Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Profil Tia Darti, Wing Back Timnas Berkerudung dari Sumedang
29 Maret 2024 14:00 WIB
·
waktu baca 7 menitADVERTISEMENT
Mungkin masih banyak yang belum familiar dengan nama Tia Darti. Tapi bagi penggemar sepak bola wanita, khususnya di Indonesia, nama Tia Darti ini terukir dalam-dalam di memori otak mereka. Kalau boleh hiperbolik sedikit, ia termasuk legenda di sepak bola wanita Indonesia.
ADVERTISEMENT
Ya, pemilik nama Tia Darti itu sudah lama sekali malang melintang di olahraga Si Kulit Bundar. Ia aktif di dua cabang olahraga (cabor) sekaligus: sepak bola dan futsal. Dan di kedua cabor itu, Tia sukses bergabung ke tim nasional.
Tia Darti bukan sekadar atlet biasa. Dengan hijab yang senantiasa menutupi kepalanya, Tia adalah role model-nya para pesepak bola wanita muslimah di Indonesia. Ia kerap menjadi sandaran; kakak bagi rekan-rekannya yang lebih muda, tak hanya di dalam, tapi juga luar lapangan.
Dan kini, kumparanBOLANITA akan mengulas hasil perbincangan kami beberapa waktu lalu di tempat latihan Tia di Sumedang, saat dirinya tengah melakoni pemusatan latihan bersama tim Jawa Barat jelang PON XXI Aceh-Sumut 2024.
Dipanggil ke Timnas Futsal & Timnas Sepak Bola
Tia Darti Septiawati, atau yang biasa disapa Umi oleh rekan-rekannya, lahir di Sumedang pada 24 September 1993. Sudah lama sekali ia terjun ke sepak bola, yakni pada 2004 silam, tatkala dirinya masih duduk di bangku kelas dua SMP.
ADVERTISEMENT
Dua tahun menekuni sepak bola, Tia lalu mencoba untuk ikut ke berbagai ajang kejuaraan nasional. Dari situlah akhirnya ia bisa menjadi seperti sekarang ini.
“Setelah itu, tahun 2006, baru terjun, ikut-ikut kejurnas tahun 2006, 2008, 2010. Karena waktu itu hampir ada dua tahun sekali ya untuk event sepak bola wanitanya. Jadi dari situ aku bisa sepak bola,” ucap Tia saat diwawancarai kumparanBOLANITA di Stadion Ahmad Yani, Sumedang, Jawa Barat, pada Senin (26/2).
Tak sedikit perempuan dilarang bermain sepak bola oleh orang tuanya karena berbagai macam alasan. Entah itu takut cedera, takut gosong, dan masih banyak lagi. Tapi, Tia berbeda. Ia langsung mendapat restu ayah dan ibunya saat berkata ingin betul-betul serius menggeluti Si Kulit Bundar.
ADVERTISEMENT
“Kalau aku sendiri malah di-support. Malah yang daftarin ke SSB-nya itu bapak aku sendiri. Karena memang bapak aku basic-nya olahraga, sepak bola juga, jadi beliau support, alhamdulillah,” katanya.
Kegemaran Tia dalam bermain bola sepak berlanjut hingga dirinya mengenyam bangku kuliah. Kala itu, Tia masuk ke Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) di Bandung dengan mengambil jurusan Pendidikan Jasmani & Keolahragaan.
Namun, karena Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di kampusnya tidak ada sepak bola, Tia pun mencoba hal baru dengan bergabung ke futsal. Awalnya hanya sekadar iseng belaka, tapi lama kelamaan jadi nyaman dan akhirnya malah terpanggil ke tim Merah Putih.
“Karena masih di bola kakilah istilahnya, gitu. Jadi saya ikut futsal di UPI dan ada kejurnas di UNJ, ikut kejurnas. Dan ternyata, itu tuh seleksi untuk timnas SEA Games futsal. Jadi alhamdulillah ikut seleksi di timnas futsal dan kepilih buat jadi timnas futsal,” ucap Tia tidak menyangka.
ADVERTISEMENT
Saat sedang asyik-asyiknya di timnas futsal, Tia tiba-tiba dihubungi PSSI. Katanya, ia masuk dalam daftar nama yang terpilih untuk diikutsertakan ke ajang Piala AFF 2013 di Myanmar.
“Jadi kita tiba-tiba dari tim futsal ini lagi TC buat SEA Games, terus kita berangkatlah buat timnas AFF sepak bola di sana. Nah, mungkin dari situ saya ikut timnas sepak bola,” ungkap Tia.
Piala AFF Wanita 2013 adalah turnamen sepak bola internasional pertama yang diikuti Tia. Saat itu, ia dan timnya masuk ke dalam Grup B bersama dengan tim-tim kuat, seperti Jepang, Filipina, Laos, dan tuan rumah Myanmar.
Namun, karena pada saat itu tidak ada kompetisi sepak bola wanita yang digalakkan di Indonesia, skuad Garuda Pertiwi pun terbantai oleh keempat tim yang tadi disebutkan di atas. Mereka kalah 0-6 dari Filipina, 1-2 dari Laos, 0-8 dari Jepang, dan 0-4 dari Myanmar. Hasilnya, Indonesia ada di juru kunci klasemen Grup B dengan total kebobolan sebanyak 19 gol.
ADVERTISEMENT
Namun, Tia tak patah arang. Pemain yang berposisi sebagai wing-back itu kemudian mencoba peruntungannya di panggung internasional lain, mulai dari Asian Games 2018, kualifikasi Olimpiade, hingga Piala Asia Wanita 2022.
Untuk kali pertama dalam 32 tahun, Indonesia lolos ke putaran final Piala Asia Wanita 2022. Kala itu, Tia dan timnya berada di Grup B bersama Australia, Filipina, dan Thailand.
Namun lagi-lagi, Garuda Pertiwi gagal mendapat satu pun poin. Timnas Indonesia takluk dari ketiga negara tersebut: 18-0 dari Australia, 0-4 dari Thailand, 6-0 dari Filipina. Hasilnya pun sama, menjadi juru kunci klasemen Grup B dengan total kebobolan 28 gol.
Serentet hasil buruk itu tak serta-merta membuat Tia Darti menyerah dengan sepak bola. Karena di usianya yang sekarang menginjak 30 tahun saja, Tia masih aktif berkelana dengan jersi timnasnya dan seragam serba biru khas sepak bola Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Juarai Liga 1 Putri Bersama Maung Bandung
Di tengah aktivitasnya bersama tim nasional, Tia Darti sempat menjajal beberapa klub sepak bola wanita, antara lain Persib dan Persis.
Di Persib Bandung , pemain bernomor punggung 21 itu mencatatkan prestasi yang memukau. Tia dan rekan-rekannya berhasil angkat trofi Liga 1 Putri 2019 usai mengalahkan tim asal Bogor, Tira Persikabo Kartini, dengan agregat 6-1.
Pada final leg pertama, Tia cs menang 3-0. Lalu di leg kedua, Persib unggul 1-3.
Kemenangan itu membuat Tia dkk merasa bahagia luar biasa. Apalagi saat kejayaan mereka dirayakan oleh hampir seluruh masyarakat Bandung.
Setelah berhasil mempersembahkan juara, sayangnya, Tia dan kawan-kawan mulai berpencar dari Persib. Sebab liga tak lagi berjalan di tahun berikutnya karena COVID-19 melanda dunia.
ADVERTISEMENT
Lalu, pada 16 Mei 2022, Tia resmi diperkenalkan menjadi penggawa baru Persis Women. Ia masuk berbarengan dengan duo gelandang timnas: Helsya Maeisyaroh dan Hanipa Halimatusyadiah. Mereka dikontrak selama dua tahun, yakni hingga 2024.
Namun, belum genap dua tahun, tim berjuluk Sambernyawa itu dibubarkan. Tak berjalannya Liga 1 Putri menjadi dalang di balik pembubaran Persis Women, satu-satunya tim sepak bola wanita profesional di Indonesia.
Dengan ekspresinya yang muram, Tia mengungkapkan kepada kumparanBOLANITA bahwasanya ia tak menyangka bisa hengkang dari klub yang dipenuhi banyak pemain bintang itu. Ia tak pernah memprediksi jika satu-satunya tim elite wanita di Indonesia itu harus tercerai-berai di tengah jalan.
“Yang pasti ya kita syok, kita kaget, karena sayang bangetlah, kita udah latihan selama satu tahun lebih, sudah pembinaan, tapi nggak ada kompetisi juga gitu,” ungkapnya.
Gabung Tim Jawa Barat, Siap Hadapi Kompetisi Nasional
Kini, Tia Darti aktif di tim Jawa Barat. Ia tengah disibukkan dengan latihan, latihan, dan latihan jelang PON XXI Aceh-Sumut 2024.
ADVERTISEMENT
Tia dan Jabar lolos ke putaran final PON dengan begitu dramatis. Tergabung ke Grup C, mereka berduel dengan salah satu tim wanita terkuat di Indonesia, tim Jawa Timur.
Keduanya melakoni pertandingan fase grup dalam dua leg. Pada leg pertama, Jatim yang berperan sebagai tuan rumah menang dengan skor 2-1. Di leg kedua, giliran tim Jabar yang menang. Skornya sama, 2-1.
Karena jumlah agregat sama, yakni 3-3, kedua tim harus melakukan tos koin untuk menentukan siapa yang lolos. Dan hasilnya, Tia dkk yang berhak melaju ke PON 2024.
Tos koin ini memang belum lumrah di telinga khalayak publik. Karena biasanya, yang jadi penentu kelolosan jikalau kedua tim memiliki agregat yang sama adalah adu penalti. Namun, di kualifikasi PON cabor sepak bola putri berbeda.
ADVERTISEMENT
Meski sempat jadi perdebatan netizen jagat maya, Tia tak ambil pusing. Dirinya tetap bersyukur tim Jabar berhasil menang dalam duel tos koin tersebut dan lolos ke putaran final PON.
“Eh, tapi alhamdulillah, alhamdulillah banget, seneng banget rejeki masih di kita. Alhamdulillah,” imbuhnya kemudian.
Kini, setelah dinyatakan lolos, Tia dan tim Jabar sibuk melakukan berbagai persiapan agar bisa meraih hasil maksimal di PON nanti.
“Kita udah TC bareng-bareng. Mudah-mudahan dalam proses ini, dengan kita ningkatin fisik kita, terus cara teknik dan taktik di lapangan, semoga nantinya bisa semakin memperbaiki apa yang harus kita perbaiki,” harap Tia.
Semoga sukses, Kak Tia!