MilkLife Soccer Challenge Batch 2, Apa Bedanya dengan Batch 1?

28 Agustus 2023 20:56
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
SD 2 Kesambi melawan MI NU Basyirul Anam pada pertandingan hari pertama MilkLife Soccer Challenge Batch 2, Senin (28/8/2023). Foto: Aji Nugrahanto/kumparan
ADVERTISEMENT
Gelaran MilkLife Soccer Challenge Batch 2 resmi dimulai, Senin (28/8). Turnamen sepak bola putri untuk kelompok umur U-10 dan U-12 itu akan digelar selama tujuh hari sampai Minggu (3/9) mendatang di Supersoccer Arena & Lapangan Desa Rendeng, Kudus, Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Turnamen yang dihelat oleh MilkLife dan Bakti Olahraga Djarum Foundation ini merupakan edisi yang kedua. Sebelumnya, kompetisi yang dilaksanakan di Kudus itu pernah menyelenggarakan edisi perdananya pada 15 hingga 18 Juni lalu.
Lantas, apa saja perbedaan edisi perdana dan kedua dari turnamen tersebut? Simak ulasannya di sini, ya, Squads!
Budi Tanoto di Supersoccer Arena, Kudus. Foto: Antika Fahira/kumparan
Panitia Pelaksana MilkLife Soccer Challenge, Budhi Tanoto, mengungkap sejumlah perbedaan antara gelaran pertama dan kedua dari turnamen yang diprakarasai oleh produsen susu tersebut. Salah satu perbedaan yang menonjol ialah jumlah sekolah yang turut serta.
Budhi menyebut tim yang ikut dalam seri lanjutan ini jumlahnya berkali-kali lipat dibanding edisi yang pertama. Jika sebelumnya diikuti 32 sekolah, kini 106 sekolah turut serta di edisi keduanya.
ADVERTISEMENT
"Yang pasti pertama dan kedua itu (jumlah peserta meningkat), karena di pertandingan batch pertama itu istilahnya MilkLife Soccer Challenge adik-adik kecil itu pertama yang belum pernah ada pertandingan putri diberikan kesempatan main di sini ada 700 adik-adik kecil itu yang main di sesi pertama," ucapnya kepada kumparanBOLANITA, Senin (28/8) di Stadion Supersoccer Arena.
Selain itu, kini menurutnya banyak Madrasah Ibtidaiyah (MI) juga yang turut serta. Setidaknya ada 40 MI di Kudus dan sekitarnya yang ikut dalam kompetisi ini. Menurut Budhi, hal itu tak lepas dari peran sekolah dan instansi terkait yang mulai medukung putri-putri di Kudus untuk bermain sepak bola.
"(Sebenarnya) itu memang ada 69 atau 66 MI yang ikut dilatih. Tapi ternyata berjalannya waktu, karena banyak sekolah yang memiliki kegiatan sama (bentrok), akhirnya banyak yang mundur," sambung eks-pemain Timnas Indonesia era 80-an itu.
SD IT Al Islam Kudus melawan SD 1 Jepang pada pertandingan hari pertama MilkLife Soccer Challenge Batch 2, Senin (28/8/2023). Foto: Aji Nugrahanto/kumparan
Banyaknya jumlah peserta itu pun membuat MilkLife Soccer Challenge 2 harus dimainkan di dua lapangan berbeda. Lapangan utama terletak di Supersoccer Arena, lalu lapangan kedua dihelat di Lapangan Desa Rendeng. Sederet hal itulah yang membuat edisi kedua berbeda dengan gelaran pertamanya.
ADVERTISEMENT
Kini, Budhi Tanoto berharap turnamen yang digelar di Kudus itu bisa menjadi langkah awal dalam membentuk bibit-bibit pesepak bola wanita di Indonesia. Karena itu, pihaknya siap menyelenggarakan turnamen itu sebaik mungkin agar sederet tujuan yang diinginkan bisa tercapai dengan apik.
"Ini akan tambah gede, istilahnya snowballl ya boleh dibilang. Kita dari gak bisa sampai bisa ini lama-lama, mudah-mudahan, ini kita tinggal hati-hati untuk memoles menjadikan pemain yang benar," lanjut Budhi.
"Nah, selanjutnya itu mereka akan melanjutkan bermain untuk main di level yang lebih tinggi yaitu SSB, di akademi, dan juga mungkin elite pro. Baru mungkin dia di Liga 1 (putri). Yang pasti, saya melihat gaungnya yang kemarin itu kemana-mana," pungkasnya.
ADVERTISEMENT