Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Masuk Skuad 4 Pelatih Timnas Wanita Indonesia, Apa Bedanya menurut Vivi Oktavia?
25 November 2024 18:56 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Akhirnya Vivi Oktavia masuk skuad Timnas Wanita Indonesia ! Berkat main bagus di PON XXI di Aceh-Sumut Agustus 2024 lalu, namanya masuk ke dalam salah satu pemain yang dipanggil pelatih Satoru Mochizuki ke Timnas Wanita Indonesia untuk gelaran ASEAN Women’s Cup 2024.
ADVERTISEMENT
Terakhir kali Vivi bermain untuk Indonesia adalah saat pertandingan persahabatan melawan Singapura pada 2022. Kala itu, Indonesia dilatih oleh Coach Rudy Eka Priyambada. Namun, jejak Vivi di Timnas Wanita Indonesia sebetulnya telah dimulai jauh hari sebelumnya.
Vivi pertama kali bermain untuk Timnas Wanita Indonesia pada 2018, yakni dalam gelaran Asian Games saat Indonesia menjadi tuan rumah. Ia, yang aslinya berposisi striker, digeser menjadi bek di laga-laga timnas karena postur yang tinggi dan kokoh. Vivi terus ambil bagian di Timnas Wanita Indonesia sampai 2022.
Dengan pemanggilan dari Coach Mochi ini, artinya, Vivi telah bermain untuk empat pelatih berbeda di Timnas Wanita Indonesia senior. Siapa saja dan bagaimana perbedaan yang ia rasakan? Simak dalam wawancara kumparanBOLANITA dan VIvi Oktavia berikut ini.
ADVERTISEMENT
Kak Vivi, akhirnya dipanggil lagi nih ke timnas! Gimana rasanya? Udah lama kan waktu terakhir kali main buat Indonesia.
Terakhir tuh pas friendly match sama Singapura di 2022. Rasanya senang banget, ya. Ternyata di umur segini masih kepakai. Pokoknya, senang banget!
Apalagi Coach Mochi itu pelatih dari Jepang yang disiplin banget. Jadi, aku banyak belajar dari beliau. Kayaknya Timnas Wanita bakal naik level sih di bawah coach ini.
Apa sih, Kak, yang bikin beda dari pelatih-pelatih sebelumnya?
Panggilan yang dulu, sebenarnya sih nggak ada bedanya, Kak. Lebih ke pembelajaran dari pelatih-pelatihnya yang beda-beda. Jadi, aku yang dapat dari coach sebelumnya seperti ini, sama coach Mochi seperti ini. Intinya sih sama, sama-sama ingin memajukan Timnas Putri kita.
ADVERTISEMENT
Yang pertama sama Coach Satia Bagdja kan ya?
Pertama kali Coach Satia Bagdja, kalau coach Rully Nere tipenya sebenernya semuanya sama aja, ya. Targetnya kan untuk mencetak gol.
Tapi kalau untuk coach Rully Nere itu lebih banyak ke cara bermain. Passing, misalnya, biasanya di klub atau di mana pun kita passing-nya lama, tapi sama coach Rully harus cepat. Terus, kalau sama coach Rully juga nyaman sih, kita ngobrol atau apa pun itu nyaman.
Cuman, mungkin ada yang kadang nggak paham karena sering bentrok, ya. Asisten sama head coach-nya sering beda pendapat, jadi kita bingung gitu loh, harus ngikutin yang asisten atau yang pelatih kepala. Jadi kita bingung.
Kalau sama Coach Rudy Eka gimana ceritanya?
ADVERTISEMENT
Kalau di zaman Coach Rudy Eka, itu lebih kayak beliau mengikuti permainan di luar negeri. Contohnya, seperti Manchester City, defend-nya harus di mana, cara bermainnya harus seperti apa, dan harus cepat juga. Tapi Coach Rudy Eka itu lebih banyak mengandalkan fisik.
Jadi, kita banyak latihan fisik, misalnya 15 menit target berapa putaran. Cara bermainnya juga sama sih, cara pegang bolanya, kita harus tetap ke depan, cepat ke depan.
Trus yang terakhir nih, Coach Mochi dari Jepang. Ada yang bikin kaget nggak?
Kalau zaman Coach Mochi, apalagi aku baru banget ngerasain kemarin, kagetlah awalnya. Ternyata latihannya seberat itu.
Aku pikir pas pertama kali masuk itu kita fisik, misalnya lari jogging berapa kali, ternyata nggak. Dia lebih fokus ke game dan dia nggak banyak ngomong. Jadi, dia cuma mantau, mantau, mantau, mantau, ngeliat karakter pemain sesuai nggak sama kriteria dia, dan cara mainnya maunya di mana.
ADVERTISEMENT
Jadi, Coach Mochi itu tipe pelatih yang ingin cepat. Nggak boleh pegang bola lama.
Simpel! Mainnya harus simpel. Jadi, ketika kita dapet bola, kita udah tau, kita scanning, kita harus ke mana. Jadi, kesimpulannya, coach Mochi ini pengen cepat, dan bolanya cepat harus ke depan. Ngalirnya ke depan, satu-satu ke depan. Dan banyakin shooting. Wah, Jepang banget itu!
Bersama Coach Mochi, rupanya Vivi langsung masuk ke dalam skema utamanya. Dalam pertandingan pertama di ASEAN Women’s Cup 2024 di Laos, Vivi menjadi satu dari 11 pemain di starting line up.
Sayang, pertandingan berakhir dengan skor 0-0. Selasa (26/11) malam besok, Vivi dkk akan melawan Timnas Wanita Malaysia dan mencoba meraih tiga poin pertamanya.
ADVERTISEMENT
Apabila menang, Indonesia dipastikan melangkah ke semifinal. Sementara hasil seri dan kalah tidak langsung mengeliminasi, namun hasil akhir mesti menunggu laga terakhir Kamboja vs Malaysia tiga hari setelahnya.