Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Ribet, Bikin Marah! Komentar Kocak Cowok saat Main Bareng Cewek di MSC 3
17 Desember 2023 12:54 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Ribet! Susah diatur!
Itulah kata-kata yang terlontar dari mulut bocah-bocah cowok di MilkLife Soccer Challenge Batch 3 ketika ditanya soal pengalamannya main bola bareng cewek. Polos banget, Squads!
ADVERTISEMENT
Ya, di MilkLife Soccer Challenge edisi kali ini, Djarum Foundation membuat komposisi pemain yang berbeda dari dua edisi pendahulunya. Tak cuma perempuan yang bertanding di setiap tim, tapi juga laki-laki. Keduanya bercampur ke dalam satu tim. Setiap timnya terdiri dari lima perempuan dan dua laki-laki.
Selain dua ungkapan di awal tulisan tadi, masih banyak celotehan, keluhan, dan aduan dari beberapa anak laki-laki soal perempuan yang main sepak bola.
Komentar-komentar tersebut sebetulnya wajar saja terlontar, mengingat di tiga turnamen inilah kebanyakan peserta putri baru bermain sepak bola, sementara peserta cowok sudah jauh lebih dulu akrab dengan sepak bola—bahkan mereka sudah tergabung dalam SSB Djarum yang rutin berlatih tiap minggu!
Yuk, simak obrolan kumparanBOLANITA bersama para peserta MilkLife Soccer Challenge 3 di bawah ini, Squads!
Pemain Bima U-12, Dzaky Javier, mengatakan kalau bermain bola bersama kawan-kawan perempuannya itu memang seru. Tapi, tetap saja secara permainan masih kalah jauh dibanding ia dan teman laki-lakinya.
ADVERTISEMENT
“Enak sih. Mereka umpannya bagus, nggak keras, pelan, tapi kadang bisa bikin marah,” ucap Dzaky dengan wajah polosnya. Haha, maklumin ya, Dzaky~
Hal senada juga diungkapkan sama dua pemain asal tim Wisanggeni U-10, Tiyo dan Davin. Keduanya kompak menjawab, “Ribet! Nggak bisa diatur!”, ketika ditanya soal pengalamannya main bola bareng cewek.
Sementara Satrio Zaki, salah satu pemain Arjuna U-12, sepertinya punya “dendam kesumat” tersendiri, nih. Ia terang-terangan bilang nggak suka sama teman-teman ceweknya, “Nggak iso nyaduk! (nggak bisa nendang),” katanya sambil tertawa terbahak-bahak.
Meski dari segi usia mereka semua tak berbeda jauh, tapi tetap saja, kemampuan bermain sepak bola laki-laki dan perempuan tidaklah sama. Mayoritas dari bocah cowok yang kami wawancarai bilang kalau para pemain perempuan banyak yang tidak tahu posisinya masing-masing.
ADVERTISEMENT
“Kalau cowok sudah tahu posisinya jadi nggak gerombol. Kalau cewek, masih gerombol, belum tahu posisi,” ungkap Raddid Rasydan Putera, Antasena U-12.
Sama seperti Raddid, pemain Arjuna U-12, Satrio Zaki, mengaku kalau teman-teman perempuan di timnya masih kesulitan untuk mencari posisi, “Bedanya cewek tuh nggak bisa cari tempat.”
Selain posisi, teknik bermain anak-anak perempuan juga kerap menjadi keluhan mereka. Mulai dari kontrol bola, passing, sampai dengan shooting.
“Shootingnya beda, sama pokoknya umpannya nggak tinggi,” kata Dzaky, dari tim U-10 Sadewa.
Sementara Nur Rafid (Bima U-12) dan Davin (Wisanggeni U-10) kompak mengatakan kalau laki-laki itu lebih disiplin dan mudah diatur saat bermain sepak bola. Sedangkan teman-teman perempuannya? Ribet!
Mencampurkan peserta laki-laki dan perempuan ke dalam satu tim ini memang sengaja dilakukan Timo Scheunemann dan MilkLife Soccer Challenge agar perkembangan kemampuan peserta putri makin pesat. Sebab, hanya dengan tantangan yang lebih beratlah kemampuan seseorang akan lekas berkembang.
ADVERTISEMENT
Setuju, Squads?