Rubiales Dihukum, Pemain Spanyol: Sekarang Kami Bisa Fokus Menangi Laga

23 Februari 2025 14:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Timnas Wanita Spanyol Mariona Caldentey berusaha melewati pemain Timnas Wanita Swedia Nathalie Bjorn pada pertandingan semifinal Piala Dunia Wanita 2023 di Eden Park, Auckland, Selandia Baru, Selasa (15/8/2023).  Foto: Molly Darlington/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Timnas Wanita Spanyol Mariona Caldentey berusaha melewati pemain Timnas Wanita Swedia Nathalie Bjorn pada pertandingan semifinal Piala Dunia Wanita 2023 di Eden Park, Auckland, Selandia Baru, Selasa (15/8/2023). Foto: Molly Darlington/REUTERS
ADVERTISEMENT
Setelah menanti hampir dua tahun, akhirnya aksi tak terpuji Luis Rubiales terhadap Jennifer Hermoso saat penyerahan medali Piala Dunia Wanita 2023 mendapatkan hukuman.
ADVERTISEMENT
Tidak setimpal, memang, namun fakta bahwa pengadilan memutuskan bahwa Rubiales bersalah mencium Hermoso tanpa izin dan menggolongkannya sebagai pelecehan seksual adalah sesuatu yang pantas mendapat apresiasi.
Disebut tidak setimpal, sebab aksi Rubiales yang disebut korban “menodai hari terindah dalam hidupnya” serta mengganggu kariernya sebagai pesepak bola wanita profesional selama dua tahun itu cuma diganjar denda Rp180an juta.
Namun, hal tersebut tetap diapresiasi publik Spanyol sebab, menurut Irene Montero, anggota dari Dewan Eropa dan seorang tokoh feminis asal Spanyol, “sampai beberapa saat lalu, tidak terpikirkan bagaimana pengadilan mau memutuskan bahwa ciuman tanpa izin adalah pelecehan seksual.”
Tak hanya sekadar menunjukkan sebuah kemajuan, putusan pengadilan tinggi Spanyol itu juga menghadirkan closure—sebuah simpulan, akhir dari kelindan benang kusut yang diulur-ulur dan sempat tak terlihat jelas di mana ujungnya.
ADVERTISEMENT
Hal itu menjadi penting, sebab, jalannya kasus yang menjulur ruwet bertahun-tahun itu tak bisa hilang dan menjadi beban di belakang kepala atlet sepak bola wanita Spanyol.
“Apa yang kami inginkan adalah memenangkan pertandingan,” ujar gelandang Timnas Spanyol, Mariona Caldentey, dikutip dari The Athletic.
“Jelas bahwa ini telah menjadi masa sulit buat semua orang. Kini hukumannya sudah keluar, semuanya sudah dikatakan dan dilakukan, dan kami datang untuk menang, dan pada akhirnya kami bisa melakukannya,” tambah gelandang Arsenal Women itu.
Pemain Timnas Wanita Spanyol Laia Codina berebut bola dengan pemain Timnas Wanita Swedia Stina Blackstenius pada pertandingan semifinal Piala Dunia Wanita 2023 di Eden Park, Auckland, Selandia Baru, Selasa (15/8/2023). Foto: Molly Darlington/REUTERS
Kelegaan yang sama juga dirasakan oleh Laia Codina, bek Spanyol yang juga membela Arsenal. Sebelum laga melawan Belgia, ketika Spanyol membalikkan keadaan dari 2-0 menjadi 2-3 di akhir menit tambahan babak kedua, Codina mengaku bahwa menjadi saksi di pengadilan adalah pengalaman yang berat.
ADVERTISEMENT
“Ketika ini semua dimulai, aku tahu harus berdiri di pengadilan selama empat hari dan itu adalah sesuatu yang berat. Tapi saat kamu berada di sana, kamu hanya harus mengatakan apa yang terjadi meski begitu berat untuk mengulangi lagi pengalaman yang terjadi sementara mengetahui bahwa Jenni menderita segala yang ia derita,” ujar Codina dikutip dari artikel The Athletic yang sama.
Hukuman yang diterima Rubiales sebenarnya tergolong sangat ringan. Selain denda Rp180 juta, ia juga “cuma” diminta tak berada di jarak 200 meter dan berkomunikasi dengan Hermoso selama satu tahun. Meski begitu, apa yang didapat dari selesainya kasus tak bisa dinilai dengan angka.
“Sehari setelah aku selesai menjadi saksi, aku merasa seperti orang yang berbeda. Seperti beban telah terangkat. Ketika aku kembali dari Madrid dan aku punya pertandingan sore itu, aku berada di bangku cadangan dan sempat berpikir, ‘aku tidak tahu apakah aku siap untuk bermain,’” sambung Codina.
ADVERTISEMENT
“Secara emosional, segala yang terjadi karena (peristiwa) itu benar-benar sulit,” kata bek berusia 25 tahun itu.