Nggak Cuma London City Lionesses, Ini 5 Klub Wanita Independen di Eropa!

7 Mei 2025 15:13 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penyerang Leverkusen asal Jerman Barbara Reger (kiri) dan gelandang Jerman SGS Essen Elisa Senss berebut bola pada pertandingan sepak bola semifinal Piala Jerman putri Bayer Leverkusen v SGS Essen di Leverkusen, Jerman bagian barat pada 10 Juni 2020. Foto: ROLF VENNENBERND/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Penyerang Leverkusen asal Jerman Barbara Reger (kiri) dan gelandang Jerman SGS Essen Elisa Senss berebut bola pada pertandingan sepak bola semifinal Piala Jerman putri Bayer Leverkusen v SGS Essen di Leverkusen, Jerman bagian barat pada 10 Juni 2020. Foto: ROLF VENNENBERND/AFP
ADVERTISEMENT
Awal Mei 2025 ini, London City Lionesses resmi promosi ke Women’s Super League (WSL), kasta tertinggi liga sepak bola wanita Inggris. Mereka pastikan tiket promosi usai bermain imbang 2-2 melawan Birmingham City di Divisi 2 atau Women’s Championship, Minggu (4/5).
ADVERTISEMENT
Dengan begitu, mereka bakal jadi satu-satunya klub independen yang bermain di WSL, alias tidak terafiliasi dengan tim sepak bola pria mana pun.
Tapi ternyata, bukan cuma London City Lionesses saja yang berdiri sendiri. Di berbagai negara Eropa, ada juga klub-klub sepak bola wanita yang independen dan, hebatnya, bisa tetap tampil maksimal di liga domestik maupun kompetisi Eropa.
Lalu, siapa saja klub sepak bola wanita di Eropa yang berdiri tanpa tim pria? Yuk, simak ulasan lengkapnya lewat artikel kumparanBOLANITA di bawah ini!
London Seaward Football Club, klub sepak bola wanita independen di London. Foto: londonseawardfc.com

London Seaward Football Club (Inggris)

London Seaward Football Club, yang sebelumnya dikenal sebagai Leyton Orient Women Football Club (2015–2021), adalah tim sepak bola wanita yang berbasis di Barkingside, East London, Inggris. Mereka berkompetisi di FA Women's National League Divisi 1 Wilayah Tenggara dan memainkan laga kandang di Oakside Stadium.
ADVERTISEMENT
London Seaward Football Club berdiri pada 2004 dengan nama KIKK United dan didirikan oleh dua orang wanita, Andrea Berg dan Karin Revelj. Pada awalnya, klub tersebut bermarkas di Mile End Stadium.
Pada 2015, klub mendapatkan izin dari Leyton Orient FC untuk menggunakan nama Leyton Orient W.F.C. dan bermain di Greater London Women's Football League Divisi 1 Utara. Meski memakai nama klub pria, tim ini tetap berdiri secara independen, tanpa keterlibatan manajemen dari Leyton Orient.
2017 menjadi masa kejayaan Leyton Orient karena berhasil promosi ke FA Women's National League Divisi 1 Wilayah Tenggara. Namun, situasi berubah pada Maret 2021 ketika Leyton Orient memutuskan untuk membentuk tim wanita sendiri. Alhasil, klub ini harus melepas identitas lamanya.
ADVERTISEMENT
Mereka pun bertransformasi menjadi London Seaward, nama yang terinspirasi dari sejarah maritim London. Markas pun pindah ke Wadham Lodge, Walthamstow, sebelum akhirnya kembali ke Oakside Stadium pada musim 2023/24.
Saat ini, London Seaward dilatih oleh Jason Murray dengan dibantu oleh asistennya, Kevin Watts.
Klub sepak bola wanita Jerman, SGS Essen. Foto: Sumber: www.sgs-essen.de/

SGS Essen (Jerman)

SGS Essen adalah klub sepak bola wanita asal Essen, Rhine-Westphalia Utara, Jerman. Klub ini berdiri pada 2000 lewat merger dua klub lokal: VfB Borbeck dan SC Grün-Weiß Schönebeck.
SGS Essen dikenal sebagai salah satu tim Frauen-Bundesliga atau Liga Jerman Wanita Divisi 1 yang benar-benar independen alias tidak terikat dengan tim pria profesional.
Selain dikenal mandiri, SGS juga menjadi tempat berkembangnya pemain muda berbakat. Nama-nama seperti Lea Schueller, Lena Oberdorf, Linda Dallmann, hingga Jacqueline Meißner pernah membela klub ini saat masih berusia belasan.
ADVERTISEMENT
Dari sisi prestasi, periode 2017–2019 bisa dibilang jadi masa emas mereka. Pada musim 2018/2019, SGS finis di peringkat keempat Frauen-Bundesliga dengan 41 poin. Mereka juga sempat dua kali mencapai final DFB Pokal di musim 2013/14 dan 2019/20.
Pada September 2024, SGS Essen sempat membuat kejutan dengan mengalahkan Eintracht Frankfurt, tim tersukses sepanjang sejarah Frauen-Bundesliga, dengan skor 2-0 di laga pembuka musim.
Saat ini, SGS Essen bermarkas di Stadion Essen yang berkapasitas 20 ribu penonton dan dilatih oleh Markus Högner, yang pernah menukangi VfL Wolfsburg selama musim 2018/2019. Mereka kini bertengger di posisi kesembilan dalam klasemen sementara Frauen-Bundesliga dengan koleksi 20 poin.
Linkoping Football Club, klub sepak bola wanita independen di Swedia. Foto: Instagram/@linkopingfootballclub

Linköping FC (Swedia)

Linköping FC adalah klub sepak bola wanita asal Swedia yang berdiri pada 2003. Mereka bermarkas di Linköping Arena, stadion yang berkapasitas 7.400 penonton. Klub ini terbentuk dari peleburan antara Kenty DFF (sepak bola) dan Linköping HC (hoki es).
ADVERTISEMENT
Linköping memulai perjalanan di Damallsvenskan, kasta tertinggi Liga Swedia Wanita, pada 2004 dan langsung finis di peringkat enam. Lalu pada dua musim berikutnya, mereka masuk empat besar dan meraih trofi pertama lewat Svenska Cupen 2006.
Prestasi tersebut kemudian terulang di 2008, 2009, serta dua musim berturut-turut pada 2013/14 dan 2014/15.
Mereka kembali berjaya dengan gelar liga pada 2016 dan 2017. Di Liga Champions Wanita UEFA, Linköping juga pernah menembus perempat final dan menyingkirkan klub-klub besar seperti Liverpool dan Zvezda Perm.
Saat ini, Linköping ada di posisi ke-12 dalam klasemen sementara Damallsvenskan. Mereka hanya unggul dua poin dari Alingsås FC yang berada di urutan ke-14 atau juru kunci.

Glasgow City (Skotlandia)

Skotlandia juga punya klub sepak bola wanita independen yang cukup melegenda: Glasgow City. Tim ini beberapa kali menjadi wakil Skotlandia di Liga Champions Wanita.
ADVERTISEMENT
Glasgow City didirikan pada 1998 oleh Laura Montgomery dan Carol-Anne Stewart,. Tim ini berbasis di Petershill Park yang berkapasitas 1.000 penonton.
Sejak masuk ke Liga Utama Wanita Skotlandia (SWPL), Glasgow City nyaris selalu berada di posisi teratas. Mereka sudah mengoleksi 16 gelar liga SWPL 1, 14 diantaranya diraih secara beruntun—dari 2007 hingga 2021.
Di Liga Champions Wanita, mereka pernah menorehkan sejarah sebagai klub Skotlandia pertama yang menembus perempat final pada musim 2014/15 dan mengulanginya di 2019/20. Sayangnya, langkah mereka sering terhenti oleh tim-tim raksasa seperti Paris Saint-Germain (PSG) dan VfL Wolfsburg.
Glasgow City juga dikenal melahirkan bintang. Salah satu yang paling ikonik adalah Leanne Ross, top scorer sepanjang masa di Glasgow City. Ia kini menjabat sebagai pelatih kepala. Menariknya, musim debut Ross sebagai pelatih (2022/23) langsung berakhir dengan gelar juara.
ADVERTISEMENT
Lalu pada awal November 2024, mereka menunjuk Leanne Crichton, mantan gelandang Timnas Wanita Skotlandia dan eks pemain Glasgow City, sebagai asisten pelatih. Kombinasi ini memperkuat identitas Glasgow City sebagai klub yang membangun perempuan di berbagai lini—dari pemain, pelatih, sampai manajemen.
Ini sesuai dengan slogan mereka yang berbunyi: "The Original Trailblazers for Women and Girls in Football Since 1998" atau "Pelopor asli untuk perempuan dan anak perempuan di dunia sepak bola sejak 1998."
Pemain sepak bola wanitra FFC Turbine Potsdam merayakan kemenangan di Final Liga Champions wanita UEFA mereka melawan Olympique Lyonnais di Coliseum Alfonso Perez pada 20 Mei 2010 di Getafe. Foto: Javier Soriano/AFP

FFC Turbine Potsdam (Jerman)

Selain SGS Essen, ada satu lagi tim sepak bola wanita independen di Jerman. Adalah FFC Turbine Potsdam yang pernah meraih enam gelar juara Frauen-Bundesliga.
FFC Turbine Potsdam bermarkas di Stadion Karl-Liebknecht. Stadion tersebut berlokasi di distrik Babelsberg, Potsdam. Klub tersebut didirikan pada 1971 silam dengan Bernd Schroeder sebagai pelatih pertamanya.
ADVERTISEMENT
Masa keemasan Potsdam baru hadir puluhan tahun setelahnya. Mereka sukses menjuarai Frauen-Bundesliga di musim 2003/04, 2005/06, 2008/09, 2009/2010, 2010/11, dan 2011/12. Prestasi tersebut membuat Potsdam menjadi tim eks Jerman Timur paling sukses sepanjang masa.
Tak hanya sukses di Jerman. Di Eropa, Potsdam pernah dua kali mengangkat trofi Liga Champions Wanita, yaitu pada 2004/25 dan 2009/2010. Catatan tersebut sama dengan VfL Wolfsburg.
Musim lalu, mereka terdegradasi ke divisi dua usai finis sebagai juru kunci di Frauen-Bundesliga 2022/23. Mereka sempat bangkit dan kembali ke kasta tertinggi pada musim ini, namun nasibnya tak berubah: kembali menjadi juru kunci, dengan hanya mengemas satu poin dari 21 pertandingan. Haduh.
London City Lionesses usai menang 0-1 atas Southampton di Prides Womens League Cup, Kamis (3/10). Foto: Dok. London City Lionesses

London City Lionesses (Inggris)

Selain London Seaward, ada satu lagi klub sepak bola wanita independen di London yang kini tengah ramai diperbincangkan: London City Lionesses. Mereka baru saja mencetak sejarah dengan menjuarai Women’s Championship atau Liga Inggris Wanita Divisi 2.
ADVERTISEMENT
Berkat prestasi itu, London City resmi promosi ke Women’s Super League (WSL) dan menjadi satu-satunya tim independen yang bermain di kasta tertinggi Inggris.
London City Lionesses berdiri pada 2019, setelah memisahkan diri dari Millwall Women. Lalu pada 2023, klub ini diakuisisi oleh Michele Kang—pemilik Olympique Lyonnais (Lyon) dari Prancis dan Washington Spirit dari Amerika Serikat.
Sejak mengambil alih, Kang langsung membangun tim secara ambisius. Ia memboyong pemain bintang seperti Kosovare Asllani, Saki Kumagai, dan Isobel Goodwin, serta menyusun struktur klub yang lebih profesional.
“Saat pertama saya ke Inggris dan membeli London City, banyak orang khawatir dan berkata, ‘Bagaimana dia akan melakukan ini? Tidak ada tim pria. Kalian butuh tim pria untuk menarik para brand, fan, dan sumber daya. Tim independen tidak bisa melakukannya,’” kenang Kang, seperti dikatakannya pada TalkSport.
ADVERTISEMENT
“Nah, kamilah buktinya. Dengan investasi yang tepat dan fokus, semuanya bisa saja terjadi,” imbuh Kang.