news-card-video
26 Ramadhan 1446 HRabu, 26 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

⁠dr. Risky Ungkap Ragam Cedera yang Kerap Ditemui di Timnas Wanita Indonesia

23 Maret 2025 17:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
dr. Risky Dwi Rahayu, M.Gizi, Sp.KO, dokter Timnas Wanita Indonesia, saat diwawancarai kumparan di RS Muhammadiyah Taman Puring, Jakarta, Senin (17/3). Foto: Andi Fajar/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
dr. Risky Dwi Rahayu, M.Gizi, Sp.KO, dokter Timnas Wanita Indonesia, saat diwawancarai kumparan di RS Muhammadiyah Taman Puring, Jakarta, Senin (17/3). Foto: Andi Fajar/kumparan
ADVERTISEMENT
Sepak bola merupakan olahraga yang penuh dengan kontak fisik. Oleh karena itu, para pemainnya sangat rawan mengalami cedera kala bertanding di lapangan. Begitu juga dengan Timnas Wanita Indonesia, sejumlah jenis cedera kerap dijumpai di tim Garuda Pertiwi kala menjalani pemusatan latihan (TC), uji coba, hingga turnamen resmi.
ADVERTISEMENT
dr. Risky Dwi Rahayu, M.Gizi, Sp.KO, dokter Timnas Wanita Indonesia, menuturkan jika pemain Garuda Pertiwi pernah mengalami sejumlah cedera ringan hingga cedera berat. Untuk yang ringan, dr. Risky bilang pemain kerap kena ankle sprain atau keseleo.
Menurut dr. Risky, banyak faktor yang membuat pemain kerap mengalami ankle sprain. Faktornya antara lain kondisi kebugaran, komposisi tubuh hingga kemampuan biomekanik tiap pemain.
Selain faktor internal, dokter spesialis keolahragaan itu juga bilang kalau faktor eksternal punya andil dalam terjadinya ankle sprain. "Faktor eksternal, misalnya, lapangan atau sepatunya atau benturan dengan pemain lain. Itu yang menjadikan faktor risiko terjadinya ankle sprain," tuturnya kepada kumparanBOLANITA.
Selain faktor internal (tubuh) dan eksternal, ankle sprain juga bisa terjadi jika pemain sempat mengalami cedera itu sebelumnya. Menurut dr. Risky, pemain yang sempat ankle sprain punya presentase lebih tinggi untuk kambuh lagi jika tidak menjalani latihan intensif.
ADVERTISEMENT
"Rentan banget. Jadi terkesan simpel ankle sprain itu tapi kalau misalkan tidak dijaga dengan baik, memang resiko untuk berulangnya itu tinggi banget." sambung dr. Risky.
Jenna Almira, bek Timnas Wanita Indonesia, mengalami cedera ACL saat Indonesia hadapi Kamboja di fase grup ASEAN Women's Cup 2024. Foto: Dok. Jenna Almira

Cedera Berat: ACL hingga Concussion

Selain cedera ringan seperti ankle sprain, Timnas Wanita Indonesia juga sempat menjumpai sederet kasus cedera berat. dr. Risky menyebut beberapa cedera yang tergolong berat seperti ACL (anterior cruciate ligament) hingga concussion (gegar otak) pernah terjadi di Garuda Pertiwi.
"Paling berat cederanya itu ACL. Terus ada juga concussion waktu itu, waktu sudah observasi ternyata aman untuk kepalanya, tapi ternyata ada perforasi membran timpani, jadi gendang telinganya pecah. Jadi, itulah yang paling berat kalau saya rasa karena membutuhkan waktu observasi panjang," kata dr. Risky.
Khusus untuk ACL, diperlukan perawatan ekstra dalam penanganan cederanya. Lalu, ACL juga biasanya melalui proses yang panjang serta waktu yang lama hingga tahap rehabilitasi.
ADVERTISEMENT
"Terus kalau ACL tentunya pada waktu TC itu butuh extra care sama nanti setelah TC baru kita lakukan operasi, konsul ke dokter SPOT, terus habis itu mereka rehab. Kan mungkin beberapa waktu lalu ada seperti Jenna Almira dan lain-lain yang ACL," tandasnya.