bali, Senin (6/5/2024). Foto: Fikri Yusuf/ANTARA FOTO
Salah satu dari sejumlah penonton yang datang langsung ke Stadion Kapten I Wayan Dipta adalah Heidi Scheunemann. Perempuan 57 tahun itu adalah salah satu figur paling penting di akar rumput sepak bola wanita di Indonesia, terutama di Papua.
ADVERTISEMENT
Heidi merupakan pelatih sepak bola dengan lisensi UEFA B+ dan telah membina sepak bola wanita di Papua selama lebih dari 25 tahun. Marsela Awi dan Lisa Madjar, langganan Timnas Wanita Indonesia misalnya, adalah anak didiknya.
Kepada kumparanBOLANITA, Heidi mengatakan bahwa Filipina memang tampil dengan lebih matang ketimbang anak-anak Indonesia.
“Hari ini kelihatan sekali bahwa di Indonesia belum ada liga, jadi anak-anak masih kurang konsisten. Kurang jam terbang ya,” katanya usai laga, Senin (6/5) di Gianyar, Bali.
Menurut Heidi, di level top antar-tim nasional, latihan tekun saja tak cukup. Perlu pertandingan kompetitif yang bisa mengasah know-how dan insting bermain para pesepak bola. Dan itu baru bisa hadir dari keberadaan sebuah liga.
ADVERTISEMENT
“Karena kalau ada liga, setiap akhir pekan pemain ada kesempatan untuk mencoba apa yang mereka pelajari pada saat latihan. (Perbedaan) jam terbang itu kelihatan sekali,” katanya.
Pesepak bola Timnas Indonesia Putri U-17 menyanyikan lagu Indonesia Raya sebelum pertandingan Grup A Piala Asia Putri U-17 2024 melawan Timnas Filipina Putri U-17 di Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar, Bali, Senin (6/5/2024). Foto: Fikri Yusuf/ANTARA FOTO
Setelah pertandingan melawan Filipina semalam, Indonesia mesti melawan Korea Selatan pada Kamis (9/5) dan Korea Utara pada Minggu (12/5). Sore kemarin, keduanya telah bertanding satu sama lain dengan Korea Utara memenangkan pertandingan 7-0.
Dengan proyeksi lawan-lawan berat tersebut, Heidi tak bisa menyembunyikan kegusarannya. Ia mengaku cukup sulit buat Timnas Indonesia lolos ke babak berikutnya.
“Jujur saja sangat berat, tapi yang penting sekarang ini anak-anak tidak patah semangat ya. Tetap berikan yang terbaik. Karena ini yang terpenting, sekarang mereka berikan yang terbaik,” katanya.
“Jadi bukan lihat lawan, tapi lihat mereka sendiri. Berikan apa saja yang bisa mereka buat untuk main sebaik mungkin,” pungkas Heidi.
ADVERTISEMENT