Kenapa sih Timnas Wanita Belanda Mau Lawan Indonesia? Ini Jawaban Jonker

Timnas Wanita Belanda vs Timnas Wanita Italia dalam Kualifikasi EURO 2025. Foto: Dok. Media KNVB

Timnas Wanita Indonesia akan menghadapi Belanda dalam jendela FIFA matchday, Sabtu (26/10) dini hari nanti. Laga yang akan digelar di Stadion De Vijverberg, Doetinchem, Belanda tersebut akan dimulai pada 01.45 WIB.

Banyak pertanyaan yang muncul saat PSSI mengumumkan pertandingan persahabatan ini. Mengapa, misalnya, Belanda mengundang Indonesia, yang posisinya di FIFA ranking jauh di bawah mereka.

Saat ini Belanda berada di ranking 11 FIFA. Sementara Indonesia ada di 104—begitu jauh di bawah mereka. Indonesia tentu senang mendapatkan kesempatan bertanding dengan lawan kuat. Pengalaman. Tapi apa untungnya pertandingan nanti buat Belanda?

Pertanyaan tersebut baru-baru ini dijawab oleh pelatih Timnas Wanita Belanda, Andries Jonker. Kepada nu.nl, ia mengatakan bahwa strategi melawan tim yang kualitasnya jauh di bawah, mereka tiru dari kompatriotnya di Timnas Pria Belanda.

“Dalam persiapan untuk Euro, tim pria bermain melawan Islandia dan Kanada. Mereka ranking 50 dan 75 di dunia saat itu. Setelah menang 4-0 berturut-turut, muncul mood yang bahagia dan gembira baik di publik maupun di media. Staf dan pemain juga mendapat kepercayaan tinggi,” tutur Jonker kepada nu.nl, Kamis (24/10).

Pelatih Belanda Andries Jonker memberi semangat ke pemainnya. Foto: FRANCK FIFE / AFP

Jonker bilang, tak ada yang menyebut bahwa hasil tersebut didapat dari peringkat 50 atau 75.

“Aku jadi berpikir: aku akan melakukan hal yang sama!” kata Jonker.

Masalahnya, menurutnya, sulit untuk menemukan lawan latih tanding dari Eropa saat ini, sebab kebanyakan tim masih berada di kualifikasi Euro 2026. Belanda sendiri sudah lolos ke putaran final.

“Jadi kami senang Indonesia mau datang dan bermain sepak bola,” kata Jonker.

Setelah melawan Indonesia, Timnas Wanita Belanda akan bertanding melawan Denmark (peringkat 12 FIFA). Di jeda internasional setelahnya, mereka malah akan melawan tim yang lebih kuat, yaitu China (18) dan Amerika Serikat (1).

“Sayangnya memang kami tak bisa benar-benar meniru jalur tim pria. Tapi setiap hal negatif menawarkan pembelajaran positif. Jika anak-anak muda ini bermain bagus dan tim bermain bagus melawan tim-tim berat itu, itu artinya kami bisa berkembang lebih baik,” tutupnya.