Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Nirtrofi dan Terancam Tak Lolos UWCL, Ada Apa dengan Manchester City Musim Ini?
17 April 2025 13:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Musim ini jadi salah satu periode terburuk buat Manchester City Women. Cedera datang silih berganti, dan alih-alih mengangkat trofi, mereka justru kesulitan menjaga performa di semua kompetisi.
ADVERTISEMENT
Rabu (16/4) kemarin, tim berjuluk The Citizens itu mengonfirmasi bahwa salah satu pemain andalannya, Mary Fowler, menderita cedera ligamen krusiat anterior (ACL). Cedera itu dialaminya saat kalah 0-2 dari Manchester United di semifinal Piala FA Wanita, Minggu (13/4).
Dalam 20 menit pertama pertandingan, Fowler terpaksa keluar dari lapangan pertandingan setelah lutut kanannya terlihat terkilir usai melakukan peregangan berlebihan.
Kini, penyerang Timnas Wanita Australia itu tengah menjalani perawatan dan memulai proses rehabilitasi. Seperti kasus ACL pada umumnya, pemulihan bisa memakan waktu 9 sampai 12 bulan.
Artinya, Fowler dipastikan absen sampai akhir musim, termasuk laga persahabatan Australia vs Argentina pada Mei mendatang. Bahkan, ia terancam tak bisa tampil di Piala Asia Wanita yang akan digelar di kandang sendiri pada Maret tahun depan.
Kehilangan Fowler jadi pukulan berat buat Manchester City, apalagi sebelumnya mereka sudah harus bermain tanpa sejumlah pemain inti.
ADVERTISEMENT
Alex Greenwood, Lauren Hemp, dan Risa Shimizu mengalami cedera lutut jangka panjang. Sementara Khadija Shaw dan Vivianne Miedema absen karena masalah hamstring.
Nama-nama seperti Laura Blindkilde Brown, Ayaka Yamashita, Aoba Fujino, Jill Roord, dan Rebecca Knaak juga keluar-masuk daftar cedera.
Absennya para pemain kunci ini jelas berdampak besar ke performa tim. Skuad yang tipis ini bikin City kesulitan bersaing, terutama di turnamen penting musim ini.
Pelatih interim Nick Cushing menyebut krisis cedera ini harus menjadi bahan evaluasi besar-besaran di musim panas nanti.
“Banyak dari cedera ini bukan cuma soal apes atau kebiasaan latihan yang buruk,” kata Cushing dikutip dari BBC Sport pada Minggu (13/4).
“Kita perlu lihat semuanya: kenapa kami hanya duduk di posisi keempat, kenapa tidak ada trofi, dan kenapa kami kehilangan pemain-pemain terbaik,” sambungnya.
Ganti Pelatih, Gagal Total
Kondisi semakin rumit ketika City memutuskan untuk mengganti pelatih. Gareth Taylor dipecat usai tim memastikan tempat di semifinal Piala FA dan hanya lima hari sebelum final Conti Cup 2024/25.
ADVERTISEMENT
Cushing yang diutus menjadi pelatih interim diharapkan bisa menyelamatkan situasi, tapi waktu yang ada terlalu sempit untuk membenahi semuanya.
Hasilnya, The Citizens kalah di final Conti Cup, kehilangan poin penting di WSL, dan tersingkir dari Liga Champions meski sempat unggul 2-0 di leg pertama. Pukulan terakhir datang dari rival sekota, Manchester United, yang menyingkirkan mereka di Piala FA.
Meski musim ini harus diakhiri tanpa gelar, Cushing mencoba melihat sisi positifnya. Targetnya adalah lolos Liga Champions Wanita.
Kini, The Citizens berada di posisi keempat dalam klasemen sementara WSL musim ini, terpaut tujuh poin dari rivalnya, Manchester United, yang berada di tempat ketiga. Ini tentu berbahaya buat asa City meloloskan diri ke Liga Champions Wanita musim depan.
ADVERTISEMENT
Musim depan, hanya tiga tim dari WSL yang berpeluang masuk ke Liga Champions Wanita, dan City tentu ingin menjadi salah satu di antaranya. Untuk bisa mewujudkan targetnya itu, mereka harus menyapu bersih empat laga tersisa, yaitu melawan Everton, Leicester City, Manchester United, dan Crystal Palace.
“Dalam hal trofi, memang sudah berakhir. Kami tidak bisa memenangkan trofi lagi. Tapi secara matematis, kami masih bisa mendapat tempat ketiga di WSL. Kami harus memenangkan sisa pertandingan,” ujar Cushing percaya diri.