Mimpi Kapten Sadagah & Ambisi Tuan Rumah Piala Dunia Arab Saudi

3 Januari 2024 17:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Timnas Wanita Arab Saudi. Foto: Instagram/@bayan.sagadah
zoom-in-whitePerbesar
Timnas Wanita Arab Saudi. Foto: Instagram/@bayan.sagadah
ADVERTISEMENT
Oktober lalu, Federasi Sepak Bola Arab Saudi (SAFF) mengumumkan bahwa negara mereka berminat menjadi tuan rumah Piala Dunia Wanita 2035. Ini jadi langkah lanjutan Saudi untuk mematenkan citranya sebagai negara yang menjadi lini depan perkembangan sepak bola, baik putra maupun putri.
ADVERTISEMENT
Arab Saudi telah membuat kemajuan besar selama setahun terakhir ini. Mereka berambisi menjadikan liga domestiknya sebagai salah satu liga paling terkenal di dunia sepak bola.
Tujuan tersebut sudah mulai terlihat saat ini. Bintang-bintang top dunia macam Karim Benzema (Prancis/Al Ittihad), Neymar (Brasil/Al Hilal), Sadio Mane (Senegal/Al Nassr), Riyad Mahrez (Prancis/Al Ahli), berhasil direkrut oleh Liga Profesional Saudi. Itu terjadi hanya dalam kurun waktu enam bulan, usai sang legenda sepak bola dunia Cristiano Ronaldo memutuskan “hijrah” ke Al Nassr pada awal 2023.
Lalu, bagaimana dengan sepak bola wanita di Arab Saudi?
Sama seperti kesuksesan liga putra, sepak bola wanita di jazirah Arab juga disuntik dana tak terbatas untuk maju secara pesat.
ADVERTISEMENT
Mengutip The National News pada Rabu (3/1), Arab Saudi kini memiliki total 30 tim sepak bola wanita. Delapan di antaranya bermain di Liga Utama Wanita Saudi: Al Ittihad, Al Ahli, Al Ihlal, Al Nassr, Al Shabab, Al Yamamah FC, Eastern Flames FC, dan Sama FC.
Ke-30 tim tersebut terdiri dari 694 pemain dari 20 negara berbeda. Ini naik hampir dua kali lipat dibanding 2021, yang hanya mencatatkan 374 pemain.
Strategi mendatangkan pesepak bola top dunia juga sudah dimulai oleh klub wanita mereka. Al Ittihad, misalnya, mendatangkan Asleigh Plumptre, bek tim nasional Nigeria yang musim panas lalu tampil di Piala Dunia Wanita 2023. Ia didatangkan usai kontraknya dengan Leicester City habis pada Juli 2023 lalu.
ADVERTISEMENT
Tak cuma mendatangkan pemain asing papan atas, pada Juni 2023, Federasi Sepak Bola Arab Saudi (SAFF) mengumumkan bahwa pihaknya menginvestasikan sebanyak 49,9 juta riyal (Rp 206 miliar) untuk olahraga kaum hawa secara umum. Dilaporkan sebanyak 50 ribu anak perempuan mendaftar di Sekolah Sepak Bola (SSB) setempat.
Perkembangan demi perkembangan ini membuat SAFF memutuskan untuk mengambil langkah lebih serius. Pada 20 Oktober lalu, Direktur Teknis SAFF, Monika Staab, mengatakan bahwa negaranya berminat menjadi tuan rumah Piala Dunia Wanita 2035.
Kapten Timnas Wanita Arab Saudi, Bayan Sadagah, mendukung penuh rencana federasinya tersebut. Ia bilang, menjadi tuan rumah Piala Dunia bakal jadi peluang besar bagi Arab mengembangkan permainan sepak bola wanitanya.
“Menjadi tuan rumah Piala Dunia akan mencerminkan semangat kami terhadap sepak bola dan bagaimana kami maju menuju dinamika masyarakat modern berdasarkan Visi 2030. Energi kaum muda kami menular dan sangat kuat,” kata Sadagah, dikutip dari The National News, Rabu (3/1).
ADVERTISEMENT
“Sebagai seorang kapten, hal ini membuat saya merasa sangat bangga. Tapi sebagai warga negara, sebagai manusia, dan orang yang menyukai permainan & tim, perasaannya tidak bisa digambarkan,” imbuhnya kemudian.
Timnas Wanita Arab Saudi. Foto: Instagram/@bayan.sagadah
Pemain berusia 29 tahun itu mengatakan bahwa menjadi tuan rumah Piala Dunia Wanita di 2035 akan membuka pintu bagi anak-anak perempuan di Arab Saudi yang mau bermain sepak bola, juga berkiprah sebagai pesepak bola.
“Sejujurnya, menurut saya, ini akan membuat kita bisa merasakan dan melihat apa yang tadinya dianggap mustahil menjadi kenyataan. Kita bisa membayangkannya bersama-sama, melakukan hal ini untuk perempuan, anak-anak, serta untuk dunia,” ucap Sadagah.
Ia kemudian menunjuk Australia dan Selandia Baru sebagai bukti nyata atas kesuksesan mereka selaku tuan rumah Piala Dunia Wanita 2023.
ADVERTISEMENT
“Jika kita melihat ke belakang dan melihat dampak musim panas lalu terhadap sepak bola wanita di seluruh dunia, misalnya di Australia, jumlah anak perempuan yang bermain sepak bola benar-benar meningkat dan negara ini bersatu,” kata Sadagah.
“Jika hal itu terjadi di Arab Saudi, saya pikir pertumbuhan dan perkembangan yang kita lihat akan semakin bagus,” pungkasnya.