Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Kisah Ann-Katrin Berger: 2 Kali Menepi karena Kanker, Kini Jadi Pahlawan Jerman
5 Agustus 2024 17:56 WIB
·
waktu baca 5 menitADVERTISEMENT
31 Juli 2022 mungkin jadi salah satu hari yang akan selalu terngiang di kepala Ann-Katrin Berger. Ia harus menelan pil pahit usai kalah di hadapan Inggris dalam perebutan juara Euro Wanita 2022. Jerman tumbang 1-2 dari Inggris di Stadion Wembley, London, Inggris.
ADVERTISEMENT
Namun, itu bukan satu-satunya kabar buruk yang harus ia hadapi. Selang sehari, ia harus menerima kabar yang tampaknya jauh lebih buruk. Bak jatuh tertimpa tangga, Ann-Katrin Berger dinyatakan kembali mengidap kanker tiroid yang sempat menghinggapinya lima tahun sebelumnya.
2017 lalu, Ann-Katrin Berger mengira bahwa penyakitnya sudah sembuh. Namun ternyata kankernya kembali kambuh.
“Tentu saja kanker dapat kambuh kapan saja, tetapi orang pasti berpikir bahwa setelah lima tahun biasanya semuanya sudah selesai. Itu hal negatif karena dulu sudah selesai,” tutur Berger dalam wawancara khususnya bersama Times pada 2023.
“Hal positifnya adalah saya tahu apa yang diharapkan dan apa yang harus dilakukan dan itu tidak seperti ketidakpastian sebelumnya.”
Kali pertama Ann-Katrin Berger didiagnosis menderita kanker tiroid adalah pada November 2017 silam. Ia harus menepi beberapa bulan dari lapangan dan menghabiskan waktunya di rumah sakit.
ADVERTISEMENT
Namun, tekadnya cukup kuat untuk sembuh sehingga ia hanya butuh waktu sekitar empat bulan saja dan kembali merumput bersama Birmingham di Liga Inggris Wanita. Selang empat bulan dari diagnosis, Berger kembali menjaga mistar.
Tekadnya benar-benar meninggi kala itu, ia menjalani musim yang begitu cemerlang bersama Birmingham. Kegigihannya berbuah manis, kiper Timnas Wanita Jerman itu memenangi PFA Team of the Year Award 2018.
Penampilan cemerlang Berger memikat hati Chelsea di musim dingin 2019. The Blues pun mendaratkan sang pemain pada Januari 2019 untuk mengisi pos penjaga gawang utama. Padahal, kala itu Chelsea sebenarnya sudah memiliki tiga kiper di skuadnya.
Proses perekrutan Berger ke Chelsea diinisiasi langsung oleh sang pelatih, Emma Hayes. Meski sudah memiliki banyak opsi penjaga gawang, Hayes yakin bahwa Berger adalah opsi terbaiknya dalam proses membangun kembali skuad di 2019.
ADVERTISEMENT
Apa yang diyakini Hayes akhirnya terbukti pada musim 2020/21. Pada April 2021, dalam partai penentuan juara Chelsea sukses menahan imbang Manchester City dengan skor 2-2. Berger punya andil saat melakukan penyelamatan krusial bagi timnya.
Save yang dilakukan Berger itu membuat Chelsea terhindar dari kekalahan. The Blues tetap bertengger di puncak klasemen dan Chelsea memenangi gelar Liga Inggris Wanita keempatnya.
Kegemilangan Berger berlanjut di musim 2021/22. Ia terus dipercaya oleh Emma Hayes sebagai penjaga gawang utama. Penampilan Chelsea besutan Emma Hayes konsisten hingga penghujung musim, The Blues kembali meraih takhta juara.
Sayangnya, aksi-aksi Berger di lapangan sempat reda pada musim panas 2022. Itu karena Berger kembali didiagnosis menderita kanker tiroidnya.
Jika 5 tahun sebelumnya Berger punya motivasi tinggi untuk pulih, kali ini ceritanya berbeda. Kanker yang tumbuh di tubuhnya untuk kali kedua membuat Berger benar-benar terpukul. Ia harus menepi sampai dua bulan untuk bisa kembali ke lapangan. Berger mengungkap bahwa beban emosionalnya terlampau tinggi dibanding saat kanker pertamanya.
ADVERTISEMENT
"Yang paling sulit adalah memberi tahu mereka (rekan di Chelsea) agar tidak merasa kasihan pada saya," kata Berger.
"Saya belajar dari pengalaman pertama dan bagaimana saya menghadapinya. Hal pertama yang saya katakan kepada mereka adalah bahwa semuanya harus normal, memperlakukan saya secara normal. Itu membantu saya.”
Sepak Bola Jadi Motivasi Berger Kalahkan Kanker
Siapa pun pasti terpukul saat mengetahui bahwa penyakit yang sudah diyakini sembuh tapi muncul lagi. Itu juga yang dialami oleh Ann-Katrin Berger. Terlebih yang dihadapinya kala itu adalah kanker.
Musim panas 2022 Berger memang lebih banyak dihabiskan untuk perawatan. Tapi, ada satu hal yang terus memotivasi diri dan menyelamatkannya. Itu adalah sepak bola.
Motivasi Ann-Katrin Berger kala itu hanyalah ingin kembali bermain sepak bola. Dan karena motivasinya itulah ia kembali pulih, bahkan lebih cepat dibanding kanker pertamanya.
ADVERTISEMENT
“Tujuan saya adalah menjadi sehat, tetapi bagaimana cara mencapainya? Menjadi senormal mungkin dan melakukan hal-hal yang selalu saya lakukan sebelumnya. Jika saya tidak menjaga kesehatan, saya tidak dapat bermain sepak bola dan jika saya tidak dapat bermain sepak bola, saya akan sengsara,” kata Berger.
“Saya ingin kembali menjadi salah satu penjaga gawang terbaik di dunia. Di luar lapangan, jika saya tidak cukup sehat, saya tidak dapat mencapai tujuan-tujuan ini, jadi memiliki keseimbangan yang baik antara keduanya penting untuk tahun ini."
Menjelma Pahlawan Jerman
Tepat dua tahun setelah mengidap kanker keduanya, Ann-Katrin Berger dipercaya mengawal mistar Jerman di Olimpiade Paris 2024. Meski usianya yang tak lagi muda, 33, Berger masih dipercaya jadi kiper utama di timnya.
ADVERTISEMENT
Laju Jerman memang tak sempurna di fase grup. Mereka menang dua laga kontra Australia dan Zambia tapi tersandung oleh Amerika Serikat. Kendati demikian, Jerman tetap lolos dengan status peringkat dua.
Tibalah Jerman di babak perempat final, mereka menghadapi juara bertahan Kanada yang tak terkalahkan sejak fase grup. Jelas ini adalah ujian yang sesungguhnya.
Laga berlangsung alot, Kanada menguasai permainan. Enam tembakan ke gawang berhasil ditepis dengan ciamik oleh Berger di waktu normal hingga perpanjangan waktu. Laga pun terpaksa dilanjutkan ke adu penalti.
Di sinilah mentalitas juara Ann-Katrin Berger terpancar. Dalam empat percobaan tendangan, Berger sukses menggagalkan dua tendangan. Di sepakan keempat yang ditendang oleh Janine Beckie, Berger sebenarnya sudah bisa menebak arah bola. Tapi, bola lepas dan bergulir ke arah gawangnya.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan tendangan kelima Jerman, Berger didaulat jadi penendang. Cukup jarang kiper mengambil tendangan kelima yang merupakan penentu. Tingkat percaya dirinya begitu tinggi, bola di arahkan ke pojok kiri bawah yang membuat kiper lawan mati langkah.
Berger menjelma pahlawan, mengantar Jerman ke semifinal keenam mereka di Olimpiade.