Gimana Coach Timo Scheunemann dkk Scouting Pemain di MilkLife Soccer Challenge?

23 Juni 2024 16:44 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konpers MilkLife Soccer Challenge yang dihadiri Adrian Tan, Brand Manager Global Dairi Alami ((paling kiri), Yoppy Rosimin (kedua dari kanan), Coach Timo Scheunemann (paling kanan), dan Sandrina dari SD Cimuncang. Foto: Aji Nugrahanto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Konpers MilkLife Soccer Challenge yang dihadiri Adrian Tan, Brand Manager Global Dairi Alami ((paling kiri), Yoppy Rosimin (kedua dari kanan), Coach Timo Scheunemann (paling kanan), dan Sandrina dari SD Cimuncang. Foto: Aji Nugrahanto/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MilkLife Soccer Challenge kini telah hadir di lima dari delapan kota yang direncakan di 2024. Tiap kota nantinya digelar sebanyak dua kali turnamen sepak bola putri U-10 dan U-12.
ADVERTISEMENT
Nah, setelah semuanya rampung, setiap kota akan membentuk satu tim All Star. Nantinya, tim All Star tiap kota itu akan saling beradu ketangkasan di Kudus, Jawa Tengah.
Tim All Star tiap kota ini berisikan pemain-pemain terbaik hasil scouting dari MSC Series 1 dan 2. Pertanyaannya adalah, bagaimana cara menentukan pemain-pemain itu agar bisa masuk tim All Star tiap kota?
Timo Scheunemann, Head Coach of MilkLife Soccer Challenge, punya strategi tersendiri untuk menentukan pemain mana saja yang punya potensi masuk tim All Star. Sebelum menentukan tim All Star, Coach Timo dan tim scouting bakal membagi kemampuan pemain MSC di tiap kota menjadi tiga kategori: C, B, dan A.
Kategori C ini merupakan pemain pemula yang punya kemampuan menonjol, di samping itu juga biasanya yang memiliki badan atletis dan power yang baik. Tapi, pemain di kategori ini membutuhkan pendampingan serta latihan ekstra agar bisa naik ke kategori berikutnya.
ADVERTISEMENT
"Dia bisa jauh lebih baik lagi ke depannya jika latihan," tutur Timo kepada kumparanBOLANITA di Lapangan Progresif, Bandung, Sabtu (22/6).
Lalu, ada kategori B. Pemain di level ini satu tingkat di atas pemula. Jika dilatih secara mendetail dan bermain rutin di SSB maka kemampuannya akan cepat meningkat.
"Kalau terus latihan, itu bisa meningkatkan persiapannya juga sebelum seleksi tahap akhir. Kita arahkan semua pemain agar juga berlatih di SSB, SSB-nya nggak harus SSB Putri ikut main dengan putra juga bisa," kata Coach Timo.
Sementara itu, kategori A adalah untuk pemain yang sudah bisa bermain (menguasai teknik dasar) dan jago. Kemungkinan pemain kategori ini untuk bisa masuk ke tim All Star lebih besar dibanding dua kategori sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, menemukan pemain dengan kategori A sangatlah susah di setiap kota. Tak lebih dari dua sampai tiga pemain dengan kategori ini di tiap kota yang ada MilkLife Soccer Challenge. Namun Coach Timo yakin pemain kategori A ini bakal jadi pemain profesional.
"Dua sampai tiga saja sudah luar biasa, sudah bagus banget. Jadi jangan dipikir harus banyak, itu A yang memang saya identifikasi bakal menjadi pemain. Saya berani ngomong sekarang, bakal jadi ini anak," papar Head Coach MSC itu.
Timo Scheunemann berbagi pangalaman dan materi seputar penguasaan bola hingga program latihan sesuai standar Sekolah Sepak Bola (SSB) di Supersoccer Arena, Rendeng, Kudus, Jawa Tengah. Foto: Dok. Istimewa

Lihat dari Teknik Dasar Lebih Dulu

Sementara itu, tim scouting MilkLife Soccer Challenge, Asep, punya cara khusus untuk melakukan scouting pemain. Cara yang pertama ialah melihat teknik dasarnya, poin ini sangat krusial sebelum menentukan aspek-aspek lain dari sang pemain.
ADVERTISEMENT
Asep biasa melihat teknik dasar pemain dari skill challenge yang ada di MilkLife Soccer Challenge. Poin penilaian utamanya ialah dribbling, passing, dan shooting.
Setelah itu, ia juga akan menilai bagaimana kemampuan pemain saat ikut 1 on 1. Kemampuan pemain dalam berduel satu lawan satu serta kegigihan pemain saat mengejar bola baru terlihat dari challenge ini.
Jika semua step tadi sudah dilakukan, maka di fase terakhir Asep melihat kemampuan pemain saat bertanding 7 vs. 7. Pemain yang jadi kriterianya tak hanya yang jago membobol gawang, tapi juga bagaimana sang pemain bisa menjalankan perintah pelatih hingga kedisiplinannya saat berlaga.
Apabila semua aspek telah dilalui, barulah Asep menentukan pemain mana saja yang bakal masuk tim All Star di tiap kota bersama Coach Timo. Rangkaian scouting yang cukup panjang ini dilakukan Asep agar mendapat pemain terbaik yang sesuai dengan kriteria MilkLife Soccer Challenge.
ADVERTISEMENT
Coach Timo dan tim scouting akan memilih sekitar 40 pemain di tiap kota untuk dipantau kemampuannya. Setelah itu, jumlahnya akan dikerucutkan jadi 14 pemain untuk mengisi tim All Star masing-masing kota.