Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Mental sampai Inteligensi: Indira Jenna Cerita Perbedaan U-17 dan Timnas Senior
21 November 2024 18:13 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sebelum ke timnas wanita senior, pemain yang akrab dipanggil Jenna itu terlebih dulu berlaga buat Indonesia di Piala Asia Wanita U-17 di Bali, April 2024 lalu. Di bawah asuhan Coach Satoru Mochizuki, Jenna menjadi bek tengah yang selalu tampil di tiga pertandingan fase grup Garuda Pertiwi.
Setelah itu, Jenna, bersama Nabila Divany, Zaira Kusuma, perlahan-lahan mulai masuk ke skuad Timnas Wanita Indonesia. Pada partai double-header melawan Hong Kong di Juli 2024, Jenna sudah ikut training camp (TC) juga berangkat ke Hong Kong. Meski begitu, saat itu ia tak sempat dimainkan.
Selanjutnya, pada TC Agustus 2024 di Yogyakarta, Jenna kembali bergabung berlatih bersama Coach Mochi bersama skuad U-20. Skuad tersebut sebelumnya diproyeksikan untuk bermain di Yordania. Namun, kondisi geopolitik Timur Tengah yang sedang bergejolak membuat rencana tersebut batal.
ADVERTISEMENT
Kemudian pada Oktober, Jenna kembali dipanggil Coach Mochi untuk TC jangka panjang di Jepang dan Belanda. Ia dan skuad Garuda Pertiwi menjalani tujuh pertandingan di Jepang dan tiga pertandingan di Belanda. Di situlah, saat Timnas Wanita Indonesia melawan Belanda, Jenna akhirnya mencatatkan debut resminya.
“Pas lawan Belanda berasa banget, mereka badannya keras-keras banget. Kayak berotot gitu,” kata Jenna kepada kumparanBOLANITA, 6 November 2024 di The Forum Sports Hub, Bintaro, Jakarta Selatan.
2024 dan kehadiran Coach Mochi memang menjadi breakthrough buat Jenna. Hadirnya pelatih berkepala plontos itu menguatkan kebijakan potong generasi yang sebelumnya sudah dimulai oleh Coach Rudy Eka Priyambada. Seperti halnya di Jepang, pengembangan sepak bola wanita oleh Coach Mochi selalu berorientasi pada pengembangan pemain muda.
ADVERTISEMENT
Jenna adalah salah satu contohnya. Dan ia menikmati setiap menit pengalaman yang ia dapatkan bersama manajemen baru Timnas Wanita Indonesia ini. Termasuk belajar pada senior-seniornya.
Pemain 17 tahun itu bercerita, banyak sekali yang ia pelajari dari menjalani training camp dan pertandingan bersama pemain-pemain di timnas wanita senior.
“Dari segi mental juga beda, terus teknik main bolanya juga jauh beda,” katanya.
“Terus intensitas pas latihan sama mungkin mereka udah tahu tujuan main bola itu apa. Mereka udah ngerti cara nyerang dan defense yang bagus yang bola tiba-tiba bisa ke kiri terus ke kanan,” tambahnya.
“Kalau U-17 kemarin kadang masih bingung dapet bola mau ke mana. Inteligensi main bola itu jauh banget,” kata Jenna.
ADVERTISEMENT
Kini, Jenna memang belum mendapatkan spot utama di skuad Timnas Wanita Indonesia. Lini belakang Indonesia sebetulnya penuh pemain yang lebih berpengalaman, seperti Shafira Ika, Agnes Hutapea, sampai Shalika Aurelia, Nastasia Suci, dan Remini Rumbewas.
Tak cuma itu, Coach Mochi juga senang bereksperimen dengan, misalnya, menempatkan pemain dengan teknik dan kemampuan passing tinggi seperti Viny Silfianus, untuk menemani Shafira Ika di jantung pertahanan.
Untuk itu, Jenna sadar dirinya masih harus banyak berkembang. Ia bilang, ia selalu punya target baru untuk dicapai.
“Aku punya target, jadi aku harus bisa, misalnya, menghalau bola biar nggak masuk ke gawang. Nah aku harus mencari gimana caranya target aku bisa tercapai,” ujar pemain kelahiran Banten, 14 Februari 2007 itu.
ADVERTISEMENT