Jago Voli dan Takraw, Kenapa Gea Yumanda Jadi Pemain Sepak Bola?

16 Maret 2024 16:33 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gea Yumanda, pemain sepak bola wanita PON Jawa Barat.  Foto: Aji Nugrahanto/kumparanBOLANITA
zoom-in-whitePerbesar
Gea Yumanda, pemain sepak bola wanita PON Jawa Barat. Foto: Aji Nugrahanto/kumparanBOLANITA
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebelum menggeluti sepak bola, siapa sangka jika Gea Yumanda, bek kiri Timnas Wanita Indonesia itu dulunya pernah jadi pemain sepak takraw dan voli?
ADVERTISEMENT
Ya, kepada kumparanBOLANITA, perempuan yang kini menginjak usia 17 tahun itu mengungkapkan bahwa pada saat kecil, dirinya pernah bermain sepak takraw. Permainan itu sudah dilakukannya ketika berada di bangku taman kanak-kanak.
“Tante aku kan pemain takraw PON nasional. Nah, dulu pas TK sampai SD kelas 3, aku main takraw. Ikut Bunda (bibi) aku latihan,” kata Gea saat diwawancarai kumparanBOLANITA di Sumedang, Jawa Barat, Selasa (27/2).
Tak ada pelatih khusus, Gea bermain sepak takraw dengan diajari oleh adik perempuan ibunya. Ia juga kerap berlatih bersama para tetangganya di rumah.
Namun, karena sepak takraw membutuhkan tenaga kaki yang ekstra, lama-kelamaan Gea merasa sakit dan akhirnya memutuskan untuk tak lagi menyentuh bola yang terbuat dari anyaman rotan itu.
ADVERTISEMENT
“Tapi emang jujur, itu sakit di mata kaki soalnya. Kan kalau takraw kan bolanya keras, terus kena tepat di antara mata kaki sama di bawahnya sedikit. Nah itu sakit. Jadinya Gea udah berhenti, nggak main lagi,” ujar Gea.
Tepat setelah berhenti dari sepak takraw, pemain kelahiran 2006 itu lalu mencoba untuk menekuni voli.
Berbeda dengan sepak takraw yang hanya digelutinya lewat latihan, di voli, Gea sampai mengikuti turnamen resmi. Ia bahkan pernah beberapa kali mewakili sekolahnya di Batam.
Namun, setelah menyadari bahwa tinggi badannya tak ideal untuk seorang pemain voli, Gea lagi-lagi berhenti.
“Pindah tuh dari sepak takraw ke voli, dari kelas 3 sampai lima. Tapi, ngeliat badan Gea nggak tinggi, terus mikir, ‘Ah, nggak mungkin Gea bisa jadi pemain voli. Soalnya badannya nggak tinggi ya,” katanya.
ADVERTISEMENT
Selesai dengan yang satu, pindah lagi ke yang lain. Usai menghabiskan waktunya di voli dan takraw, Gea lalu mulai berkenalan dunia sepak bola. Ia dikenalkan oleh pelatih SSB-nya dahulu, Pakde dari SSB Tanjung Riau.
“Pas pulang sekolah, baru beres latihan voli, jalan kaki terus lewat lapangan bola, dipanggil deh sama pelatih SSB. Katanya, ‘Sini, ayo, main bola aja jangan main voli’.” ungkap Gea sambil menirukan ucapan pelatihnya itu.
“Jadi, besoknya langsung latihan bola. Rupanya senang. Akhirnya ya udah, main bola aja. Terus didukung juga sama orang tua,” imbuhnya kemudian.
Lalu, saat ditanya cabang olahraga mana yang lebih disukai Gea; voli, sepak takraw, atau sepak bola, Gea menjawab:
“Sepak bola. Kenapa? Momen. Nggak nyangka bisa sampai kayak gini karena sepak bola bisa ke luar negeri, bisa mewakili negara, terus juga banggain orang tua, mungkin bisa juga,” pungkas Gea.
ADVERTISEMENT
Kini, Gea aktif di tim sepak bola wanita Jawa Barat. Ia sedang fokus berlatih untuk persiapan PON Sumut-Aceh yang diselenggarakan pada September mendatang.