Gimana Rasanya Dilatih sama Satoru Mochizuki? Ini Jawaban Peserta Seleksi Timnas

3 April 2024 16:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seleksi gelombang pertama Timnas Wanita Indonesia U-17 jelang Piala Asia Wanita U-17 Bali 2024, di Lapangan ABC, Senayan, Jakarta, Rabu (27/3/2024). Foto: Antika Fahira/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Seleksi gelombang pertama Timnas Wanita Indonesia U-17 jelang Piala Asia Wanita U-17 Bali 2024, di Lapangan ABC, Senayan, Jakarta, Rabu (27/3/2024). Foto: Antika Fahira/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Piala Asia Wanita U-17 sudah di depan mata. Jelang turnamen tersebut, Indonesia yang juga bertindak sebagai tuan rumah mengadakan seleksi guna menjaring pesepak bola wanita di berbagai daerah. Setelahnya, dilakukan seleksi tingkat nasional yang digelar di Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, mulai 25 Maret hingga 6 April mendatang.
ADVERTISEMENT
Pada tingkat nasional, seleksi dibagi jadi tiga gelombang. Gelombang pertama dan kedua diisi oleh pemain-pemain dari sejumlah daerah yang disambangi Satoru Mochizuki. Sementara itu, di gelombang terakhir, sejumlah eks-pemain Timnas Wanita U-19 juga ikut serta, seperti Claudia Scheunemann, Zaira Kusuma, hingga Mayzura Alifa.
Momen seleksi itu jadi kali pertama bagi para pemain wanita Indonesia merasakan langsung ditangani oleh Coach Mochi. Lantas, bagaimana perasaan para pemain dilatih oleh juru taktik asal Jepang tersebut?
Claudia Scheunemann ikut seleksi Timnas Wanita U-17 Indonesia untuk Piala Asia Wanita U-17 2024 di Lapangan ABC, Komplek GBK, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (2/4) Foto: Aji Nugrahanto/kumparanBOLANITA
Beragam jawaban kumparanBOLANITA dapatkan saat mewawancarai langsung sejumlah pemain yang ikut seleksi gelombang pertama hingga ketiga. Claudia Scheunemann, misalnya, pesepak bola wanita itu baru mengikuti seleksi gelombang tiga sejak Senin (1/4) kemarin.
Pemain 15 tahun tersebut merasa senang bisa dilatih oleh Satoru Mochizuki. Dari dua sesi latihan yang dijalani, Claudia mengaku tak ada kendala yang berarti saat berada di dalam atau luar lapangan.
ADVERTISEMENT
Hanya saja, faktor perbedaan bahasa menjadi pengganjal komunikasi antara pemain dan pelatih, menurut Claudia.
“Ini kan Clau baru pertama kali latihan, ya, senang sih bisa dilatih sama pelatih luar negeri. Sampai sekarang udah bagus pelatihnya. Pokoknya bagus,” ujar Claudia saat ditemui di Lapangan B, Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Selasa (2/4) malam.
“Buat Clau kendalanya sih paling bahasanya sama coach. Kalau kayak cedera atau apa gitu nggak ada,” lanjut Claudia.
Pelatih Timnas Wanita Indonesia, Satoru Mochizuki, saat melakukan seleksi untuk Piala Asia Wanita U-17 di Lapangan ABC, Senayan, Jakarta. Foto: Aji Nugrahanto/kumparan

Coach Mochi Tekankan Intelegensi

Selain menjumpai Claudia, kumparanBOLANITA juga sempat bertanya langsung kepada beberapa pemain yang mengikuti seleksi gelombang pertama. Menariknya, jawaban mereka cukup berbeda dari Claudia.
Pemain dari sejumlah daerah itu berujar kalau Coach Mochi menekankan hal-hal basic sepak bola dalam sesi latihannya, seperti skill (teknik dasar), fisik, hingga mental. Namun, selain itu, beberapa pemain kompak bilang kalau ada satu hal yang benar-benar ditekankan Satoru Mochizuki: intelegensi.
ADVERTISEMENT
Intelegensi yang dimaksud Satoru Mochizuki yakni menggunakan cara berpikir yang benar serta cepat dalam mengambil keputusan di lapangan. Pemain harus tahu kapan mengumpan, men-dribble, dan melakukan tembakan. Semuanya tindakan harus presisi sesuai dengan kondisi di lapangan.
"Mungkin intelegensi diri, kayak harus cepat ambil keputusan. Sebelum terima bola tuh kita harus mikir apa, kita harus ngapain gitu. Coach Mochi nekenin itu 'sih," tutur Indira Jenna Almira dari Banten.
"(Yang ditekankan) fisik, mental, terus berpikir cepat, dan skill juga," ucap Kikka Ramadani dari Kalimantan Tengah.
"Kalau dari Coach Mochi itu dari intelegensi, jadi pemikiran cepat ya. Jadi, nggak cuma dari fisik sama kondisi aja, tapi dalam berpikirnya juga harus cepat," kata Shalom Tesalonika dari Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Soal intelegensi, ini sebenarnya sudah beberapa kali disampaikan oleh Satoru Mochizuki kepada pemain atau awak media. Bahkan, dalam sesi konferensi pers pertamanya pada 20 Februari lalu, pelatih 59 tahun itu sempat nge-spill kalau intelegensi dalam sepak bola merupakan salah satu aspek yang bakal ditekankan olehnya dalam melatih.
"Jika setiap pemain ingin bermain, jangan pernah berhenti berlatih untuk jadi yang terbaik. Saya percaya bahwa bukan hanya perkembangan fisik, tapi intelegensi dalam sepak bola juga perlu dikembangkan," kata Satoru Mochizuki.