Pemain Spanyol Lanjutkan Boikot, Ogah Tampil di Women’s Nations League 2023

19 September 2023 15:02
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Selebrasi pemain Spanyol merayakan kemenangannya di Final Piala Dunia Wanita FIFA di Stadion Australia, Sydney, Australia. Foto: Carl Recine/Reuters
ADVERTISEMENT
Para pemain Timnas Wanita Spanyol melanjutkan boikotnya untuk tak berseragam La Roja. Terbaru, meski dipanggil, mereka tetap enggan membela negaranya dalam gelaran UEFA Women’s Nations League 2023 yang dimulai pekan ini sebab tuntutan mereka belum dikabulkan.
ADVERTISEMENT
Pelatih Timnas Wanita Spanyol, Montse Tome, baru saja merilis daftar skuad untuk berlaga di Women's Nations League 2023. Dari 23 nama yang dipanggil, 15 di antaranya merupakan skuad juara Piala Dunia Wanita 2023.
Namun, para pemain telah mantap untuk melanjutkan aksi mogoknya yang dimulai sejak pekan lalu untuk tak berseragam Timnas Wanita Spanyol.
Terbaru, pemain-pemain tersebut juga menerbitkan sebuah pernyataan yang menyebut mereka tetap kukuh pada pendiriannya.
“Kami akan mempelajari kemungkinan konsekuensi hukum yang bisa dikenakan ke RFEF (Federasi Sepak Bola Spanyol) karena memasukkan nama kami. (Kami) meminta untuk tidak dipanggil karena alasan yang telah dijelaskan kepada publik dan lebih rinci kepada RFEF, itu keputusan terbaik untuk masa depan dan kesehatan kami,” bunyi pernyataan para pemain dalam rilis Futpro (Serikat Pemain Profesional Spanyol), dikutip dari BBC.
Pemain Spanyol Teresa Abelleira merayakan gol pertama mereka dengan rekan setimnya pada Piala Dunia Wanita 2023 di Eden Park, Auckland, Selandia Baru, Rabu (26/7/2023). Foto: David Rowland/REUTERS
Intinya, pemain merasa federasi belum benar-benar mengindahkan tuntutan mereka dan justru malah menempatkan para pemain di tengah tekanan publik yang bertubi-tubi.
ADVERTISEMENT
Aksi boikot ini dimulai pada pekan lalu. Sekitar 41 pemain menuntut agar RFEF melakukan perubahan struktural di tubuh organisasinya. Mereka menuntut agar ada restrukturisasi organisasi sepak bola wanita dan RFEF, termasuk kabinet dan sekretaris jenderal, departemen komunikasi dan pemasaran, dan departemen integritas.
Tuntutan mereka lainnya, yaitu pemecatan Luis Rubiales, mantan presiden RFEF, sudah terpenuhi terlebih dahulu usai Rubiales mundur pekan lalu.
Kendati Rubiales dan Jorge Vilda telah hengkang, para pemain percaya jika orang-orang terdekat mereka masih duduk di RFEF. Oleh karena itu, mereka berharap federasi bisa melakukan perubahan yang menyeluruh agar permasalahan serupa tak terulang kembali.
Sementara itu, RFEF menyebut pihaknya bakal berkomitmen dan memenuhi segala tuntutan pemain untuk melakukan perubahan. Di lain pihak, Pemerintah Spanyol juga meyakinkan para pemain bahwa perubahan besar akan dilakukan serta perwakilan perempuan akan semakin banyak di tubuh federasi.
Pelatih Timnas Wanita Spanyol, Montse Tome. Foto: Twitter/@montse_tome
Meski para pemain tengah melakukan boikot terhadap timnas karena berselisih dengan federasi, Montse Tome tetap berharap mereka bisa datang dalam sesi latihan pada Selasa (19/9). Pelatih 41 tahun itu juga mengaku telah berbincang dengan sejumlah pemain soal hal tersebut.
ADVERTISEMENT
“Para pemain profesional, dan saya yakin mereka akan melakukan tugasnya dengan baik. Mereka adalah juara dunia, mereka mencintai profesinya,” tutur Tome dikutip dari Mirror.
“Ini adalah awal dari fase baru, waktu terus berjalan. Tidak ada apa pun (masalah) di belakang kami dan kami benar-benar ingin terhubung dengan para pemain ini,” sambungnya.
Adapun Timnas Wanita Spanyol akan mulai berlaga di Women’s Nations League pada Jumat (22/9) menjamu Swedia. Lima hari setelahnya, Spanyol dijadwalkan bertandang ke markas Swiss.