Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Pemain & Pelatih Timnas Wanita Kompak Minta Liga Sepak Bola Wanita Hidup Lagi
16 Juli 2023 12:41 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ada satu catatan penting bagi Indonesia usai melakoni turnamen tersebut, yaitu urgensi mengadakan liga bagi sepak bola wanita. Hal tersebut disampaikan oleh salah satu penggawa Timnas Wanita, Marsela Yuliana Awi.
Menurut Awi, kompetisi untuk sepak bola wanita sangatlah penting digelar guna meningkatkan mutu para pemain. Di lain sisi, hadirnya liga juga akan membuat pilihan pemain bagi "Garuda Pertiwi" semakin banyak.
Pemain asal Papua itu menilai ketiadaan kompetisi membuat pemain yang tersedia sangat minim. Sehingga, hanya segelintir pemain saja yang kerap masuk dalam radar pelatih.
"Ya, semoga ke depan ada kompetisi atau liga. Supaya bisa mendapatkan pilihan pemain yang lebih banyak, bukan hanya dari Persis saja. Ini karena tak ada liga, pemain yang didapat, ya, dari situ-situ aja," ucap pemain bernomor punggung 18 itu dalam konferensi pers pasca laga kontra Myanmar, Sabtu (15/7).
ADVERTISEMENT
Desakan untuk mengadakan liga sepak bola wanita juga berkali-kali digaungkan oleh pelatih Timnas Wanita, Rudy Eka Priyambada. Juru taktik 40 tahun itu bahkan kerap membahas hal itu di setiap konferensi pers Piala AFF U-19 Wanita.
Bukan tanpa alasan Coach Rudy terus menerus menyebut hal tersebut. Pasalnya, ketiadaan liga membuat jam terbang para penggawa Timnas Wanita menjadi minim.
"Event ini adalah tonggak kebangkitan sepak bola wanita, dan juga mulai diperhatikan bisa melakukan TC di luar negeri atau TC jangka panjang. Dan yang terpenting adalah kompetisi (liga sepak bola wanita)," ucap Rudy Eka, Sabtu (15/7).
Menurut Rudy Eka, Indonesia bisa dibilang tertinggal karena beberapa negara di Asia Tenggara kini mulai menaruh perhatian lebih kepada sepak bola wanita. Bahkan, negara seperti Myanmar, Vietnam, dan Thailand mulai fokus menjalankan kompetisi wanita sejak lama di negaranya masing-masing.
ADVERTISEMENT
“Peta persaingan wanita di Asia Tenggara itu sangat ketat, hampir merata terutama negara yang benar-benar aware. Beberapa udah fokus sama liga (wanita) seperti Myanmar, Vietnam, dan Thailand keduanya udah masuk Piala Dunia,” tutur Rudy Eka kepada kumparanBOLANITA, Senin (3/7) lalu.
Sementara itu, kali terakhir Indonesia memiliki liga domestik untuk sepak bola wanita adalah pada 2019. Saat itu Liga 1 Putri bergulir diikuti 10 tim, yakni Persija, PSM, Persib, TIRA-Persikabo, Bali United, Arema, PSIS, Persipura, PSS, Persebaya.
Musim perdana kompetisi tersebut dimenangkan oleh Persib Putri. Dan, kala itu juga menjadi satu-satunya musim digelarnya Liga 1 Putri.
Jika menilik pernyataan Rudy Eka, tiga negara yang ia sebut merupakan semifinalis di Piala AFF U-19 Wanita 2023. Myanmar, Vietnam, dan Thailand memang fokus menggelar kompetisi wanita sejak lama.
ADVERTISEMENT
Di antara ketiga negara tersebut, yang paling lama fokus di sepak bola wanita adalah Vietnam. Mereka telah menggelar kompetisi wanita sejak 1998 silam. Sampai sekarang, Vietnamese Women's Football Championship telah berjalan sebanyak 25 musim.
Mengutip laman resmi Federasi Sepak Bola Vietnam (VFF), kompetisi tersebut diikuti oleh 8 tim wanita. Ho Chi Minh City menjadi tim tersukses dalam kompetisi tersebut dengan raihan 11 gelar juara.