Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
![Timnas sepak bola Iran melawan Singapura selama kualifikasi Piala Asia Wanita AFC 2018 di Hanoi pada 5 April 2017. Foto: HOANG DINH NAM / AFP](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1636977340/hrbfedehxvjqokzfcqyu.jpg)
ADVERTISEMENT
Pada umumnya, penggunaan hijab atau jilbab merupakan sesuatu yang tidak bisa ditawar bagi perempuan beragama Islam. Permasalahan muncul ketika dalam sebuah kompetisi olahraga, penggunaan hijab belum diatur secara saksama, yang membuat ofisial di lapangan melarang penggunaannya dalam sebuah pertandingan.
ADVERTISEMENT
Sepak bola wanita pun demikian. Penggunaan hijab sempat dilarang. Bahkan, di negara tertentu seperti Prancis, hijab dan simbol-simbol keagamaan lain hingga kini masih belum punya tempat di kompetisi olahraga resmi.
Salah satu konflik yang menyita banyak perhatian terjadi pada 2011 silam. Tim nasional sepak bola wanita Iran didiskualifikasi lantaran menolak untuk melepas hijab saat hendak bertanding melawan Yordania di babak penyisihan Olimpiade 2012.
Hal itu membuat anggota komite eksekutif FIFA sekaligus wakil presiden AFC saat itu, Pangeran Ali Bin Al Hussein, angkat bicara. Ia menginginkan Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional (IFAB) mengeluarkan izin terkait penggunaan hijab atau penutup kepala untuk para pemain muslim.
Hingga akhirnya pada 1 Maret 2014, FIFA resmi mengeluarkan kebijakan mengenai perizinan penggunaan hijab atau simbol keagamaan untuk pesepak bola wanita. Perizinan tersebut dikeluarkan tak terlepas dari berbagai tekanan terkait penggunaan hijab.
ADVERTISEMENT
Izin yang dikeluarkan oleh FIFA tersebut membuat para pesepak bola wanita muslim bisa bernapas lega. Karenanya, penggunaan hijab seharusnya tidak lagi menjadi penghalang bagi siapa pun, terutama buat wanita yang ingin meniti karier sebagai pemain sepak bola.
3 pesepak bola Wanita yang Menggunakan Hijab
Beberapa pesepak bola wanita ini adalah contohnya. Mereka menggunakan hijab dan tetap tampil ciamik saat bertanding.
1. Assmaah Helal
Assmaah Helal merupakan pesepak bola asal Australia yang memiliki darah keturunan Mesir. Helal tumbuh di keluarga pencinta bola, yang membuatnya memiliki kecintaannya terhadap sepak bola sejak dirinya masih kecil.
Kapten klub United New South Wales (UNSW) itu pernah menorehkan sejumlah prestasi. Salah satunya adalah menjadi pemimpin suatu organisasi Olahraga Pemuda Persemakmuran untuk Pembangunan dan Perdamaian (CYSDP) pada 2012 silam. Tak hanya itu, berselang tiga tahun kemudian tepatnya pada 2015, Helal ditunjuk menjadi duta sepak bola perempuan.
ADVERTISEMENT
2. Abdulazeez Zulfah
Abdulazeez Zulfah merupakan seorang pesepak bola asal Lagos, Nigeria. Dikutip dari BBC, Zulfah memiliki kehidupan masa kecil yang kurang beruntung karena ditinggal ibunya sejak berusia enam bulan.
Meski begitu, dirinya tak patah semangat. Zulfah mengatakan bahwa hijab bukan penghalang bagi setiap wanita. Dirinya juga berharap dapat menjadi inspirasi bagi setiap wanita muslim yang tertarik dengan sepak bola.
3. Debi Puspita Rani
Debi Puspita Rani merupakan penjaga gawang asal Sumatera Selatan yang pernah memperkuat Timnas Indonesia di ajang Asian Games. Pesepak bola kelahiran 1997 itu juga pernah bermain untuk klub Persimura (Musi Rawas).
Bakat sepak bola yang dimiliki Debi sudah terlihat sejak kecil, padahal dirinya tidak pernah tergabung resmi ke dalam sekolah sepak bola (SSB). Kendati begitu, Debi memutuskan untuk memperdalam kemampuan sepak bolanya dengan menempuh pendidikan tinggi Program Studi Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan di Universitas Sriwijaya, Palembang.
ADVERTISEMENT