Dari Cedera ke Liga: Tantangan Terberat Sepak Bola Wanita menurut Octavianti

24 September 2024 11:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Octavianti Dwi Nurmalita, pemain Timnas Wanita Indonesia. Foto: Andi Fajar/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Octavianti Dwi Nurmalita, pemain Timnas Wanita Indonesia. Foto: Andi Fajar/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penggawa Timnas Wanita Indonesia, Octavianti Dwi Nurmalita, mengungkapkan beberapa tantangan terberat yang pernah ia hadapi selama berkarier di sepak bola.
ADVERTISEMENT
Ada dua tantangan yang ia sebutkan. Satu adalah soal risiko cedera.
“Kalau untuk tantangan, kalau cedera aja sih. Jadi lebih hati-hati aja ya. Apalagi kan di bola. Apalagi kan cewek, beda sama cowok,” kata Octa kepada kumparanBOLANITA di The Sultan Hotel & Residence, 5 Juli lalu.
Yang kedua, menurutnya, adalah kompetisi liga yang tak kunjung hadir.
“Terus sayang banget ya liganya. Liganya nggak jalan-jalan. Sedangkan aku yang Liga 1 Putri 2019 itu aku nggak ikut. Jadi kayak aku belum ngerasain main Liga 1 Putri gitu,” sambungnya.
Topik mengenai Liga 1 Putri memang sering dibicarakan di kalangan sepak bola wanita. Sebab, sudah lima tahun lamanya kompetisi itu vakum. Terakhir kali digelar adalah pada 2019 lalu dengan melahirkan Persib Bandung sebagai juaranya.
Sesi konferensi pers "Wajah Baru Timnas Putri" oleh PSSI di GBK pada Sabtu (21/9/2024). Foto: Antika Fahira/kumparan
Di sisi lain, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, berjanji bahwa Liga 1 Putri akan digelar kembali pada 2026. Namun, bagi Octa, menunggu hingga 2026 itu terasa sangat lama.
ADVERTISEMENT
“Sedih sih pastinya. Maksudnya ya masih lama banget gitu. Masa kita harus nunggu lagi, padahal kemarin udah nunggu lama. Kirain juga bakalan tahun ini, ternyata enggak juga, masih mundur lagi. Ya berharap liga cepat jalan, sih,” ungkap Octa.
Jika Liga 1 Putri benar-benar digelar pada 2026, maka usia Octa adalah 27 tahun. Saat ditanya tentang rencana masa depannya, ia belum bisa memastikan apakah masih akan terus bermain sepak bola atau tidak.
“Enggak tahu deh kalau itu. Mungkin kalau rezekinya ya masih aktif di bola,” jawab mantan pemain Persis Solo itu.
Meski liga belum ada, pemain kelahiran Yogyakarta, 25 Oktober 1998 itu berencana untuk terus menjaga kondisi fisiknya agar tetap fit.
ADVERTISEMENT
“Dua tahun lagi… paling tetep latihan aja. Jadi tetep jaga kondisi, karena atlet kan. Walaupun nggak ada liga juga tetep harus bisa jaga kondisi,” tutur Octa.
Ia juga berpesan agar PSSI terus mengadakan kegiatan untuk Timnas Wanita Indonesia, seperti pemusatan latihan (TC) dan pertandingan uji coba.
“Terus berharap juga timnas ke depannya ada kegiatan kayak gini, TC-TC. Maksudnya kalau nggak ada liga, ada friendly match atau ada apa gitu. Jadi kita tetep bisa ikut,” pungkas mantan atlet pencak silat itu.