Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Profil Luis Rubiales: Pemimpin Pemberontakan, Presiden RFEF, hingga Wakil UEFA
11 September 2023 18:46 WIB
·
waktu baca 4 menit![Presiden Federasi Sepak Bola Kerajaan Spanyol (RFEF) Luis Rubiales menghadiri sesi latihan Spanyol di tempat latihan Universitas Qatar di Doha pada 19 November 2022, menjelang turnamen sepak bola Piala Dunia Qatar 2022. Foto: Avier Soriano / AFP](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01h8dwj6m13fq7w25stb8vmj0b.jpg)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Aksi Rubiales yang dianggap sebagai pelecehan seksual itu menjadi salah satu kontroversi terbesar dalam sejarah sepak bola Spanyol. Yang paling mengejutkan adalah insiden tersebut terjadi ketika mereka tengah merayakan kemenangannya di Piala Dunia Wanita 2023.
Lantas, siapakah sosok Luis Rubiales itu? Seberapa menterengnya karier Rubiales di dunia sepak bola hingga bisa menjadi presiden RFEF dan wakil UEFA? Dikutip dari CBS Soccer, Senin (10/7), berikut ulasannya.
Dari Pemimpin Pemberontak Jadi Presiden Federasi
Luis Rubiales adalah seorang pria asal Spanyol yang lahir pada 23 Agustus 1977 di Las Palmas de Gran Canaria. Ia sudah terjun ke dunia lapangan hijau sejak masih berusia 14 tahun.
Pada 1997-2009, Rubiales beralih dari pemain amatir jadi pemain profesional dan menjajal klub-klub kecil Spanyol, antara lain Guardix (1997-1999), Mallorca B (1999-2000), Lleida (2000-2001), Xerez (2001-2003), Alicante (2008-2009).
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, Rubiales juga sempat mencicipi klub La Liga, Levante, dan bermain selama dua musim. Saat tengah bergabung bersama Levante, ia pernah memimpin aksi pemberontakan yang dilakukan oleh para pemain Granotes kepada pihak klub.
Kala itu, ia dan rekan-rekannya menuntut agar Levante segera membayar gaji mereka. Beruntung, aksi yang dipimpinnya itu berakhir dengan kemenangan. Rubiales dan rekan-rekannya pun kembali mendapatkan gaji mereka.
Bisa dibilang, keberhasilan tersebut yang mendorong Rubiales untuk pensiun dari pesepak bola dan beralih menjadi ketua Asosiasi Pemain Spanyol (AFE). Pada Maret 2010, jabatan tersebut pun dienyamnya dan bertahan hingga tujuh tahun lamanya.
Pada November 2017, Rubiales kemudian memutuskan berhenti dari perannya sebagai ketua AFE dan beralih ke posisi yang lebih tinggi. Berselang satu tahun kemudian, ia pun mencalonkan diri sebagai presiden Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF) dan memenangkan jabatan tersebut pada Mei 2018.
ADVERTISEMENT
Tak berhenti sampai di situ saja. Pada 2019, Rubiales rangkap jabatan sebagai anggota komite eksekutif di UEFA. Dalam hitungan beberapa minggu, ia langsung dipromosikan menjadi wakil presiden UEFA oleh ketua utama, Aleksander Caferin.
Pria dengan ‘Seribu Satu’ Kontroversi
Selain insiden cium paksa yang kini tengah menjadi buah bibir masyarakat luas, berikut adalah sederet kontroversi yang pernah dilakukan oleh Luis Rubiales selama masa kepemimpinannya di Federasi Sepak Bola Spanyol.
Berseteru dengan Presiden La Liga
Sesaat setelah Luis Rubiales terpilih menjadi presiden RFEF, ia langsung berseteru dengan presiden La Liga, Javier Tebas. Kala itu, Tebas secara terang-terangan mengatakan bahwa Rubiales tidak pantas dan tidak memenuhi syarat untuk jabatan presiden RFEF.
Pecat Pelatih Timnas Spanyol Pria
Luis Rubiales pernah membuat geram masyarakat pecinta sepak bola Negeri Matador usai memecat pelatih Timnas Spanyol pria, Julen Lopetegui. Pemecatan itu dilakukan hanya dua hari sebelum Piala Dunia 2018 berlangsung.
ADVERTISEMENT
Dikecam karena Gelar Piala Super Spanyol 2020 di Arab Saudi
Pada 2020, Luis Rubiales dikecam oleh banyak orang karena memindahkan tempat berlangsungnya kompetisi Piala Super Spanyol 2020 menjadi di Arab Saudi hanya karena uang. Alasan lain dibalik kemarahan tersebut adalah karena buruknya Hak Asasi Manusia (HAM) di negeri penghasil minyak terbesar di dunia itu.
Bersitegang dengan Timnas Wanita Spanyol
Luis Rubiales dan RFEF sudah bersitegang dengan Timnas Wanita Spanyol sebelum tim berjuluk La Roja itu memenangkan Piala Dunia 2023. Pada September 2022, 15 pemain Spanyol dilaporkan menolak bermain untuk timnas hingga membuat RFEF terpaksa melakukan perombakan pemain.
Salah satu pemain yang baru saja meraih trofi individu Golden Ball 2023, Aitana Bonamati, juga mengeluhkan kurangnya profesionalisme dan budaya yang tidak sehat dari federasinya itu. RFEF dilaporkan tidak membayar tim untuk memiliki staf pendukung yang cukup, juga tidak membayar biaya perjalanan yang memadai.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, pelatih Timnas Wanita Spanyol, Jorge Vilda, beserta jajaran stafnya dilaporkan tidak memberikan privasi kepada para pemain selama menjalani pemusatan latihan. Mereka juga memaksa para pemain La Roja untuk tetap membuka kamar hotel dan melakukan pemeriksaan tas saat di perjalanan.
Pada Januari 2023, Rubiales melakukan hal fatal, yakni melewatkan Supercopa Wanita. Imbasnya, para pemain harus mengambil sendiri medali kemenangan mereka, alih-alih menerimanya dalam upacara pasca pertandingan yang biasanya melibatkan para pejabat sepak bola setempat.
Dituduh Menggelapkan Uang
Pada 2022, paman Rubiales dan mantan staf RFEF, Juan, menuduh Rubiales menggelapkan uang. Juan mengatakan kepada pejabat anti korupsi bahwa Rubiales menggunakan dana federasi untuk mengadakan “pesta” di Andalusia dan mengundang sekitar delapan hingga 10 gadis muda.
ADVERTISEMENT
Namun, tudingan miring itu langsung ditepis oleh Rubiales. Pria berkepala plontos itu dengan tegas mengatakan bahwa acara tersebut hanyalah sebuah pertemuan kerja.