Gagal ke Final Liga Champions Wanita, Pelatih Chelsea "Ngamuk"

28 April 2024 18:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Manajer Chelsea asal Inggris Emma Hayes bertepuk tangan di akhir pertandingan sepak bola leg kedua semifinal Liga Champions Wanita UEFA antara Chelsea dan Barcelona di Stamford Bridge, di London, pada 27 April 2024. Foto: Adrian Dennis/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Manajer Chelsea asal Inggris Emma Hayes bertepuk tangan di akhir pertandingan sepak bola leg kedua semifinal Liga Champions Wanita UEFA antara Chelsea dan Barcelona di Stamford Bridge, di London, pada 27 April 2024. Foto: Adrian Dennis/AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Chelsea gagal menginjakkan kakinya di partai final Liga Champions Wanita (UWCL) musim ini usai dikalahkan Barcelona dengan agregat 1-2. Sang pelatih, Emma Hayes, mengecam tindakan wasit yang dinilai merugikan timnya.
ADVERTISEMENT
Pada pertandingan semifinal leg kedua UWCL yang digelar di Stamford Bridge, Inggris, pada Sabtu (28/4) kemarin, tim berjuluk The Blues harus menghadapi dua insiden yang berujung pada kekalahan: satu pemainnya diganjar kartu merah dan tim lawan dihadiahi tendangan penalti.
Ya, ketika laga baru berjalan 59 menit, Kadeisha Buchanan, bek Chelsea, diusir dari lapangan pertandingan. Pemain Timnas Wanita Kanada itu tertangkap basah menginjak kaki pemain Barcelona, Patricia Guijarro.
Akibatnya, Chelsea harus bermain dengan 10 pemain ketika pertandingan masih menyisakan setengah jam. Mereka pun jadi kehilangan penguasaan bola.
Emma Hayes menentang keras tindakan yang dilakukan oleh wasit, Iulina Demestrescu. Menurut Hayes, apa yang dilakukan Buchanan bukanlah pelanggaran.
“Saya merasa kami baru saja mencapai puncak, dan Anda bisa melihat kombinasi penonton dan para pemain memotivasi kami. Mereka sangat percaya diri. Tapi, ketika Anda mendapat keputusan wasit yang mengejutkan, tidak ada yang dapat Anda lakukan,” kata Hayes, mengutip The Guardian pada Minggu (28/4).
ADVERTISEMENT
“Cukup sulit ketika Anda harus tampil dengan 10 pemain. Itu hampir mustahil (untuk menang). Bahkan, para pemain Barcelona mengatakan wasit sangat membantu mereka. Saya tidak berpikir itu pelanggaran, apalagi kartu kuning,” imbuhnya kemudian.
Gelandang Chelsea Johanna Rytting Kaneryd (kiri) berebut bola dengan bek Barcelona Ona Batlle pada pertandingan sepak bola leg kedua semifinal Liga Champions Wanita UEFA antara Chelsea dan Barcelona di Stamford Bridge, di London. Foto: Adrian Dennis/AFP
Sebelum partai hidup-mati ini digelar, Hayes sempat terkejut ketika UEFA menunjuk Demestrescu menjadi pengadil lapangan. Ia blak-blakan mengatakan bahwa itu adalah keputusan terburuk dalam sejarah Liga Champions Wanita.
“Saya tidak berpikir kami akan kalah (dalam pertandingan), tapi ternyata itu ‘direnggut’ dari kami,” ungkap Hayes.
Setelah Buchanan diusir dari lapangan, Hayes meminta untuk memeriksa VAR (Video Assistant Referee). Namun, pihak ofisial menolaknya dengan mengatakan bahwa itu bukanlah kartu merah langsung.
“Itu bagian tersulitnya. Saya berdiri di sana dan melihat wasit keempat, saya berkata: ‘Itu akan diperiksa, kan?’, dan dia bilang: ‘Saya tidak bisa, tidak bisa di (kartu) kuning,’” ujarnya.
Pemain depan Barcelona asal Swedia Fridolina Rolfo (kiri) merayakan setelah melepaskan tendangan penalti untuk mencetak gol kedua timnya selama pertandingan sepak bola leg kedua semifinal Liga Champions Wanita UEFA antara Chelsea dan Barcelona. Foto: Adrian Dennis/AFP

Hayes: Dia (Aitana Bonmati) “Cerdik”

Tak cuma diganjar kartu merah, Chelsea juga mendapat kerugian lainnya, yakni harus menerima hukuman penalti. Alasannya adalah karena pemainnya, Ashley Lawrence, mendorong Aitana Bonmati, gelandang Barca, di kotak penalti.
ADVERTISEMENT
Namun, Hayes tak merasa bahwa apa yang dilakukan anak asuhnya itu sebuah pelanggaran. Ia lalu menyinggung soal betapa cerdiknya Bonmati memanfaatkan posisi dan gerakan dari Lawrence.
“Tapi, dia adalah pemain yang luar biasa, Bonmati. Karena Ashley (Lawrence) ada di luar dirinya, dia pintar. Aitana (Bonmati) itu pintar, dia meninggalkan kakinya di sana,” kata Hayes.
Disebut gol penalti kontroversial, pelatih Barcelona, Jonatan Giraldez, meremehkan pernyataan Hayes: “Itu bagian dari permainan,” ucap Giraldez, merujuk kembali soal intervensi VAR pada leg pertama semifinal UWCL yang digelar pekan kemarin.
“Saat kami bermain di kandang, kami menciptakan penalti dan beberapa sentimeter, dua atau tiga sentimeter, kami dianulir dalam situasi tersebut. Jadi itu adalah bagian dari permainan,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Ini adalah kekalahan kesekian kalinya yang diterima Chelsea di musim ini. Sebelumnya, Lauren James cs gagal membawa pulang dua trofi bergengsi, yakni Piala FA Wanita dan Conti Cup. Kini, Chelsea hanya bisa mengharapkan satu gelar sebelum mereka benar-benar berpisah dari sang pelatih, Emma Hayes: gelar Liga Inggris Wanita 2023/24.