Kesan Noa Leatomu soal Indonesia: Orangnya Ramah, tapi Jalanannya Enggak

19 Juli 2024 13:14 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Noa Leatomu, pemain keturunan Indonesia saat diwawancarai kumparanBOLANITA di Jakarta, Kamis (4/7/2024). Foto: Andi Fajar/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Noa Leatomu, pemain keturunan Indonesia saat diwawancarai kumparanBOLANITA di Jakarta, Kamis (4/7/2024). Foto: Andi Fajar/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
"Orang di Indonesia sangat ramah, tapi jalanannya enggak,"
Itulah yang diungkapkan Noa Leatomu, pesepak bola wanita keturunan Indonesia-Belanda, soal kesannya selama tinggal di Indonesia. Ia tiba di Jakarta pada 23 Juni lalu dan tinggal selama dua pekan di tanah kelahiran nenek moyangnya ini.
ADVERTISEMENT
Noa tiba di Jakarta pada akhir Juni lalu setelah mendapat panggilan dari PSSI untuk berlatih dengan Garuda Pertiwi. Bersama Estella Loupatty, Noa lakoni trial untuk dilihat kemampuannya oleh Coach Satoru Mochizuki.
Di sela-sela masa trial-nya, saat istirahat, kumparanBOLANITA berkesempatan buat chit-chat sama Noa di lobby hotel tempat Timnas Wanita menginap. Topik utamanya tentu soal pengalaman berkarier dan perasaannya yang mendapat panggilan PSSI.
Tapi, kami juga penasaran dan ingin bertanya satu hal pada Noa. Itu adalah soal yang ia sukai dan tidak disukai dari Indonesia, khususnya Jakarta. Apa saja, ya?
Marsela Awi dan Noa Leatomu dalam latihan Timnas Wanita Indonesia di Stadion Madya GBK, Jakarta, Selasa (2/7/2024). Foto: Timnas Indonesia
Orang Indonesia Sangat Ramah
Pulang ke "Tanah Air" sejatinya sudah ada dalam wishlist Noa sejak beberapa tahun lalu. Apalagi wanita kelahiran Roermond, Belanda itu belum pernah sama sekali menjejakkan kaki di Indonesia sebelumnya.
ADVERTISEMENT
2023 lalu dalam wawancara khusus dengan kumparanBOLANITA, Noa punya tekad untuk bisa membela Timnas Wanita Indonesia. Setahun kemudian gayung bersambut, ia dipanggil PSSI dan harus menghadiri sesi trial di Jakarta. Dua harapannya terkabul dalam satu waktu bersamaan.
Singkat cerita Noa tiba di Indonesia. Dalam waktu yang singkat, dalam hitungan hari, Noa langsung memberi kesan positif soal Indonesia. Salah satu yang begitu membuatnya senang adalah keramahan orang-orang Indonesia.
"Ya, sejauh ini aku belum banyak ke luar karena kami harus tinggal di hotel. Tapi dari yang aku lihat, aku pikir sangat indah. Cuacanya memang sangat panas, tapi cukup enak," tutur Noa soal hal yang disukainya dari Jakarta kepada kumparanBOLANITA di Jakarta pada Kamis (4/7).
ADVERTISEMENT
"Orang-orangnya sangat ramah. Itu saja yang bisa saya katakan karena saya belum banyak keluar," lanjut Noa.
Suasana lalu lintas di kawasan MT Haryono saat penerapan work from home (WFH) 50 persen untuk ASN Jakarta diterapkan, Senin (21/8). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan

Jalanannya Bikin Geleng Kepala

Selain bertanya soal hal yang disukainya dari Jakarta, kami juga kepo tentang apa yang kurang disukainya dari Ibu Kota Indonesia ini. Jawabannya ada dua: panas dan macet.
Yang pertama, cuaca Jakarta yang cukup terik di awal Juli lalu memang sempat bikin Noa dan Estella kesulitan dalam beradaptasi. Setidaknya butuh waktu 3-4 hari untuk bisa berdamai dengan sinar terik matahari.
Panasnya Jakarta sempat bikin Noa tak bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Beruntung, di pekan kedua ia sudah terbiasa dengan suhu Jakarta.
"Sebenarnya, aku tidak terlalu membenci apa-apa. Mungkin waktu pertama kali datang, cuacanya sangat panas dan aku perlu beradaptasi. Aku perlu berusaha menyesuaikan diri. Tapi sekarang sudah baik-baik saja. Jadi aku tidak kesal lagi," kata Noa.
ADVERTISEMENT
Soal cuaca, Noa sudah bisa adaptasi. Tapi soal yang kedua, jalanan Jakarta, Noa angkat tangan melihatnya.
Noa bilang, sebenarnya ia mengantongi SIM di Belanda, artinya ia sudah terlinsensi untuk mengemudi di jalanan kota. Tapi, setelah melihat jalanan Jakarta, ia lebih baik menyimpan rapi lisensinya itu.
"Soal macet, sebenarnya aku bukannya membenci itu. Tapi aku tidak akan bisa mengemudi di sini meski aku punya SIM di Belanda," tutur pemain KRC Genk itu.
"Di sini orang-orang menyetir sembarangan, mereka menyalip dari kanan, dari kiri. Skuter juga. Mereka tidak peduli kalau kamu… ya, mereka tidak peduli. Itu gila," tutup Noa saat bercerita soal kesannya selama tinggal di Jakarta dua minggu lamanya.
Noa Leatomu saat Timnas Wanita Indonesia latih tanding dengan Asiana U-14 di Lapangan Rugby, Kompleks SUBK, Senayan, Jakarta Pusat, pada Kamis (27/6/2024). Foto: Timnas Wanita Indonesia
Tuntas sudah masa trial Noa Leatomu selama dua minggu di Indonesia. Masa uji coba Noa dan Estella berbuah manis, keduanya mendapat rekomendasi dari Coach Mochi untuk dinaturalisasi.
ADVERTISEMENT
Proses naturalisasi pun langsung digodok oleh PSSI. Vivin Cahyani, Exco PSSI yang memimpin Komite Sepak Bola Wanita Indonesia, bilang kalau pihaknya akan segera mengurus administrasi Noa dan Estella. Ini artinya, kedua pemain asal Belanda itu bakal mengenakan jersi dengan lambang Garuda di dada.