Pemilik Manchester United: Banyak yang Harus Dikerjakan & Kami Fokus di Tim Pria

9 Desember 2024 18:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
MU kandaskan Spurs di matchday kesembilan WSL atau Liga Inggris Wanita 2023/24 dengan skor 0-4. Foto: Instagram/@manutd
zoom-in-whitePerbesar
MU kandaskan Spurs di matchday kesembilan WSL atau Liga Inggris Wanita 2023/24 dengan skor 0-4. Foto: Instagram/@manutd
ADVERTISEMENT
Manchester United boleh jadi punya sejarah yang panjang di sepak bola pria Inggris. Mereka, bersama Liverpool, jadi tim tersukses di sejarah sepak bola Inggris Raya.
ADVERTISEMENT
Tapi tidak begitu di sepak bola wanita. Di situ, MU adalah nama yang relatif baru. Mereka baru promosi ke Liga Inggris Wanita (WSL) pada akhir musim 2018/19. Jauh berbeda dengan Chelsea atau Arsenal yang sudah menjuarai WSL sejak dekade sebelumnya, bahkan telah juara Liga Champions Wanita (UWCL).
Meski begitu, Manchester United tetaplah Manchester United. Mereka punya nama besar untuk dijunjung. Dan sebenarnya, tim sepak bola wanita MU juga tak buruk-buruk amat. Mereka langsung finis di posisi 2 pada musim 2022/23. Setahun setelahnya, mereka bahkan juara Piala FA Wanita.
Namun demikian, selalu ada perasaan bahwa tim wanita MU tidak dijalankan dengan optimal. Baik dari pelatih (Marc Skinner) yang medioker, fasilitas latihan yang kena gusur tim pria, sampai skuad utama yang kurang investasi.
ADVERTISEMENT
Mengutip pernyataan dari Katie Zelem, mantan kapten MU Wanita, MU seharusnya bisa menjadi tim wanita terbaik di dunia.
Sampai kemudian musim lalu, MU mendapat pemilik baru. Sir Jim Ratcliffe mengakuisisi 27,7 persen saham klub dan berkewenangan mengambil keputusan harian dan operasional klub.
Tapi bukannya lebih baik, sepertinya para pemain mesti gigit jari untuk masa depan mereka yang kian lama kian buram. Jim Ratcliffe justru terang-terangan mengakui bahwa tim sepak bola wanita Manchester United bukanlah prioritasnya.
“Tentu yang bisa kami lakukan sangatlah terbatas, dan fokus kami hanyalah tim pria. Kalau tidak begitu, (sumber daya) kami akan sangat terbagi-bagi,” ujar Ratcliffe dikutip dari United We Stand, Senin (9/12).
Ratcliffe kemudian bilang, tim sepak bola wanita hanyalah kesempatan—bonus.
ADVERTISEMENT
“Kami harus menyelesaikan isu utama terlebih dahulu—itu adalah tim pria. Tim wanita itu adalah kesempatan. Sepak bola wanita sedang berkembang dengan pesat baik di jumlah dan popularitasnya. Kami perlu ikut dalam tren tersebut,” ujar Ratcliffe.