Luis Rubiales dan Segudang Kisah Kontroversialnya
ADVERTISEMENT
Presiden Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF), Luis Rubiales , baru-baru ini tersandung kasus pelecehan seksual usai mencium bibir salah seorang pemain Timnas Wanita Spanyol, Jennifer Hermoso. Ciuman paksa itu terjadi saat Rubiales dan sederet petinggi RFEF lain tengah memberikan trofi kemenangan Spanyol di Piala Dunia Wanita 2023.
ADVERTISEMENT
Tindakan Rubiales kepada Hermoso tentu saja membuat geram warganet. Tak hanya itu saja, aksi cium bibir yang dilakukan pria berkepala plontos itu menuai kecaman keras dari berbagai tokoh terkenal. Sebut saja dua bintang timnas AS, Alex Morgan dan Megan Rapinoe, hingga pejabat tinggi Negeri Matador, Pedro Sanchez.
Atas aksi tersebut, banyak pihak yang menuntut agar dirinya segera mundur diri dari jabatannya sebagai presiden RFEF. Selaku induk sepak bola dunia, FIFA tak tinggal diam. Pihaknya secara tegas menangguhkan Rubiales dari segala aktivitas sepak bola setidaknya selama 90 hari.
Usut punya usut, ini bukan kali pertama Rubiales melakukan hal nyeleneh. Sejak awal masa jabatannya hingga saat ini, pria kelahiran 1977 itu kerap menjadi bahan perbincangan karena beberapa kasus kontroversialnya.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Sportstar the Hindu, Minggu (27/8), berikut adalah perjalanan karier Luis Rubiales, seorang presiden federasi sepak bola Spanyol yang dikecam karena perilaku tidak pantasnya di panggung juara Piala Dunia Wanita 2023.
Menjadi Pemimpin Pemberontak
Luis Rubiales lahir pada 23 Agustus 1977 di Las Palmas de Gran Canaria, Spanyol. Di usianya yang ke-14 tahun, Rubiales sudah menggeluti Si Kulit Bundar dengan bergabung ke tim junior, Motril, pada 1991. Berselang dua tahun kemudian, ia memutuskan pindah ke Valencia sebelum akhirnya berlabuh di Atletico Madrid pada 1995.
Beberapa tahun setelah berkarier di tim sepak bola junior, tibalah saatnya bagi Rubiales menjajaki beberapa klub senior: Guadix (1997-1999), Mallorca B (1999-2000), Lleida (2000-2001), Xerez (2001-2003), Levante (2003-2008), Alicante (2008-2009), dan Hamilton Academical (2009).
ADVERTISEMENT
Saat dirinya bergabung bersama Levante, Rubiales pernah memimpin pemberontakan yang dilakukan oleh para pemain Granotes kepada pihak klub. Ia dan rekan-rekannya menuntut agar Levante segera membayar gaji mereka. Menjadi seorang pemimpin pemberontak, Rubiales disebut-sebut mewarisi sang ayah yang pada saat itu menjabat sebagai wali kota Motril pada pertengahan 1990-an.
Aksi pemberontakan yang dipimpin oleh Rubiales itu berakhir dengan kemenangan usai ia dan timnya berhasil mendapatkan gaji mereka. Keberhasilan tersebut mendorong Rubiales untuk terjun langsung menjadi ketua Asosiasi Pemain Spanyol (AFE) pada 2010 dan 2017.
Presiden RFEF vs Presiden La Liga
Sebelum dan sesaat Luis Rubiales terpilih menjadi presiden RFEF pada 2018 lalu, ia pernah berseteru dengan presiden La Liga, Javier Tebas. Kala itu, Tebas secara terang-terangan mengatakan bahwa Rubiales “tidak memenuhi syarat” untuk jabatan tersebut.
ADVERTISEMENT
Namun, benar saja. Tak lama setelah ia terpilih menjadi presiden RFEF, masyarakat pecinta sepak bola di Negeri Matador langsung dikejutkan oleh aksi pemecatan pelatih Timnas Spanyol, Julen Lopetegui. Pemecatan itu dilakukan hanya dua hari sebelum berlangsungnya Piala Dunia Wanita 2018.
Sontak, tindakan yang dilakukan Rubiales memancing kemarahan dari banyak pihak. Seolah hal itu bukan apa-apa baginya, Rubiales kemudian mencalonkan kembali menjadi presiden RFEF pada 2020 dan terpilih.
Kendati demikian, aksi protes tak berhenti sampai di situ saja. Tiga tahun lalu, Rubiales kembali dikecam oleh para pencinta sepak bola Spanyol karena memperluas kontes Piala Super Spanyol antara juara Liga Spanyol dan pemenang Copa del Rey menjadi format empat tim.
Di tahun yang sama, ia juga dikritik karena memindahkan tempat berlangsungnya kompetisi Piala Super Spanyol 2020 menjadi di Arab Saudi hanya karena uang.
ADVERTISEMENT
Jabat Wakil Presiden UEFA Sejak 2019
Selain memegang posisi kunci di RFEF, Rubiales ternyata memiliki peran besar di UEFA. Pada 2019, ia hanya menjabat sebagai anggota komite eksekutif saja. Namun, hanya dalam hitungan beberapa minggu, Rubiales langsung dipromosikan menjadi wakil presiden UEFA oleh sang ketua utama, Aleksander Ceferin.