Shalika Aurelia di Eropa: Full Scholarship di Chelsea, tapi Main di Roma CF

24 November 2023 17:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Timnas Wanita Indonesia, Shalika Aurelia. Foto: Andi Fajar/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Timnas Wanita Indonesia, Shalika Aurelia. Foto: Andi Fajar/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mencoba peruntungan dan membuktikan diri dengan berkarier di negeri orang bukanlah perkara mudah bagi pesepak bola Indonesia. Tapi kerja keras, kegigihan, dan obsesi Shalika Aurelia berhasil membawanya ke sana.
ADVERTISEMENT
Sampai saat ini, Shalika jadi satu-satunya pesepak bola wanita Indonesia yang pernah bermain bersama klub Eropa.
Perjalanan panjangnya ke Eropa dimulai sejak empat tahun lalu, tepatnya pada 2019. Saat itu Shalika baru 16 tahun, begitu muda untuk pendiriannya yang teguh dan visinya yang taktis. Semuda itu ia telah bisa menyimpulkan: sepak bola wanita Indonesia tak bergerak ke mana-mana; ia harus angkat kaki ke luar negeri.
“Awal mula ke Inggris karena yang jelas disini nggak ada Liga. Dan aku emang pengin banget main di Champions League, pengen jadi pemain dunia ke depannya,” ujar Shalika kepada kumparanBOLANITA, Senin (23/10) di Lapangan Ingub, Klender, Jakarta Timur.
“Saat itu, dua minggu setelah aku (ulang tahun) 16 tahun, aku rasa aku harus udah pergi ke luar untuk berkembang,” katanya.
Pemain Timnas Wanita Indonesia, Shalika Aurelia. Foto: Dok. Shalika Aurelia
Maka dimulailah perjalanan Shalika di Inggris. Ia mendapatkan kesempatan untuk trial ke beberapa klub di London. Menginap di kediaman saudara di sana, Shalika menjajal peruntungan di West Ham, Arsenal, dan Chelsea.
ADVERTISEMENT
Dua yang pertama tak berjalan mulus. Urusan paspor jadi penghalang Shalika untuk bisa menimba ilmu di sana. Kemudian Chelsea, penguasa Women’s Super League, dijajalnya juga. Bayangkan saja, Shalika belajar langsung dari pemain macam Millie Bright atau Jess Carter. Tentu akan jadi pengalaman yang luar biasa.
Dan klub impian itu sejujurnya memberinya kesempatan.
Peralatan Shalika Aurelia dari Chelsea Women. Foto: Dok. Shalika Aurelia
“Waktu di Chelsea udah dikasih full scholarship. Udah dikasih baju, celana. Semua kit udah dikasih,” ujar Shalika.
Namun apa daya, paspor Indonesianya lagi-lagi menghalangi datangnya kesempatan itu. “Nggak bisa karena paspor problem gitu,” katanya. Tampak terang kekecewaan masih tersisa di balik ucapannya.
Shalika kemudian kembali ke Indonesia. Di sini, ia yang memang brilian sebagai bek mulus saja masuk ke skuad PON DKI Jakarta untuk laga PON Papua 2021. Namun, hasil memang tak mengkhianati usaha. Tawaran ke Eropa datang lagi, tepat usai laga terakhirnya di Papua. Kali ini kesempatan datang dari Negeri Spaghetti.
ADVERTISEMENT
“Dek, ini ada kesempatan buat dapet trial di Italia. Kamu mau nggak sekalian kuliah di sana?” ujar Shalika menirukan ucapan ibunya saat itu.
“Kamu balik ke Jakarta, langsung bikin visa dan berangkat ke sana,” kata ibunya lagi.
Shalika tak pikir panjang. Dua minggu di Papua, ia kembali ke Jakarta dan langsung berangkat ke Roma, Italia.
“Aku nggak bisa bahasa Italia sama sekali. Percaya diri saja, semoga ke sana…dan alhamdulillah,” katanya.
Shalika gabung Roma Calcio. Foto: Instagram/@shalika.aurelia
Di Roma, ia melakoni uji coba di tiga klub sekaligus. Namun, nasib mengantarnya ke La Magica, Roma CF, klub divisi kedua Liga Italia Wanita. Shalika dikontrak selama satu tahun, meski hanya berkesempatan main separuh musim saja.
“Di tim senior aku setengah musim kan ya, aku main 9 game dari 12. Sedangkan di tim junior, kayak lagi lawan tim besar aja kayak misalnya Fiorentina. Main tiga kali, ngegolin sekali,” ujar Shalika.
ADVERTISEMENT
Kini, Shalika kembali ke Tanah Air. Ia tengah fokus ke pemulihan cedera. “Saat aku ngerasa 100 persen (pulih), baru aku akan kontak-kontak klub. Kita lihat aja dari situ,” kata Shalika.
Ditanya apakah dia akan bermain di klub lokal apabila tahun depan Liga 1 Putri jadi kembali, Shalika terang-terangan mengemukakan keengganannya.
“Dulu sih pernah ada tawaran. Tapi aku umur 20 tahun, aku belum siap buat nyerahin mimpi aku (main) di luar negeri. I know my worth. Aku tahu bisa, in the future, di luar negeri sana. Jadi, pokoknya sampai titik terakhir, aku bakal fokus buat main di luar,” ujarnya.
Dan semoga mimpimu itu jadi kenyataan, Shalika.